KONSEP DASAR ANTROPOLOGI
Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah konsep dasar Ips dengan dosen pengampu
Anni Malihatul Hawa,
M,Pd
Disusun oleh :
Sulistiya
Tri Ningsih (130117A013)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang konsep dasar Antropologi.
Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi alam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C.
Tujuan.................................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Antropologi.........................................................................................
2
B.
Unsur Kebudayaan................................................................................................ 2
C.
Perkembangan
Kebudayaan.................................................................................. 4
D.
Keanekaragaman
Budaya Indonesia..................................................................... 6
E.
Kebudayaan yang
Tersebar di Indonesia.............................................................. 10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................................................ 17
B.
Saran...................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial
yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi
lahir atau muncul berawal dari keterkaitan orang-orang Eropa yang melihat
ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang di kenal di
Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarkat
tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama,
antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosioogi lebih menitikberatkan
pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
B.
Rumusan masalah
1.
Pengertian
Antropologi ?
2.
Unsur kebudayan
?
3.
Perkembangan
Kebudayaan ?
4.
Keanekaragaman
budaya Indonesia ?
5.
Kebudayaan yang
tersebar diIndonesia ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui dan
memahami tentang pengertian antropologi
2.
Mengetahui dan
memahami unsur kebudayan
3.
Mengetahui dan
memahami perkembangan Kebudayaan
4.
Mengetahui dan
memahami keanekaragaman budaya Indonesia
5.
Mengetahui dan memahami
kebudayaan yang tersebar di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Antropologi
Antropologi
adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya,
perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata
bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti
manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata.
Objek
dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan
prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari
manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk
membangun masyarakat itu sendiri.
B.
Unsur
kebudayan
Kluckhon
membagi system kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal. Ketujuh unsur
tersebut adalah bahasa, system pengetahuan, system organisasi sosial, system
peralatan hidup dan teknologi, system ekonomi dan mata pencaharian hidup,
system religi dan kesenian.
1.
System
Bahasa
Bahasa merupakan sarana untuk berinteraksi atau
berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi studi mengenai bahasa
disebut dengan antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia alam
membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang
diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya
sangat bergantung pada bahasa. Esensi bahasa adalah komunikasi. Jadi, bahasa
merupakan unsur universal kebudayaan yang dikembangkan oleh manusia karena
kebutuhan komunikasi dengan orang lain, baik dalam kelompok maupun di luar
kelompoknya.
2.
System
Pengetahuan
System pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di
dalam ide manusia. Sisetm pengetahuan sangat luas karena mencakup penegtahuan
manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupan. Namun yang
menjadi kajian antropologi adalah bagaimana pengetahuan mansuia digunakan untuk
mempertahankan hidupnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia
memiliki pengetahuan tentang:
a. Alam
sekitarnya,
b. Tumbuhan
yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya,
c. Binatang
yang hidup di daerah tempat tinggalnya
d. Zat-zat,
bahan mentah, dan benda-benda dlama lingkungannya,
e. Tubuh
manusia,
f. Sifat-sifat
dan tingkah laku manusia,
g. Ruang
dan waktu
3.
System
Kekerabatan dan Organisasi Sosial
System Kekerabatan dan Organisasi Sosial merupakan
upaya Antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui
berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat
kehidupannya sudah diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai
berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan dimana dia tinggal.
Kekerabatan berkaitan erat dengan perkawinan.
Perkawinan diefinisikan sebagai penyatuan dua orang yang berbeda jenis kelamin.
Namun, definisi perkawinan tersebut bisa diperluas karena aktivitas tersebut
mengandung berbagai unsur yang melibatkan kerabat luasnya.
4.
System
Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusai
akan selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu
peralatan-peralatan yang menunjang kehidupannya.
Menurut
Koentjaraningrat terdapat elapan macam system peralatan dan kebudyaan fisik
yang dimiliki oleh masyarakat tradisional, yaitu:
a. Alat-alat
Produktif
Alat-alat produktif adalah
alat-aat untuk melakasnakan suatu pekerjan berupa alat-alat sederhana .
b. Senjata
Senjata digunakan untuk
mempertahankan diri atauu melakukan aktivitas ekonomi seperti berburu dan
menangkap ikan.
c. Wadah
Wadah adalah tempat
untuk menimpan, menimbun, dan memuat barang.
d. Alat-alat
Menyalakan Api
Pada masa zaman
prasejarah, orang-orang menggunakan gesekan dua buah batu untuk menghasilkan
api, karena kemajuan zaman berkembang seiring dengan perkembangan teknologi.
e. Makanan,
Minuman, Bahan Pembangkit Gairah, dan Jamu-jamuan.
f. Pakaian
dan Tempat Perhiasan
g. Tempat
berlindung dan Perumahan
h. Alat-alat
Transportasi
5.
Sistem
Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup
System ekonomi pada
masyarakat tradisional, antara lain
Ø Berburu
dan meramu
Ø Beternak
Ø Bercocok
tanam di ladang
Ø Menangkap
ikan
Ø Bercocok
tanam menetap dengan system irigasi
Lima system mata
pencaharia tersebut merupakan jenis mata pencaharian manusia yang paling tua
dan dilakukan oleh sebagian besar masyarakat pada masa lampau.
6.
System
Religi
Kajian
antropologi dalam memahami unsur religi sebagai kebudayaan manusia tidak dapat
dipisahkan dari religion emotioni atau emosi keagamaan. Dalam system religi ada
tiga unsur yang harus dipahami, yaitu system keyakinan, system upacara
keagamaan, dan umat yang menganut religi tersebut.
7.
Kesenian
Kesenian
berkaitan dengan ekspresi keindahan yang dimiliki oleh manusia dan masyarakat.
Ekspresi rasa keindahan tersebut melahirkan berbagai bentuk seni yang
berneda-beda antara berbagai kebudayaan.
C.
Perkembangan
Kebudayaan
Kebudayaan
adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup, mengembangkan
keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan
kelengkapan jasmaninya serta sumber- sumber alam yang ada disekitarnya.
Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap
tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses penyesuaian diri mereka dengan
lingkungan.
Secara
garis besar kebudayaan Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam dua kelompok
besar, yaitu :
1. Kebudayaan
Indonesia Klasik
Para ahli kebudayaan telah mengkaji dengan sangat
cermat akan kebudayaan klasik ini. Mereka memulai dengan pengkajian kebudayaan
yang telah ditelurkan oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia. Sebagai layaknya
seorang pengkaji yang obyektif, mereka mengkaji dengan tanpa melihat
dimensi-dimensi yang ada dalam kerajaan tersebut. Mereka mempelajari semua
dimensi tanpa ada yang dikesampingkan. Adapun dimensi yang sering ada adalah
seperti agama, tarian, nyanyian, wayang kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan
hasil cipta lainnya.
2. Kebudayaan
Indonesia Modern
Seorang pengamat memberikan argumennya tentang
kebudayaan indonesia modern. Dia mengatakan bahwa kebudayaan Indonesia modern
dimulai ketika bangsa Indonesia merdeka. Bentuk dari deklarasi ini menjadikan
bangsa Indonesia tidak dalam kekangan dan tekanan. Dari sini bangsa Indonesia
mampu menciptakan rasa dan karsa yang lebih sempurna.
Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap
budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat
asli Indonesia. Ini terjadi karena adanya proses perubahan sosial seperti
Akulturasi dan Asimilasi.
Faktor-faktor Pendorong Hilangnya Budaya Indonesia :
1. Masuknya
Budaya Asing
Budaya
asing saat ini banyak mewarnai budaya Indonesia, masuknya budaya asing dinilai
sebagai salah satu penyebabnya. Contohnya adalah sebagai berikut :
a. Cara
Berpakaian
Sekarang
ini masyarakat Indonesia lebih menyukai berpakaian yang lebih terbuka seperti
bangsa barat yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat ketimuran bangsa
Indonesia yang dianggap berpakaian lebih sopan dan tertutup.
b. Alat
Musik
Perkembangan
alat musik saat ini juga dibanjiri dengan masuknya budaya asing, kita dapat
mengambil contoh dari kebudayaan asli betawi di Jakarta, pada saat ini sudah
tidak ada lagi terdengar alat musik Tanjidor musik khas dari tanah Betawi, saat
ini yang sering kita dengar adalah alat-alat musik modern yang biasanya
menggunakan tenaga listrik.
c. Permainan
Tradisional
Bahkan masuknya budaya asing juga mempengaruhi
permainan tradisional, seperti permainan gangsing, atau mobil-mobilan yang
terbuat dari kayu, congklak, bola bekel pada saat ini sudah jarang kita
temukan, yang saat ini kita temukan adalah produk-produk permainan yang berasal
dari Cina, seperti mainan mobil remote control yang berbahan baku besi atau
plastik. Serta berbagai macam yang lainnya seperti tarian, rumah adat, makanan,
adat-istiadat dan kesenian atau hiburan telah didominasi budaya asing.
2. Kurangnya
Kesadaran
Bangsa
Indonesia harus memiliki jati diri dengan cara mempertahankan nilai-nilai
budaya, saat ini masyarakat kita tidak peduli budaya yang masuk itu dapat
merusak atau tidak, namun pada kenyataannya masyarakat sekarang lebih senang
menerima budaya asing dibandingkan melestarikan budaya lokal atau tradisional,
yang sebenarnya dapat mengakibatkan hilangnya budaya Indonesia.
3. Kemajuan
Teknologi dan Peralatan Hidup
Kemajuan
teknologi juga sebagai pendorong hilangnya budaya Indonesia, contohnya adalah
pada saat ini banyak seseorang yang dituntut untuk dapat bekerja secara cepat
dan efisien, maka seseorang akan lebih memilih teknologi yang lebih maju untuk
mendukung pekerjaannya dibandingkan dengan peralatan tradisional yang labih
lambat. Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat
exploitative dan expansif dalam pelaksanaannya.
D.
Keanekaragaman
Budaya Indonesia
Keanekaragaman Suku
Budaya Setempat
1.
Keragaman Suku Bangsa di Daerah Setempat
Negara Indonesia adalah negara kepulauan.
Pulau-pulau di Indonesia berjumlah 13. 667 pulau besar dan kecil. Pulau-pulau
itu membentang dari Sabang sampai Merauke. Dahulu, orang Indonesia berasal dari
nenek moyang yang sama. Yaitu bangsa Yunan. Kemudian mereka berpencar. Karena
berada di tempat yang letaknya terpisah-pisah oleh alam baik gunung, hutan,
laut maupun sungai, maka terbentuklah berbagai suku bangsa. Suku bangsa
tersebut memiliki adat istiadat dan budaya yang berbeda satu dengan yang lain.
Secara fisik pun kadang memiliki ciri khas tersendiri.
Suku bangsa merupakan sekumpulan masyarakat yang memiliki kebiasaan dan budaya yang sama. Perlu diketahui bahwa bangsa Indonesia terdiri lebih dari 300 suku bangsa. Sebagai contoh suku di Indonesia antara lain Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Tengger, Suku Aceh, Suku Batak, Suku Asmat, Suku Dayak, Suku Bali, Suku Sasak dan lain sebagainya. Suku-suku tersebut ada yang belum banyak mendapat pengaruh budaya lain. Mereka sering dikenal sebagai suku terasing.
Suku bangsa merupakan sekumpulan masyarakat yang memiliki kebiasaan dan budaya yang sama. Perlu diketahui bahwa bangsa Indonesia terdiri lebih dari 300 suku bangsa. Sebagai contoh suku di Indonesia antara lain Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Tengger, Suku Aceh, Suku Batak, Suku Asmat, Suku Dayak, Suku Bali, Suku Sasak dan lain sebagainya. Suku-suku tersebut ada yang belum banyak mendapat pengaruh budaya lain. Mereka sering dikenal sebagai suku terasing.
2.
Keragaman Budaya di Daerah Setempat
Budaya dan kebudayaan adalah semua hasil pengolahan
akal pikiran, perasaan dan kehendak dari manusia. Akal pikiran, perasaan, dan
kehendak disebut dengan istilah cipta, rasa, dan karsa. Budaya ada yang
berbentuk fisik atau jasmani. Contohnya pakaian, rumah adat dan alat musik. Ada
pula budaya yang berbentuk non fisik atau rohani. Contohnya kepercayaan,
bahasa, adat istiadat atau tradisi dan pengetahuan. Bentuk-bentuk budaya yang
biasa terdapat di tiap suku bangsa antara lain sebagai berikut:
a.
Bahasa
Hampir
tiap suku bangsa memiliki bahasa daerah yang berbeda satu dengan lainnya.
Bahasa daerah merupakan bahasa yang digunakan dalam bahasa pergaulan
sehari-hari di suatu daerah tertentu. Di Indonesia dan Bahasa Bugis. Agar dapat
saling berkomunikasi antar suku bangsa, Indonesia memiliki bahasa nasional
yakni Bahasa Indonesia. Bahasa nasional ini berfungsi sebagai alat pemersatu
bangsa. terdapat sekitar 665 bahasa daerah. Contoh bahasa daerah adalah Bahasa
Bali, Bahasa Madura, Bahasa Batak, Bahasa Jawa dan Bahasa Bugis. Agar dapat
saling berkomunikasi antar suku bangsa, Indonesia memiliki bahasa nasional
yakni Bahasa Indonesia. Bahasa nasional ini berfungsi sebagai alat pemersatu
bangsa.
b.
Sistem kemasyarakatan
Sistem
kemasyarakatan meliputi kelompok atau organisasi, hubungan kekerabatan,
peraturan-peraturan dan hukum. Kelompok atau organisasi. Pada dasarnya manusia
selalu membutuhkan dan tidak dapat hidup sendiri. Oleh sebab itu di tiap suku
atau daerah biasanya terdapat kelompok-kelompok atau organisasi. Suatu kelompok
dipimpin oleh seseorang yang dihormati dan disegani. Pemimpin ini disebut
kepala adat atau kepala suku. Kepala adatlah yang biasanya memimpin
upacara-upacara adat.
Hubungan
kekerabatan, Masyarakat di daerah-daerah biasanya juga memiliki hubungan
kekerabatan tertentu yang kadang berbeda satu sama lain. Misalnyadi daerah
Minangkabau hubungan kekerabatan didasarkan pada garis ibu yang disebut
Matrilineal. Sedangkan di Jawa hubungan kekerabatan didasarkan pada garis ayah yang
disebut Patrilineal.
Peraturan
dan hukum, Di tiap suku bangsa biasanya terdapat peraturan atau hukum.
Peraturan ini ada yang tertulis ada yang tidak tertulis. Peraturan ini sering
disebut sebagai hukum adat. Di daerah tertentu hukum adat masih sangat ditaati
oleh masyarakat. Misalnya di masyarakat Kampung Naga, terdapat peraturan setiap
ada penduduk yang lahir harus disertai dengan adanya orang yang keluar dari
desa. Peraturan ini membuat jumlah penduduk di desa ini selalu tetap.
c.
Rumah adat
Di
tiap daerah atau suku bangsa biasanya memiliki rumah adat yang khas. Namun
seiring dengan perkembangan jaman, rumah-rumah adat ini biasanya sulit kita
temukan di daerah perkotaan. Kita dapat melihat seluruh rumah adat yang ada di
Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Contoh rumah adat adalah
Rumah Joglo di Jawa Tengah, Rumah Honai di Papua, Rumah Gadang di Sumatera
Barat dan rumah Tongkonan di Sulawesi Selatan.
d.
Upacara adat
Upacara
adat merupakan upacara yang berhubungan dengan adat istiadat atau tradisi
masyarakat. Upacara adat berkaitan erat dengan kepercayaan suatu masyarakat.
Upacara adat ada yang dilakukan secara sederhana. Namun ada pula yang dilakukan
secara mewah dan dengan biaya yang sangat besar. Contoh upacara adat adalah
Upacara Kasodo (Suku Tengger, Jawa Timur), Upacara Lompat Batu (Suku Nias),
Upacara Grebeg Suro (Jawa Tengah) dan sebagainya. Saat ini banyak masyarakat
yang tidak melakukan upacara adat. Hal ini antara lain disebabkan oleh semakin
berkembangnya pemikiran, agama dan kepercayaan. Selain itu masyarakat saat ini
lebih memilih hal-hal yang praktis dan cepat. Karena upacara adat dianggap
terlalu lama dan bertele-tele. Meski demikian masyarakat yang tidak
melaksanakan tetap menghargai dan menghormati mereka yang melaksanakan.
e.
Pakaian adat
Hampir
semua daerah di Indonesia mempunyai pakaian adat sendiri. Warna dan rancangan
pakaiannya sangat indah. Pakaian khas tersebut selain indah juga mempunyai arti
tertentu. Untuk saat ini pakaian adat banyak yang tidak dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Biasanya pakaian adat digunakan saat upacara adat, upacara
perkawinan dan saat memperagakan tarian atau pertunjukan daerah.
f.
Senjata tradisional
Dahulu
senjata tradisional sering digunakan untuk memotong, berburu, dan berperang.
Saat ini senjata tradisional lebih banyak digunakan sebagai hiasan atau
pelengkap pakaian adat. Contoh senjata tradisional adalah Senjata Badik
(Betawi), Rencong (Aceh), Keris (Jawa) dan Mandau (Kalimantan).
g.
Kesenian
Bentuk-bentuk kesenian
sangat banyak, antara lain:
1.
Tarian tradisional
Contoh
tarian tradisional atau adat adalah Tari Serimpi (Jawa Tengah), Tari Kecak
(Bali), Tari Saman (Aceh), Tari Cakalele (Maluku) dan Tari Piring
(Minangkabau). Tarian adat sering ditampilkan dalam upacara perkawinan, upacara
adat, menyambut tamu atau dalam pertunjukan seni. Saat ini tarian tradisional
sudah banyak dikombinasikan dengan tarian modern.
2.
Seni musik tradisional
Seni
musik tradisonal menggunakan alat musik tradisonal pula. Alat musik tradisional
digunakan untuk mengiringi lagu daerah. Alat musik tradisional di Indonesia
cukup banyak. Contohnya adalah alat musik Gamelan dari Jawa Tengah dan Jawa
Timur, Tifa dari Papua, dan Angklung dari Jawa Barat. Saat ini seni musik
tradisional juga sudah banyak dikombinasikan dengan seni musik modern.
3.
Seni pertunjukan
Seni
pertunjukan sama halnya dengan seni pentas. Negara kita juga kaya akan seni
pertunjukan. Contoh seni pertunjukan antara lain Ketoprak dan Wayang Kulit dari
Jawa Tengah dan Jawa Timur, Lenong dari Betawi dan Mamanda dari Kalimantan
Selatan.
4.
Lagu daerah
Indonesia
kaya akan lagu daerah. Lagu daerah dinyanyikan dengan bahasa daerah. Lagu-lagu
daerah banyak yang tidak diketahui siapa pengarangnya. Contoh lagu daerah
adalah Bungong Jeumpa dari Aceh, Lir Ilir dari Jawa, Bubuy Bulan dari Sunda,
Ampar-ampar Pisang dari Kalimantan Selatan, dan Apuse dari Papua. Bisakah kamu menyanyikan
lagu daerahmu?
5.
Cerita rakyat
Cerita
rakyat merupakan cerita yang berkembang turun temurun di masyarakat. Cerita
rakyat ada yang merupakan sejarah ada pula yang merupakan karangan. Cerita
rakyat yang merupakan karangan biasanya tidak diketahui pengarangnya. Contoh
cerita rakyat antara lain Sangkuriang (Jawa Barat), Malinkundang (Minangkabau),
Putri Cendana (Nusa Tenggara), Kleting Kuning dan Keong Emas (Jawa).
6.
Pentingnya Persatuan dalam Keragaman
Negara kita juga
memiliki alat-alat pemersatu bangsa yang lain, yakni:
1.
Dasar Negara Pancasila
2.
Bendera Merah Putih sebagai bendera
kebangsaan
3.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
dan bahasa persatuan
4.
Lambang Negara Burung Garuda
5.
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
6.
Lagu-lagu perjuangan
Persatuan dalam
keragaman memiliki arti yang sangat penting. Persatuan dalam keragaman harus
dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal sebagai
berikut :
1.
Kehidupan yang serasi, selaras dan
seimbang
2.
Pergaulan antarsesama yang lebih akrab
3.
Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber
masalah
4.
Pembangunan berjalan lancar
Sikap yang perlu
dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman antara lain:
1.
Tidak memandang rendah suku atau budaya
yang lain
2.
Tidak menganggap suku dan budayanya
paling tinggi dan paling baik
3.
Menerima keragaman suku bangsa dan
budaya sebagai kekayaanbangsa yang tak ternilai harganya
4.
Lebih mengutamakan negara daripada
kepentingan daerah atau suku masing-masing
E.
Kebudayaan
yang Tersebar di Indonesia
Indonesia
ialah negara yang sangat kaya kebudayaan. Setiap pulau yang terdiri atas
beberapa provinsi mempunyai kebudayaan yang berbeda. Tiap suku bangsa memiliki
bahasa, rumah adat, tarian, lagu daerah, baju adat, upacara adat, makanan
tradisional, dll. Seperti yang tertulis di bawah ini, kita akan coba bahas
macam-macam budaya Indonesia:
1. Macam-macam Budaya di Pulau
Sumatera
Pulau
yang mendapat julukan Suwarnadwipa (pulau emas) atau Suwarnabhumi (tanah emas),
keunikan macam-macam budayanya dapat kita lihat di bawah ini.
a.
Rumah
Adat
Aceh : Rumoh Aceh
Sumatera
Utara : Jabo Balon
Sumatera
Barat : Rumah Gadang
Sumatera
Selatan : Rumah Limas
Riau : Rumah Adat Melayu
Selaso Jatuh Kembar, Lontiok
Jambi :
Rumah Panggung
Lampung : Nuwo Sesaat
Bengkulu : Bubungan Limas
b.
Tarian
Aceh : Tari Bines, Didong,
Tari Guel, Tari Mesekat,
Tari
Rateb Meuseukat, Tari Saman, Tari
Seudati, Tari Laweut, Tari Likok Pulo, Tari
Pho, Tari Rapa'i Geleng, Tari Ula-ula Lembing, dan Tari Pukat.
Sumatera
Utara : Tortor, Tari Sapu Tangan, Tari Adok, Tari
Anak, Tari Pahlawan, Tari Lagu Duo, Tari
Perak, dan Famaena.
Sumatera
Barat : Tari Piring, Tari Payung, Tari Indang, Tari
Pasambahan, dan Tari Lilin.
Riau :
Zapin, Rentak Bulian dan Serampang Dua
Belas.
Kepulauan
Riau : Madah
Gurindam'
Jambi :
Sekapur Sirih, Selampit Delapan, dan
Rangguk.
Bengkulu : Tari
Andun, Bidadei Teminang, dan Tari Kejei.
Sumatera
Selatan :
Gending Sriwijaya, Bekhusek, Tanggai
Kepulauan
Bangka Belitung : Tari Campak.
Lampung :
Bandana, Sembah, Tayuhan, Sigegh, dan Labu
Kayu.
c.
Lagu
Aceh : B ungong Jeumpa dan
Lembah Alas.
Sumatera
Utara : Piso Surit, Anju Ahu, Bungo
Bangso, Cikala Le Pongpong,
Bungo
Bangso, Butet, Dago Inang Sarge, Lisoi, Madekdek Magambiri, Mariam Tomong,
Nasonang Dohita Nadua, Rambadia, Sengko-Sengko, Siboga Tacinto, Sinanggar Tulo,
Sing Sing So, dan Tapian Nauli.
Riau : Soleram, Kebangkitan
Melayu, Tanjung Katung, Bungo
Cempako,
Lancang kuning, Ayam Putih Pungguk, Makan Sirih, Uyang Bagan Tak Ondak Belaya,
Mak Long, Tuanku Tambusai, Pak Ngah Balek, Puteri Tujuh, Dedap Durhaka, dan
Kutang Barendo.
Sumatera
Barat : Ayam Den Lapeh, Barek Solok,
Dayung Palinggam,
Kambanglah
Bungo, Kampuang Nan Jauh Di Mato, Ka Parak Tingga, Malam Baiko, Kampuang yang
Jauh di Mato, Kambanglah Bungo, Indang Sungai Garinggiang, dan Rang Talu.
Sumatera
Selatan : Cuk Mak Ilang, Dek Sangke,
Gending Sriwijaya, Kabile-bile,
dan Tari
Tanggai.
Jambi : Batanghari, Soleram,
Injit-Injit Semut, Pinang Muda, dan
Selendang Mayang.
Bengkulu : Lalan Belak.
Lampung : Lipang Lepangdang.
2. Macam-macam Budaya di Pulau Jawa
dan Bali
Pulau
Jawa mendapat julukan Jawadwipa (pulau padi). Terdapat beberapa provinsi di
pulau tersebut dan banyak keanegaraman budayanya. Macam-macam budaya Indonesia
di Pulau Jawa dan Bali ialah sebagai berikut.
a.
Rumah
Adat
Jawa
Tengah : Joglo
Jawa
Timur : Joglo
DI
Yogyakarta : Joglo
Jawa
Barat : Kasepuhan
Bali : Natar
b.
Tarian
DKI
Jakarta: Topeng dan Yapong.
Jawa
Barat : Bangbarongan,
Bengberokan, Jaipongan, Tari Cikeruhan, Tari
Topeng
Cirebon, Tari Topeng Priangan, Kuda lumping, dan
Reog
(Sunda).
Jawa
Tengah : Ebeg, Topeng Ireng,
Kuda lumping, Tari Topeng Sinok, Tari
Topeng Brebes, dan Reog (Banjarharjo).
Jawa
Timur : Tari Remo, Kuda
lumping, Reog (Ponorogo)
Yogyakarta : Tari Golek Menak dan Kuda
lumping.
Bali : Joged Bumbung,
Gambuh, Kecak, Legong, Sanghyang, Tari
Bali, Tari Jangger, Tari Pendet, dan Tari Rejang.
c.
Lagu
Jakarta : Kicir-kicir, Jali-jali,
Lenggang Kangkung, Keroncong
Kemayoran, Surilang, dan Terang Bulan .
Jawa
Barat : Bubuy Bulan, Cing
Cangkeling, Es Lilin, Karatagan
Pahlawan,
Manuk Dadali, Panon Hideung, Peuyeum
Bandung, Pileuleuyan, dan Tokecang.
Banten : Dayung Sampan.
Jawa
Timur : Keraban Sape dan
Tanduk Majeng.
Jawa
Tengah : Gambang Suling, Gek
Kepriye, Gundul Pacul, Ilir-ilir,
Jamuran, Bapak Pucung, Yen Ing Tawang Ono
Lintang,
Stasiun Balapan.
Yogyakarta : Pitik Tukung, Sinom, Suwe Ora
Jamu, Te Kate Dipanah.
Bali : Mejangeran dan Ratu
Anom.
3. Macam-macam Budaya di Pulau
Kalimantan dan Nusa Tenggara
Pulau
ini mendapat julukan Warunadwipa yang artinya 'Pulau Dewa Laut'. Beberapa
istilah yang dulu digunakan buat Pulau Kalimantan. Tidak kalah dengan dua pulau
yang telah kita bicarakan di atas, Kalimantan memiliki karakteristik khas
budaya sendiri.
a.
Rumah
Adat
Kalimantan
Barat : Rumah Panjang
Kalimantan
Timur : Rumah Lamin
Kalimantan
Tengah : Rumah Bentang
Kalimantan
Selatan : Rumah
Banjar
Nusa
Tenggara Barat : Dalam Tempat
Samawa
Nusa
Tenggara Timur : Sao Ata Nusa
Lakitana
b.
Tarian
Nusa
Tenggara Timur : Caci, Caci Melo,
Likurai, Bidu, Tebe, Bonet, Pado'a,
dan
Rokatenda.
Kalimantan : Tari Banjar, Tari
Kanjar, Manasai, Tari Pedang, Tari
Giring-Giring,
Tari Pala, Tari Pinggan, dan Tari Hudog.
Nusa
Tenggara Barat : Oncer Batu
Gandrung.
Nusa
Tenggara Timur : Oha dan
Lego-lego.
c.
Lagu
Kalimantan
Barat : Cik-Cik Periuk, Cak
Uncang, Batu Ballah, Alok
Galing,
Tandak Sambas , Sungai Sambas Kebanjiran, dan Alon-Alon .
Kalimantan
Timur : Indung-Indung.
Kalimantan
Tengah : Kalayar dan Pulau
Lempang .
Kalimantan
Selatan :
Ampar-Ampar Pisang, Paris Barantai, dan Saputangan
Bapuncu Ampat .
Nusa
Tenggara Barat : Helele U Ala De
Teang, Moree, Orlen-Orlen, Pai
Mura Rame, Tebe Onana, dan Tutu Koda .
Nusa
Tenggara Timur : Anak Kambing
Saya, Oras Loro Malirin, Sonbilo,
Tebe
Onana, Ofalangga, Do Hawu, Bolelebo, Lewo Ro Piring Sina, Bengu Re Le Kaju, Aku
Retang, Gaila Ruma Radha, Desaku, Flobamora, dan Pangkas Bebek Angsa .
4. Macam-macam Budaya di Pulau
Sulawesi dan Maluku
Sulawesi syahdan berasal dari kata sula
yang berarti 'pulau dan besi', sedangkan orang Arab menyebut Sulawesi dengan
nama Sholibis. Maluku memiliki nama orisinil "Jazirah al-Mulk" yang
artinya 'kumpulan/semenanjung kerajaan yang terdiri dari kerajaan-kerajaan
kecil'. Maluku dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki
keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang berlimpah.
Orang Belanda menyebutnya sebagai 'the
three golden from the east' (tiga emas dari timur) yakni Ternate, Banda, dan
Ambon. Sebelum kedatangan Belanda, penulis dan tabib Portugis, Tome Pirez menulis
buku 'Summa Oriental' yang telah melukiskan tentang Ternate, Ambon, dan Banda
sebagai 'the spices island'.
Berikut
budaya-budaya di Sulawesi dan Maluku.
a.
Rumah
Adat
Sulawesi
Utara : Baolaang Mongandow
Sulawesi
Tenggara : Laikos
Sulawesi
Tengah : Sauraja
Sulawesi
Selatan : Tongkonan (Tana Toraja),
Bola Soba (Bugis Bone), dan Balla
Lompoa (Makassar Gowa)
Maluku : Baileo
b.
Tarian
Sulawesi
Utara : Maengket dan
Polopalo
Sulawesi
Tengah : Dero
Sulawesi
Selatan : Pajoge, Tari
Pakarena, Tarian Anging Mamiri, dan
Tari Padduppa
Sulawesi
Tenggara : Tari Malulo
Gorontalo : Tari Saronde, Tari
Elengge, Tari Dana-Dana, Tari
Polopalo, dan Tari Pore-Pore
Maluku
dan Maluku Utara : Cakalele, Orlapei, dan
Katreji
c.
Lagu
Sulawesi
Tengah : Tondok Kadadingku, Tope Tugu
Sulawesi
Barat : Bulu Londong, Malluya,
Io-Io, Ma'pararuk
Sulawesi
Selatan : Angin Mamiri, Pakarena,
Sulawesi Parasanganta, Ma
Rencong.
Sulawesi
Utara : Esa Mokan, O Ina Ni Keke, Si
Patokaan, dan Sitara Tillo.
Sulawesi
Tenggara : Peia Tawa-Tawa
Gorontalo : Hulondalo li Pu'u , Bulalo Lo
Limutu , dan Wanu Mamo
Leleyangi
Maluku : Rasa Sayang-sayange, Ayo
Mama, Buka Pintu, Burung
Tantina,
Goro-Gorone, Huhatee, Kole-Kole, Mande-Mande, Ole Sioh, O Ulate, Sarinande, dan Tanase
5. Macam-macam Budaya di Papua
Meski
dari segi kebudayaan Papua memang sedikit berbeda dengan pulau lainnya, tetapi
eksistensi kebudayaannya cukup menarik dan unik.
a.
Rumah
Adat
Honai,
Rumah Kariwari
b.
Tarian
Perang,
Musyoh, dan Yosim Pancar
c. Lagu
Apuse
dan Yamko Rambe Yamko
Budaya
daerah ini merupakan karakteristik khas setiap daerah yang seharusnya menjadi
tangggung jawab kita bersama buat dapat melestarikannya sebab macam-macam
budaya Indonesia ini dapat saja punah. Bahkan, budaya ini mungkin saja diakui
oleh negara lain sebagai budayanya. Mulai dari sekarang marilah kita lestarikan
macam-macam budaya Indonesia demi kelestarian budaya di masa yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Antropologi
berasal dari kata Yunani yaitu anthropos
yang berarti “manusia” atau “orang” dan logos
yang berarti ilmu. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang
mempelajari tenyang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Di antara ilmu-ilmu
sosial, dan alamiah, antropologi memiliki kedudukan, tujuan, manfaat yang unik
karena bertujuan dan bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-penjelasan tentang
perilaku manusia dan perilakunya di semua masyarakat.
Objek
kajian sosial adalah masyarakat manusia terutama dari sudut hubungan antar
manusia dan proses-proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat.
Dalam antropologi budaya mempelajari gambaran tentang perilaku manusia dan
konteks sosial budayanya.
B.
Saran
Bagi
kita dan generasi yang akan datang sudah sepatutnya untuk memahami, memecahkan
dan menelaah secara kritis dan rasional tentang berbagai fenomena sosial budaya
yang terjadi di indonesia. Kami selaku pembuat makalah meminta maaf apabila ada
kesalahan penulisan pada makalah antropologi. Kritik dan saran anda sangat
bermanfaat bagi kami.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anekamakalah.com/2012/11/makalah-konsep-dasar-antropologi.html
(diakses pada tanggal 21 November 2017 pukul 11.00)
https://www.binasyifa.com/649/75/26/macam-macam-budaya-indonesia.html
(diakses pada tanggal 21 November 2017 pukul 11.32)