Tuesday, January 23, 2018

makalah konsep dasar antropologi pgsd



KONSEP DASAR ANTROPOLOGI



Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar Ips dengan dosen pengampu
Anni Malihatul Hawa, M,Pd


Disusun oleh :

 Sulistiya Tri Ningsih                            (130117A013)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2017



 


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang  konsep dasar Antropologi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi alam pembuatan  makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.  Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.













DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................     i
DAFTAR ISI...................................................................................................................    ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang......................................................................................................    1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................    1
C.     Tujuan....................................................................................................................    1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Antropologi.........................................................................................   2
B.     Unsur Kebudayaan................................................................................................    2
C.     Perkembangan Kebudayaan..................................................................................    4
D.    Keanekaragaman Budaya Indonesia.....................................................................    6
E.     Kebudayaan yang Tersebar di Indonesia.............................................................. 10
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................................ 17
B.     Saran...................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 18







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari keterkaitan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang di kenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarkat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosioogi lebih menitikberatkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

B.     Rumusan masalah
1.      Pengertian Antropologi ?
2.      Unsur kebudayan ?
3.      Perkembangan Kebudayaan ?
4.      Keanekaragaman budaya Indonesia ?
5.      Kebudayaan yang tersebar diIndonesia ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui dan memahami tentang pengertian antropologi
2.      Mengetahui dan memahami unsur kebudayan
3.      Mengetahui dan memahami perkembangan Kebudayaan
4.      Mengetahui dan memahami keanekaragaman budaya Indonesia
5.      Mengetahui dan memahami kebudayaan yang tersebar di Indonesia





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Antropologi
Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata.
Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.

B.     Unsur kebudayan
Kluckhon membagi system kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal. Ketujuh unsur tersebut adalah bahasa, system pengetahuan, system organisasi sosial, system peralatan hidup dan teknologi, system ekonomi dan mata pencaharian hidup, system religi dan kesenian.
1.    System Bahasa
Bahasa merupakan sarana untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi studi mengenai bahasa disebut dengan antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia alam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Esensi bahasa adalah komunikasi. Jadi, bahasa merupakan unsur universal kebudayaan yang dikembangkan oleh manusia karena kebutuhan komunikasi dengan orang lain, baik dalam kelompok maupun di luar kelompoknya.
2.    System Pengetahuan
System pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sisetm pengetahuan sangat luas karena mencakup penegtahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupan. Namun yang menjadi kajian antropologi adalah bagaimana pengetahuan mansuia digunakan untuk mempertahankan hidupnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan tentang:
a.    Alam sekitarnya,
b.    Tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya,
c.    Binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya
d.   Zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dlama lingkungannya,
e.    Tubuh manusia,
f.     Sifat-sifat dan tingkah laku manusia,
g.    Ruang dan waktu
3.    System Kekerabatan dan Organisasi Sosial
System Kekerabatan dan Organisasi Sosial merupakan upaya Antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya sudah diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan dimana dia tinggal.
Kekerabatan berkaitan erat dengan perkawinan. Perkawinan diefinisikan sebagai penyatuan dua orang yang berbeda jenis kelamin. Namun, definisi perkawinan tersebut bisa diperluas karena aktivitas tersebut mengandung berbagai unsur yang melibatkan kerabat luasnya.
4.    System Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusai akan selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu peralatan-peralatan yang menunjang kehidupannya.
Menurut Koentjaraningrat terdapat elapan macam system peralatan dan kebudyaan fisik yang dimiliki oleh masyarakat tradisional, yaitu:
a.    Alat-alat Produktif
Alat-alat produktif adalah alat-aat untuk melakasnakan suatu pekerjan berupa alat-alat sederhana .
b.    Senjata
Senjata digunakan untuk mempertahankan diri atauu melakukan aktivitas ekonomi seperti berburu dan menangkap ikan.
c.    Wadah
Wadah adalah tempat untuk menimpan, menimbun, dan memuat barang.


d.   Alat-alat Menyalakan Api
Pada masa zaman prasejarah, orang-orang menggunakan gesekan dua buah batu untuk menghasilkan api, karena kemajuan zaman berkembang seiring dengan perkembangan teknologi.
e.    Makanan, Minuman, Bahan Pembangkit Gairah, dan Jamu-jamuan.
f.     Pakaian dan Tempat Perhiasan
g.    Tempat berlindung dan Perumahan
h.    Alat-alat Transportasi
5.    Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup
System ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain
Ø  Berburu dan meramu
Ø  Beternak
Ø  Bercocok tanam di ladang
Ø  Menangkap ikan
Ø  Bercocok tanam menetap dengan system irigasi
Lima system mata pencaharia tersebut merupakan jenis mata pencaharian manusia yang paling tua dan dilakukan oleh sebagian besar masyarakat pada masa lampau.
6.    System Religi
Kajian antropologi dalam memahami unsur religi sebagai kebudayaan manusia tidak dapat dipisahkan dari religion emotioni atau emosi keagamaan. Dalam system religi ada tiga unsur yang harus dipahami, yaitu system keyakinan, system upacara keagamaan, dan umat yang menganut religi tersebut.
7.    Kesenian
Kesenian berkaitan dengan ekspresi keindahan yang dimiliki oleh manusia dan masyarakat. Ekspresi rasa keindahan tersebut melahirkan berbagai bentuk seni yang berneda-beda antara berbagai kebudayaan.

C.    Perkembangan Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup, mengembangkan keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan kelengkapan jasmaninya serta sumber- sumber alam yang ada disekitarnya. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses penyesuaian diri mereka dengan lingkungan.
Secara garis besar kebudayaan Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam dua kelompok besar, yaitu :
1.   Kebudayaan Indonesia Klasik
Para ahli kebudayaan telah mengkaji dengan sangat cermat akan kebudayaan klasik ini. Mereka memulai dengan pengkajian kebudayaan yang telah ditelurkan oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia. Sebagai layaknya seorang pengkaji yang obyektif, mereka mengkaji dengan tanpa melihat dimensi-dimensi yang ada dalam kerajaan tersebut. Mereka mempelajari semua dimensi tanpa ada yang dikesampingkan. Adapun dimensi yang sering ada adalah seperti agama, tarian, nyanyian, wayang kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan hasil cipta lainnya.
2.   Kebudayaan Indonesia Modern
Seorang pengamat memberikan argumennya tentang kebudayaan indonesia modern. Dia mengatakan bahwa kebudayaan Indonesia modern dimulai ketika bangsa Indonesia merdeka. Bentuk dari deklarasi ini menjadikan bangsa Indonesia tidak dalam kekangan dan tekanan. Dari sini bangsa Indonesia mampu menciptakan rasa dan karsa yang lebih sempurna.
Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Ini terjadi karena adanya proses perubahan sosial seperti Akulturasi dan Asimilasi.
Faktor-faktor Pendorong Hilangnya Budaya Indonesia :
1.    Masuknya Budaya Asing
Budaya asing saat ini banyak mewarnai budaya Indonesia, masuknya budaya asing dinilai sebagai salah satu penyebabnya. Contohnya adalah sebagai berikut :
a.    Cara Berpakaian
Sekarang ini masyarakat Indonesia lebih menyukai berpakaian yang lebih terbuka seperti bangsa barat yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat ketimuran bangsa Indonesia yang dianggap berpakaian lebih sopan dan tertutup.
b.    Alat Musik
Perkembangan alat musik saat ini juga dibanjiri dengan masuknya budaya asing, kita dapat mengambil contoh dari kebudayaan asli betawi di Jakarta, pada saat ini sudah tidak ada lagi terdengar alat musik Tanjidor musik khas dari tanah Betawi, saat ini yang sering kita dengar adalah alat-alat musik modern yang biasanya menggunakan tenaga listrik.

c.    Permainan Tradisional
 Bahkan masuknya budaya asing juga mempengaruhi permainan tradisional, seperti permainan gangsing, atau mobil-mobilan yang terbuat dari kayu, congklak, bola bekel pada saat ini sudah jarang kita temukan, yang saat ini kita temukan adalah produk-produk permainan yang berasal dari Cina, seperti mainan mobil remote control yang berbahan baku besi atau plastik. Serta berbagai macam yang lainnya seperti tarian, rumah adat, makanan, adat-istiadat dan kesenian atau hiburan telah didominasi budaya asing.
2.    Kurangnya Kesadaran
Bangsa Indonesia harus memiliki jati diri dengan cara mempertahankan nilai-nilai budaya, saat ini masyarakat kita tidak peduli budaya yang masuk itu dapat merusak atau tidak, namun pada kenyataannya masyarakat sekarang lebih senang menerima budaya asing dibandingkan melestarikan budaya lokal atau tradisional, yang sebenarnya dapat mengakibatkan hilangnya budaya Indonesia.
3.    Kemajuan Teknologi dan Peralatan Hidup
Kemajuan teknologi juga sebagai pendorong hilangnya budaya Indonesia, contohnya adalah pada saat ini banyak seseorang yang dituntut untuk dapat bekerja secara cepat dan efisien, maka seseorang akan lebih memilih teknologi yang lebih maju untuk mendukung pekerjaannya dibandingkan dengan peralatan tradisional yang labih lambat. Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative dan expansif dalam pelaksanaannya.

D.    Keanekaragaman Budaya Indonesia
Keanekaragaman Suku Budaya Setempat
1.    Keragaman Suku Bangsa di Daerah Setempat
Negara Indonesia adalah negara kepulauan. Pulau-pulau di Indonesia berjumlah 13. 667 pulau besar dan kecil. Pulau-pulau itu membentang dari Sabang sampai Merauke. Dahulu, orang Indonesia berasal dari nenek moyang yang sama. Yaitu bangsa Yunan. Kemudian mereka berpencar. Karena berada di tempat yang letaknya terpisah-pisah oleh alam baik gunung, hutan, laut maupun sungai, maka terbentuklah berbagai suku bangsa. Suku bangsa tersebut memiliki adat istiadat dan budaya yang berbeda satu dengan yang lain. Secara fisik pun kadang memiliki ciri khas tersendiri.
Suku bangsa merupakan sekumpulan masyarakat yang memiliki kebiasaan dan budaya yang sama. Perlu diketahui bahwa bangsa Indonesia terdiri lebih dari 300 suku bangsa. Sebagai contoh suku di Indonesia antara lain Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Tengger, Suku Aceh, Suku Batak, Suku Asmat, Suku Dayak, Suku Bali, Suku Sasak dan lain sebagainya. Suku-suku tersebut ada yang belum banyak mendapat pengaruh budaya lain. Mereka sering dikenal sebagai suku terasing.
2.    Keragaman Budaya di Daerah Setempat
Budaya dan kebudayaan adalah semua hasil pengolahan akal pikiran, perasaan dan kehendak dari manusia. Akal pikiran, perasaan, dan kehendak disebut dengan istilah cipta, rasa, dan karsa. Budaya ada yang berbentuk fisik atau jasmani. Contohnya pakaian, rumah adat dan alat musik. Ada pula budaya yang berbentuk non fisik atau rohani. Contohnya kepercayaan, bahasa, adat istiadat atau tradisi dan pengetahuan. Bentuk-bentuk budaya yang biasa terdapat di tiap suku bangsa antara lain sebagai berikut:
a.    Bahasa
Hampir tiap suku bangsa memiliki bahasa daerah yang berbeda satu dengan lainnya. Bahasa daerah merupakan bahasa yang digunakan dalam bahasa pergaulan sehari-hari di suatu daerah tertentu. Di Indonesia dan Bahasa Bugis. Agar dapat saling berkomunikasi antar suku bangsa, Indonesia memiliki bahasa nasional yakni Bahasa Indonesia. Bahasa nasional ini berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa. terdapat sekitar 665 bahasa daerah. Contoh bahasa daerah adalah Bahasa Bali, Bahasa Madura, Bahasa Batak, Bahasa Jawa dan Bahasa Bugis. Agar dapat saling berkomunikasi antar suku bangsa, Indonesia memiliki bahasa nasional yakni Bahasa Indonesia. Bahasa nasional ini berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa.
b.    Sistem kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan meliputi kelompok atau organisasi, hubungan kekerabatan, peraturan-peraturan dan hukum. Kelompok atau organisasi. Pada dasarnya manusia selalu membutuhkan dan tidak dapat hidup sendiri. Oleh sebab itu di tiap suku atau daerah biasanya terdapat kelompok-kelompok atau organisasi. Suatu kelompok dipimpin oleh seseorang yang dihormati dan disegani. Pemimpin ini disebut kepala adat atau kepala suku. Kepala adatlah yang biasanya memimpin upacara-upacara adat.
Hubungan kekerabatan, Masyarakat di daerah-daerah biasanya juga memiliki hubungan kekerabatan tertentu yang kadang berbeda satu sama lain. Misalnyadi daerah Minangkabau hubungan kekerabatan didasarkan pada garis ibu yang disebut Matrilineal. Sedangkan di Jawa hubungan kekerabatan didasarkan pada garis ayah yang disebut Patrilineal.
Peraturan dan hukum, Di tiap suku bangsa biasanya terdapat peraturan atau hukum. Peraturan ini ada yang tertulis ada yang tidak tertulis. Peraturan ini sering disebut sebagai hukum adat. Di daerah tertentu hukum adat masih sangat ditaati oleh masyarakat. Misalnya di masyarakat Kampung Naga, terdapat peraturan setiap ada penduduk yang lahir harus disertai dengan adanya orang yang keluar dari desa. Peraturan ini membuat jumlah penduduk di desa ini selalu tetap.
c.    Rumah adat
Di tiap daerah atau suku bangsa biasanya memiliki rumah adat yang khas. Namun seiring dengan perkembangan jaman, rumah-rumah adat ini biasanya sulit kita temukan di daerah perkotaan. Kita dapat melihat seluruh rumah adat yang ada di Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Contoh rumah adat adalah Rumah Joglo di Jawa Tengah, Rumah Honai di Papua, Rumah Gadang di Sumatera Barat dan rumah Tongkonan di Sulawesi Selatan.
d.   Upacara adat
Upacara adat merupakan upacara yang berhubungan dengan adat istiadat atau tradisi masyarakat. Upacara adat berkaitan erat dengan kepercayaan suatu masyarakat. Upacara adat ada yang dilakukan secara sederhana. Namun ada pula yang dilakukan secara mewah dan dengan biaya yang sangat besar. Contoh upacara adat adalah Upacara Kasodo (Suku Tengger, Jawa Timur), Upacara Lompat Batu (Suku Nias), Upacara Grebeg Suro (Jawa Tengah) dan sebagainya. Saat ini banyak masyarakat yang tidak melakukan upacara adat. Hal ini antara lain disebabkan oleh semakin berkembangnya pemikiran, agama dan kepercayaan. Selain itu masyarakat saat ini lebih memilih hal-hal yang praktis dan cepat. Karena upacara adat dianggap terlalu lama dan bertele-tele. Meski demikian masyarakat yang tidak melaksanakan tetap menghargai dan menghormati mereka yang melaksanakan.
e.    Pakaian adat
Hampir semua daerah di Indonesia mempunyai pakaian adat sendiri. Warna dan rancangan pakaiannya sangat indah. Pakaian khas tersebut selain indah juga mempunyai arti tertentu. Untuk saat ini pakaian adat banyak yang tidak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya pakaian adat digunakan saat upacara adat, upacara perkawinan dan saat memperagakan tarian atau pertunjukan daerah.
f.     Senjata tradisional
Dahulu senjata tradisional sering digunakan untuk memotong, berburu, dan berperang. Saat ini senjata tradisional lebih banyak digunakan sebagai hiasan atau pelengkap pakaian adat. Contoh senjata tradisional adalah Senjata Badik (Betawi), Rencong (Aceh), Keris (Jawa) dan Mandau (Kalimantan).
g.    Kesenian
Bentuk-bentuk kesenian sangat banyak, antara lain:
1.    Tarian tradisional
Contoh tarian tradisional atau adat adalah Tari Serimpi (Jawa Tengah), Tari Kecak (Bali), Tari Saman (Aceh), Tari Cakalele (Maluku) dan Tari Piring (Minangkabau). Tarian adat sering ditampilkan dalam upacara perkawinan, upacara adat, menyambut tamu atau dalam pertunjukan seni. Saat ini tarian tradisional sudah banyak dikombinasikan dengan tarian modern.
2.    Seni musik tradisional
Seni musik tradisonal menggunakan alat musik tradisonal pula. Alat musik tradisional digunakan untuk mengiringi lagu daerah. Alat musik tradisional di Indonesia cukup banyak. Contohnya adalah alat musik Gamelan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, Tifa dari Papua, dan Angklung dari Jawa Barat. Saat ini seni musik tradisional juga sudah banyak dikombinasikan dengan seni musik modern.
3.    Seni pertunjukan
Seni pertunjukan sama halnya dengan seni pentas. Negara kita juga kaya akan seni pertunjukan. Contoh seni pertunjukan antara lain Ketoprak dan Wayang Kulit dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, Lenong dari Betawi dan Mamanda dari Kalimantan Selatan.
4.    Lagu daerah
Indonesia kaya akan lagu daerah. Lagu daerah dinyanyikan dengan bahasa daerah. Lagu-lagu daerah banyak yang tidak diketahui siapa pengarangnya. Contoh lagu daerah adalah Bungong Jeumpa dari Aceh, Lir Ilir dari Jawa, Bubuy Bulan dari Sunda, Ampar-ampar Pisang dari Kalimantan Selatan, dan Apuse dari Papua. Bisakah kamu menyanyikan lagu daerahmu?
5.    Cerita rakyat
Cerita rakyat merupakan cerita yang berkembang turun temurun di masyarakat. Cerita rakyat ada yang merupakan sejarah ada pula yang merupakan karangan. Cerita rakyat yang merupakan karangan biasanya tidak diketahui pengarangnya. Contoh cerita rakyat antara lain Sangkuriang (Jawa Barat), Malinkundang (Minangkabau), Putri Cendana (Nusa Tenggara), Kleting Kuning dan Keong Emas (Jawa).
6.    Pentingnya Persatuan dalam Keragaman
Negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa yang lain, yakni:
1.      Dasar Negara Pancasila
2.      Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan
3.      Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan
4.      Lambang Negara Burung Garuda
5.      Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
6.      Lagu-lagu perjuangan
Persatuan dalam keragaman memiliki arti yang sangat penting. Persatuan dalam keragaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal sebagai berikut :
1.      Kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang
2.      Pergaulan antarsesama yang lebih akrab
3.      Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah
4.      Pembangunan berjalan lancar
Sikap yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman antara lain:
1.    Tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain
2.    Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik
3.    Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaanbangsa yang tak ternilai harganya
4.    Lebih mengutamakan negara daripada kepentingan daerah atau suku masing-masing

E.    Kebudayaan yang Tersebar di Indonesia
Indonesia ialah negara yang sangat kaya kebudayaan. Setiap pulau yang terdiri atas beberapa provinsi mempunyai kebudayaan yang berbeda. Tiap suku bangsa memiliki bahasa, rumah adat, tarian, lagu daerah, baju adat, upacara adat, makanan tradisional, dll. Seperti yang tertulis di bawah ini, kita akan coba bahas macam-macam budaya Indonesia:
1.    Macam-macam Budaya di Pulau Sumatera
Pulau yang mendapat julukan Suwarnadwipa (pulau emas) atau Suwarnabhumi (tanah emas), keunikan macam-macam budayanya dapat kita lihat di bawah ini.
a.    Rumah Adat
Aceh                       : Rumoh Aceh
Sumatera Utara       : Jabo Balon
Sumatera Barat       : Rumah Gadang
Sumatera Selatan    : Rumah Limas
Riau                        : Rumah Adat Melayu Selaso Jatuh Kembar, Lontiok
Jambi                      : Rumah Panggung
Lampung                : Nuwo Sesaat
Bengkulu                : Bubungan Limas
b.   Tarian
Aceh                                               : Tari Bines, Didong, Tari Guel, Tari Mesekat,
Tari Rateb Meuseukat, Tari Saman, Tari
 Seudati, Tari Laweut, Tari Likok Pulo, Tari  
 Pho, Tari Rapa'i Geleng, Tari Ula-ula  Lembing, dan Tari Pukat.
Sumatera Utara                               : Tortor, Tari Sapu Tangan, Tari Adok, Tari
   Anak, Tari Pahlawan, Tari Lagu Duo, Tari  
   Perak, dan Famaena.
Sumatera Barat                               : Tari Piring, Tari Payung, Tari Indang, Tari  
  Pasambahan, dan Tari Lilin.
Riau                                                : Zapin, Rentak Bulian dan Serampang Dua
  Belas.
Kepulauan Riau                              : Madah Gurindam'
Jambi                                              : Sekapur Sirih, Selampit Delapan, dan
   Rangguk.
Bengkulu                                        : Tari Andun, Bidadei Teminang, dan Tari Kejei.
Sumatera Selatan                            : Gending Sriwijaya, Bekhusek, Tanggai
Kepulauan Bangka Belitung          : Tari Campak.
Lampung                                        : Bandana, Sembah, Tayuhan, Sigegh, dan Labu
  Kayu.

c.    Lagu
Aceh                       : B ungong Jeumpa dan Lembah Alas.
Sumatera Utara       : Piso Surit, Anju Ahu, Bungo Bangso, Cikala Le Pongpong,
Bungo Bangso, Butet, Dago Inang Sarge, Lisoi, Madekdek Magambiri, Mariam Tomong, Nasonang Dohita Nadua, Rambadia, Sengko-Sengko, Siboga Tacinto, Sinanggar Tulo, Sing Sing So, dan Tapian Nauli.
Riau                        : Soleram, Kebangkitan Melayu, Tanjung Katung, Bungo
Cempako, Lancang kuning, Ayam Putih Pungguk, Makan Sirih, Uyang Bagan Tak Ondak Belaya, Mak Long, Tuanku Tambusai, Pak Ngah Balek, Puteri Tujuh, Dedap Durhaka, dan Kutang Barendo.
Sumatera Barat       : Ayam Den Lapeh, Barek Solok, Dayung Palinggam,
Kambanglah Bungo, Kampuang Nan Jauh Di Mato, Ka Parak Tingga, Malam Baiko, Kampuang yang Jauh di Mato, Kambanglah Bungo, Indang Sungai Garinggiang, dan Rang Talu.
Sumatera Selatan    : Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Gending Sriwijaya, Kabile-bile,
   dan Tari Tanggai.
Jambi                      : Batanghari, Soleram, Injit-Injit Semut, Pinang Muda, dan
  Selendang Mayang.
Bengkulu                : Lalan Belak.
Lampung                : Lipang Lepangdang.

2.    Macam-macam Budaya di Pulau Jawa dan Bali
Pulau Jawa mendapat julukan Jawadwipa (pulau padi). Terdapat beberapa provinsi di pulau tersebut dan banyak keanegaraman budayanya. Macam-macam budaya Indonesia di Pulau Jawa dan Bali ialah sebagai berikut.
a.    Rumah Adat
Jawa Tengah           : Joglo
Jawa Timur             : Joglo
DI Yogyakarta       : Joglo
Jawa Barat              : Kasepuhan
Bali                         : Natar
b.   Tarian
DKI Jakarta: Topeng dan Yapong.
Jawa Barat              : Bangbarongan, Bengberokan, Jaipongan, Tari Cikeruhan, Tari
  Topeng Cirebon, Tari Topeng Priangan, Kuda lumping, dan   
  Reog (Sunda).
Jawa Tengah           : Ebeg, Topeng Ireng, Kuda lumping, Tari Topeng Sinok, Tari
  Topeng Brebes, dan Reog (Banjarharjo).
Jawa Timur             : Tari Remo, Kuda lumping, Reog (Ponorogo)
Yogyakarta             : Tari Golek Menak dan Kuda lumping.
Bali                         : Joged Bumbung, Gambuh, Kecak, Legong, Sanghyang, Tari
  Bali, Tari Jangger, Tari Pendet, dan Tari Rejang.
c.     Lagu
Jakarta                    : Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung, Keroncong
  Kemayoran, Surilang, dan Terang Bulan .
Jawa Barat              : Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Es Lilin, Karatagan
  Pahlawan, Manuk Dadali, Panon Hideung, Peuyeum
  Bandung, Pileuleuyan, dan  Tokecang.
Banten                    : Dayung Sampan.
Jawa Timur             : Keraban Sape dan Tanduk Majeng.
Jawa Tengah           : Gambang Suling, Gek Kepriye, Gundul Pacul, Ilir-ilir,
  Jamuran, Bapak Pucung, Yen Ing Tawang Ono Lintang,
  Stasiun Balapan.
Yogyakarta             : Pitik Tukung, Sinom, Suwe Ora Jamu, Te Kate Dipanah.
Bali                         : Mejangeran dan Ratu Anom.

3.    Macam-macam Budaya di Pulau Kalimantan dan Nusa Tenggara
Pulau ini mendapat julukan Warunadwipa yang artinya 'Pulau Dewa Laut'. Beberapa istilah yang dulu digunakan buat Pulau Kalimantan. Tidak kalah dengan dua pulau yang telah kita bicarakan di atas, Kalimantan memiliki karakteristik khas budaya sendiri.
a.    Rumah Adat
Kalimantan Barat               : Rumah Panjang
Kalimantan Timur               : Rumah Lamin
Kalimantan Tengah            : Rumah Bentang
Kalimantan Selatan                        : Rumah Banjar
Nusa Tenggara Barat          : Dalam Tempat Samawa
Nusa Tenggara Timur         : Sao Ata Nusa Lakitana
b.   Tarian
Nusa Tenggara Timur         : Caci, Caci Melo, Likurai, Bidu, Tebe, Bonet, Pado'a,
  dan Rokatenda.
Kalimantan                         : Tari Banjar, Tari Kanjar, Manasai, Tari Pedang, Tari
Giring-Giring, Tari Pala, Tari Pinggan, dan Tari Hudog.
Nusa Tenggara Barat          : Oncer Batu Gandrung.
Nusa Tenggara Timur         : Oha dan Lego-lego.
c.    Lagu
Kalimantan Barat               : Cik-Cik Periuk, Cak Uncang, Batu Ballah, Alok
Galing, Tandak Sambas , Sungai Sambas Kebanjiran, dan Alon-Alon .
Kalimantan Timur               : Indung-Indung.
Kalimantan Tengah            : Kalayar dan Pulau Lempang .
Kalimantan Selatan                        : Ampar-Ampar Pisang, Paris Barantai, dan Saputangan
Bapuncu Ampat .
Nusa Tenggara Barat          : Helele U Ala De Teang, Moree, Orlen-Orlen, Pai
Mura Rame, Tebe Onana, dan Tutu Koda .
Nusa Tenggara Timur         : Anak Kambing Saya, Oras Loro Malirin, Sonbilo,
Tebe Onana, Ofalangga, Do Hawu, Bolelebo, Lewo Ro Piring Sina, Bengu Re Le Kaju, Aku Retang, Gaila Ruma Radha, Desaku, Flobamora, dan Pangkas Bebek Angsa .

4.    Macam-macam Budaya di Pulau Sulawesi dan Maluku
Sulawesi syahdan berasal dari kata sula yang berarti 'pulau dan besi', sedangkan orang Arab menyebut Sulawesi dengan nama Sholibis. Maluku memiliki nama orisinil "Jazirah al-Mulk" yang artinya 'kumpulan/semenanjung kerajaan yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil'. Maluku dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang berlimpah.
Orang Belanda menyebutnya sebagai 'the three golden from the east' (tiga emas dari timur) yakni Ternate, Banda, dan Ambon. Sebelum kedatangan Belanda, penulis dan tabib Portugis, Tome Pirez menulis buku 'Summa Oriental' yang telah melukiskan tentang Ternate, Ambon, dan Banda sebagai 'the spices island'.
Berikut budaya-budaya di Sulawesi dan Maluku.
a.    Rumah Adat
Sulawesi Utara       : Baolaang Mongandow
Sulawesi Tenggara  : Laikos
Sulawesi Tengah     : Sauraja
Sulawesi Selatan     : Tongkonan (Tana Toraja), Bola Soba (Bugis Bone), dan Balla
Lompoa (Makassar Gowa)
Maluku                   : Baileo
b.   Tarian
Sulawesi Utara                   : Maengket dan Polopalo
Sulawesi Tengah                 : Dero
Sulawesi Selatan                 : Pajoge, Tari Pakarena, Tarian Anging Mamiri, dan
Tari Padduppa
Sulawesi Tenggara              : Tari Malulo
Gorontalo                           : Tari Saronde, Tari Elengge, Tari Dana-Dana, Tari
Polopalo, dan Tari Pore-Pore
Maluku dan Maluku Utara : Cakalele, Orlapei, dan Katreji
c.    Lagu
Sulawesi Tengah     : Tondok Kadadingku, Tope Tugu
Sulawesi Barat        : Bulu Londong, Malluya, Io-Io, Ma'pararuk
Sulawesi Selatan     : Angin Mamiri, Pakarena, Sulawesi Parasanganta, Ma
Rencong.
Sulawesi Utara       : Esa Mokan, O Ina Ni Keke, Si Patokaan, dan Sitara Tillo.
Sulawesi Tenggara  : Peia Tawa-Tawa
Gorontalo               : Hulondalo li Pu'u , Bulalo Lo Limutu , dan  Wanu Mamo
Leleyangi
Maluku                   : Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama, Buka Pintu, Burung
Tantina, Goro-Gorone, Huhatee, Kole-Kole, Mande-Mande, Ole Sioh, O Ulate, Sarinande,  dan Tanase

5.    Macam-macam Budaya di Papua
Meski dari segi kebudayaan Papua memang sedikit berbeda dengan pulau lainnya, tetapi eksistensi kebudayaannya cukup menarik dan unik.
a.    Rumah Adat
Honai, Rumah Kariwari
b.   Tarian
Perang, Musyoh, dan Yosim Pancar
c.       Lagu
Apuse dan Yamko Rambe Yamko
Budaya daerah ini merupakan karakteristik khas setiap daerah yang seharusnya menjadi tangggung jawab kita bersama buat dapat melestarikannya sebab macam-macam budaya Indonesia ini dapat saja punah. Bahkan, budaya ini mungkin saja diakui oleh negara lain sebagai budayanya. Mulai dari sekarang marilah kita lestarikan macam-macam budaya Indonesia demi kelestarian budaya di masa yang akan datang.




















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Antropologi berasal dari kata Yunani yaitu anthropos yang berarti “manusia” atau “orang” dan logos yang berarti ilmu. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tenyang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Di antara ilmu-ilmu sosial, dan alamiah, antropologi memiliki kedudukan, tujuan, manfaat yang unik karena bertujuan dan bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-penjelasan tentang perilaku manusia dan perilakunya di semua masyarakat.
Objek kajian sosial adalah masyarakat manusia terutama dari sudut hubungan antar manusia dan proses-proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Dalam antropologi budaya mempelajari gambaran tentang perilaku manusia dan konteks sosial budayanya.
B.     Saran
Bagi kita dan generasi yang akan datang sudah sepatutnya untuk memahami, memecahkan dan menelaah secara kritis dan rasional tentang berbagai fenomena sosial budaya yang terjadi di indonesia. Kami selaku pembuat makalah meminta maaf apabila ada kesalahan penulisan pada makalah antropologi. Kritik dan saran anda sangat bermanfaat bagi kami.













DAFTAR PUSTAKA

http://www.anekamakalah.com/2012/11/makalah-konsep-dasar-antropologi.html (diakses pada tanggal 21 November 2017 pukul 11.00)
https://www.binasyifa.com/649/75/26/macam-macam-budaya-indonesia.html (diakses pada tanggal 21 November 2017 pukul 11.32)