Friday, December 22, 2017

makalah hewan pgsd



HEWAN

 
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA dengan dosen pengampu Ela Suryani M. Pd

Disusun Oleh:
1.      Hela Dhera A              (130117A009)
2.      Sulistya Tri N              (130117A013)
3.      Bunga Adella F.S       (130117A015)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2017


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Alhamdulillahirobilalamin, Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan inayahnya kelompok kami dapat menyusun makalah ini, salawat serta salam tidak lupa kita tujukan kepada baginda tercinta Rasulullah SAW. Semoga tercurah limpahkan kembali kepada kita semua, amin.
Makalah yang dapat kami susun dengan judul “HEWAN”. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini yang telah memberikan dukungan dan telah memberikan pengetahuannya dalam pembuatan makalah ini. Meskipun  isi dari makalah ini masih banyak kekurangannya, namun semoga bermanfaat bagi yang membacanya. Oleh karena itu kami mengaharapkan kritik dan sarannya untuk membangun makalah yang lebih baik lagi dari sebelumnya.





















DAFTAR ISI
i.                    Kata Pengantar.............................................................................................
ii.                  Daftar Isi........................................................................................................
                               I.            Pendahuluan............................................................................................
I.1.        Latar Belakang........................................................................ 3
I.2.        Rumusan Masalah................................................................... 4
I.3.        Tujuan..................................................................................... 4
                            II.            Pembahasan............................................................................................. 5
II.1.     Taksonomi Hewan.................................................................. 5
II.2.     Bagian Utama Hewan............................................................. 20
II.3.     3Fungsi bagian-bagian hewan  ............................................... 22
II.4.     Klasifikasi hewan  .................................................................. 24
II.5.     Cara hewan mempertahankan diri.......................................... 26
II.6.     Rantai makanan dan Jaring-jaring makanan .......................... 32
II.7.     Hewan langka  ....................................................................... 34
II.8.     Cara mencegah kepunahan hewan  ........................................ 37
II.9.     Manfaat hewan bagi manusia................................................. 38
                         III.            Penutup.................................................................................................... 40
III.1.  Kesimpulan............................................................................. 40
III.2.  Saran....................................................................................... 40
iii.                Daftar Pustaka.............................................................................................. 41


BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Arthopoda berasal dari bahasa Yunani yaitu arthos, sendi dan podos, kaki oleh karena itu cir-ciri utama  hewan yang termasuk dalam filum ini adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Jumlah spesies anggota filum ini adalah terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya yaitu lebih dari 800.000 spesies. Contoh anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga, laba-laba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta spesies-spesies lain yang dikenal hanya berdasarkan fosil. Habitat hewan anggota filum arthopoda di air dan di darat (Maskoeri, 1992).
Sejak tahun 1990 banyak ahli zoology membagi kelompok Arthopoda menjadi filum Onychophora, filum Trilobita, filum Chelicerata, filum Uniramia, dan filum Crustacea. Pemisahan ini terutama berdasarkan perbedaan dalam hal struktur dan susunan kaki serta apendik yang lain. Filum Arthoppda dibagi menjadi empat subfilum yaitu Trilobita, Chelicerata, Onychophora, dan Mandibulata.
Subfilum yang pertama yaitu Trilobita merupakan arthopoda laut yang primitive dan sangat melimpah pada masa paleozoic. Tubuh berukuran 10-675 mm, terbagi atas dua alur memanjang menjadi tiga cuping. Tubuh dilindungi oleh cangkang bersegmen yang keras. Kepala jelas terdiri atas empat segmen tubuh, memiliki sepasang antenula, empat pasang apendik biramus dan sepasang mata majemuk. Contoh anggota subfilum ini adalahTriarthus eatoni. Subfilum yang kedua yaitu Chelicerata, tubuhnya dibedakan atas dua bagian yaitu sefalotorak (prosoma) dan abdomen. Memiliki 6 pasang apendik. Tidak memiliki antenna atau manibula. Bagian-bagian mulut dan saluran pencernaan utamanya untuk fungsi penusuk, beberapa diantaranya memiliki kelenjar racun, respirasi menggunakan paru-paru buku, trakea atau insang. Subfilum berikutnya adalah Onychophora, bentuk tubuhnya seperti cacing dengan 14-43 pasang kaki (lobopodia) rongga tubuhnya berupa homocoel. Memiliki kelenjar lumpur yang hasil sekresinya akan dikeluarkan melalui papilla oral untuk menangkap mangsa atau predator. Saluran pencernaannya lengkap. Enzim-enzim dilepaskan ke dalam mangsa selanjtnya zat-zat nutrisi dihisap. System saraf memiliki ganglion, kepala dan dua tali saraflongitudinal yang membentuk tali tangga. Jantung berbentuk  tubular terletak di sebelah dorsal system sirkulasi terbuka. Subfilum terakhir adalah Mandibilata karakter special yang dimiliki anggota subfilum ini adalah mandibula dan antena (Mukayat, 1989).
Serangga adalah hewan-hewan bersegmen dengan eksoskeleton berkitin, dan alat-alat tambahan bersegmen. Segmentasi itu nampak jelas secara eksternal. Jumlah  jenis dalam filum ini lebih banyak dari jumlah jenis dari semua filum lainnya. Baik laut , air tawar, maupun habitat terestial di diami oleh serangga. Coelom pada Arthopoda tereduksi. Homocoel merupakan sebagian dari sistem sirkulasi. Jenis kelamin terpisah. Namun demikian, pada jenis-jenis tertentu reproduksi parthenogenesis merupakan karakteristiknya. Sirkulasi terjadi karena gerakan pulsasi jantung dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu dicirikan dengan adanya porus berpasangan pada tiap segmen (Rusyana, 2011).

I.2. Rumusan Masalah
a.         Apa yang dimaksud taksonomi hewan?
b.         Apa saja bagian utama hewan?
c.         Apa saja fungsi bagian-bagian hewan?
d.        Apa yang dimaksud klasifikasi hewan? 
e.         Bagaimana cara hewan mempertahankan diri?
f.          Seperti apa rantai makanan dan jaring-jaring makanan?
g.         Apa saja hewan langka? 
h.         Bagaimana cara mencegah kepunahan hewan? 
i.           Apa manfaat hewan bagi manusia?

I.3. Tujuan
a.         Dapat mengetahui tentang taksonomi hewan 
b.         Dapat mengetahui tentang bagian utama hewan
c.         Dapat mengetahui tentang fungsi bagianbagian hewan 
d.        Dapat mengetahui tentang klasifikasi hewan 
e.         Dapat mcngetahui tentang cara hewan mempertahankan diri
f.          Dapat mengetahui tentang rantai makanan dan Jaringjaring makanan
g.         Dapat mengetahui tentang hewan langka 
h.         Dapat mengetahui tentang cara mencegah kepunahan hewan 
i.           Manfaat hewan bagi manusia


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Taksonomi Hewan
·        KUKANG (Nycticebus coucang)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Familia : Lorisidae
Genus : Nycticebus
Spesies : Nycticebus coucang
Kukang—kadang-kadang disebut pula malu-malu—adalah jenis primata yang bergerak lambat. Warna rambutnya beragam, dari kelabu keputihan, kecoklatan, hingga kehitam-hitaman. Pada punggung terdapat garis coklat melintang dari belakang hingga dahi, lalu bercabang ke dasar telinga dan mata. Berat tubuh 0,375-0,9 kg, panjang tubuh dewasa 19-30 cm.
Di Indonesia, satwa ini dapat ditemukan di Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Satwa ini menjadi incaran untuk dijadikan hewan peliharaan.
·         ORANG UTAN
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Familia : Hominidae
Genus : Pongo
Spesies : Pongo pygmaeus
Orang utan (atau orangutan, nama lainnya adalah mawas) adalah sejenis kera besar dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan, kadang cokelat, yang hidup di Indonesia dan Malaysia.
Istilah orang utan diambil dari bahasa Indonesia dan/atau bahasa Melayu, yang berarti manusia (orang) hutan.
Mereka memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor.
Orang utan berukuran 1-1,4 m untuk jantan, yaitu kira-kira 2/3 kali ukuran seekor gorila.
Tubuh orang utan diselimuti rambut merah kecoklatan. Mereka mempunyai kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi.
Orang utan jantan memiliki pelipis yang gemuk. Mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba.
Telapak tangan mereka mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu jari. Telapak kaki mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia.

Lokasi dan habitat
Orang utan ditemukan di wilayah hutan hujan tropis Asia Tenggara, yaitu di pulau Borneo dan Sumatra di wilayah bagian negara Indonesia dan Malaysia. Mereka biasa tinggal di pepohonan lebat dan membuat sarangnya dari dedaunan. Orangutan dapat hidup pada berbagai tipe hutan, mulai dari hutan dipterokarpus perbukitan dan dataran rendah, daerah aliran sungai, hutan rawa air tawar, rawa gambut, tanah kering di atas rawa bakau dan nipah, sampai ke hutan pegunungan. Di Borneo orangutan dapat ditemukan pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut (dpl), sedangkan kerabatnya di Sumatera dilaporkan dapat mencapai hutan pegunungan pada 1.000 m dpl.
Orangutan Sumatera (Pongo abelii lesson) merupakan salah satu hewan endemis yang hanya ada di Sumatera. Orangutan di Sumatera hanya menempati bagian utara pulau itu, mulai dari Timang Gajah, Aceh Tengah sampai Sitinjak di Tapanuli Selatan.Keberadaan hewan mamalia ini dilindungi Undang-Undang 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan digolongkan sebagai ‘Critically Endangered’ oleh IUCN. Di Sumatera, salah satu populasi orangutan terdapat di daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru, Sumatera Utara. Populasi orangutan liar di Sumatera diperkirakan sejumlah 7.300[2]. Di DAS Batang Toru 380 ekor dengan kepadatan pupulasi sekitar 0,47 sampai 0,82 ekor per kilometer persegi. Populasi orangutan Sumatera (Pongo abelii lesson) kini diperkirakan 7.500 ekor. Padahal pada era 1990 an, diperkirakan 200.000 ekor. Populasi mereka terdapat di 13 daerah terpisah secara geografis. Kondisi ini menyebabkan kelangsungan hidup mereka semakin terancam punah. [1] Saat ini hampir semua orangutan sumatera hanya ditemukan di Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh, dengan Danau Toba sebagai batas paling selatan sebarannya. Hanya 2 populasi yang relatif kecil berada di sebelah barat daya danau, yaitu Sarulla Timur dan hutan-hutan di Batang Toru Barat. Populasi orangutan terbesar di Sumatera dijumpai di Leuser Barat (2.508 individu) dan Leuser Timur (1.052 individu), serta Rawa Singkil (1.500 individu). Populasi lain yang diperkirakan potensial untuk bertahan dalam jangka panjang (viable) terdapat di Batang Toru,Sumatera Utara, dengan ukuran sekitar 400 individu.
Orangutan di Borneo yang dikategorikan sebagai ‘endangered’ oleh IUCN terbagi dalam tiga subspesies: Orangutan di Borneo dikelompokkan ke dalam tiga anak jenis, yaitu Pongo pygmaeus pygmaeus yang berada di bagian utara Sungai Kapuas sampai ke timur laut Sarawak; Pongo pygmaeus wurmbii yang ditemukan mulai dari selatan Sungai Kapuas hingga bagian barat Sungai Barito; dan Pongo pygmaeus morio, diperkirakan secara total populasi liarnya di alam hanya 45.000 hingga 69.000. Di Borneo, orangutan dapat ditemukan di Sabah, Sarawak, dan hampir seluruh hutan dataran rendah Kalimantan, kecuali Kalimantan Selatan dan Brunei Darussalam.
Makanan
Meskipun orang utan termasuk hewan omnivora, sebagian besar dari mereka hanya memakan tumbuhan. Makanan kesukaan orang utan adalah buah-buahan. Makanan lainnya :
· Daun-daunan
· Biji-bijian
· Kulit kayu
· Tunas tanaman (yang lunak)
· Bunga-bungaan
Selain itu mereka juga memakan serangga dan hewan-hewan kecil lainnya (seperti burung dan mamalia kecil).
Orang utan bahkan tidak perlu meninggalkan pohon mereka jika ingin minum. Mereka biasanya meminum air yang telah terkumpul di lubang-lubang di antara cabang pohon..
Perkembang biakan
Orang utan betina biasanya melahirkan pada usia 7-10 tahun dengan lama kandungan berkisar antara 8,5 hingga 9 bulan; hampir sama dengan manusia. Jumlah bayi yang dilahirkan seorang betina biasanya hanya satu. Bayi orang utan dapat hidup mandiri pada usia 6-7 tahun.
·         MONYET PEMAKAN KEPITING
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Familia : Cercopithecidae
Genus : Macaca
Spesies : Macaca fascicularis
Monyet pemakan kepiting (Macaca fascicularis) adalah kera asli Asia Tenggara. Spesies ini juga disebut Monyet Cynomolgus dan Monyet berekor-panjang. Macaca fascicularis digunakan untuk eksperimen medis.
·         SURILI JAWA
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Familia : Cercopithecidae
Genus : Presbytis
Spesies : Presbytis comata
Surili Jawa (Presbytis comata) adalah spesies monyet Dunia Baru terancam yang endemik pada sebagian pulau Jawa, Indonesia.
Terdapat dua subspesies Surili Jawa:
· Presbytis comata comata – ada di Jawa Barat
· Presbytis comata fredericae – ada di Jawa Tengah
·         BEKANTAN
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Familia : Cercopithecidae
Genus : Nasalis
Spesies : Nasalis larvatus
Bekantan atau dalam nama ilmiahnya Nasalis larvatus adalah sejenis kera berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan merupakan satu dari dua spesies dalam genus tunggal kera Nasalis.
Ciri-ciri utama yang membedakan bekantan dari kera lainnya adalah hidung panjang dan besar yang hanya ditemukan di spesies jantan. Fungsi dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin disebabkan oleh seleksi alam. Kera betina lebih memilih jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya. Karena hidungnya inilah, bekantan dikenal juga sebagai monyet Belanda. Dalam bahasa Brunei (kxd) disebut bangkatan.
Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya dapat mencapai 75cm dengan berat mencapai 24kg. Kera betina berukuran 60cm dengan berat 12kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar, sebagai hasil dari kebiasaan mengkonsumsi makanannya. Selain buah-buahan dan biji-bijian, bekantan memakan aneka daun-daunan, yang menghasilkan banyak gas pada waktu dicerna. Ini mengakibatkan efek samping yang membuat perut bekantan jadi membuncit.
Bekantan tersebar dan endemik di hutan bakau, rawa dan hutan pantai di pulau Kalimantan. Spesies ini menghabiskan sebagian waktunya di atas pohon dan hidup dalam kelompok-kelompok yang berjumlah antara 10 sampai 32 kera. Bekantan juga dapat berenang dengan baik, terkadang terlihat berenang dari satu pulau ke pulau lain.
Bekantan merupakan maskot fauna provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut, serta sangat terbatasnya daerah dan populasi habitatnya, bekantan dievaluasikan sebagai Terancam Punah di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix I.
·         MONYET EKOR PANJANG
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Familia : Cercopithecidae
Genus : Macaca
Spesies : Macaca fascicularis
Kera ekor panjang (Macaca fascicularis) mempunyai panjang tubuh 38-76 cm, panjang ekor 61 cm dengan berat badan sampai 6 kg. Tubuhnya tampak kokoh yang tertutup mantel rambut berwarna coklat kemerah-merahan di bagian bawah nampak lebih muda dan muka menonjol dengan wama keputih-putihan. Wama mantel rambut kera ini yang hidup di pedalaman hutan lebih gelap dari pada yang hidup dipantai. Anak kera ekor panjang mantel rambut berwama hitam dengan rambut muka dan telinga nampak cemerlang, warna rambut inl akan berubah setelah berumur 1 tahun.
Anggota badan dapat difungsikan sebagal tangan dan sebagai kaki. Jari-jari kaki dan tangan masing-masing berjumlah 5 biji dan sangat mudah digerakkan. Pergerakan satwa ini jika berada di pohon menggunakan jari- jarinya, namun jika di atas tanah akan menggunakan telapak kaki dan tangannya ke tanah. Macaca juga dapat memanjat sambil melompat sejauh 5 meter. Jenis monyet ini juga dapat berenang dengan baik.
Kera ekor panjang hidup berkelompok, jumlah kelompok biasanya terdiri dari 10-20 ekor di hutan bakau, 20-30 ekor di hutan primer, 30-50 ekor di hutan sekunder, dengan komposisi komplit ada induk jantan dan betina beserta anak-anaknya. Besar kecilnya kelompok ditentukan oleh ada tidaknya pemangsa dan sumber pakan di alam. Pergerakan dilakukan untuk mendapatkan pakan di dalam melangsungkan hidupnya. Luas daerah jelajah 50 hingga 100 ha untuk satu kelompok. Luas daerah jelajah sangat erat hubungannya dengan sumber pakan.
Monyet ini memiliki alat kelamin menonjol, yang jantan kantong zakar besar. Masa kawin pada setiap siklus, kawinnya beramai-ramai, seekor pejantan kawin dengan beberapa ekor betina dan seekor betina kawin dengan beberapa ekor pejantan. Masa bunting selama 116 hari.
Monyet ekor panjang mampu hidup dalam berbagai kondisi dari hutan bakau di pantai, dataran rendah sampai pegunungan dengan keting- gian 2000 mdpl. Monyet ini dapat ditemukan di mana-mana, menjadi hama bagi penduduk, merusak padi, jagung dan tanaman buah-buahan.
Dalam mencari makan monyet ekor panjang selalu merubah daerah jelajahnya, tergantung pada keterse diaan makanan. Makanannya daun, buah, biji, dan bunga. Selain itu juga makan serangga, telur anak burung, kepiting, udang, kerang dll.
·         LUTUNG BUDENG
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primates
Familia: Cercopithecidae
Genus : Trachypithecus
Spesies: Trachypithecus auratus
Lutung Budeng atau dalam nama ilmiahnya Trachypithecus auratus adalah sejenis lutung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm. Lutung Budeng memiliki rambut tubuh berwarna hitam. Dan seperti jenis lutung lainnya, lutung ini memiliki ekor yang panjang, sekitar 87cm.
Jantan dan betina biasanya berwarna hitam, namun betina memiliki warna putih kekuningan di sekitar kelaminnya. Lutung muda memiliki rambut tubuh berwarna oranye. Ada dua subspesies dari Lutung Budeng, yang dibedakan dari daerah sebarannya. Subspesies utama, T. a. auratus memiliki ras yang langka, di mana lutung dewasa memiliki warna rambut seperti lutung muda yang ber
warna oranye, namun warnanya lebih gelap sedikit dengan ujung kuning.Endemik Indonesia, Lutung Budeng tersebar dan ditemukan di dalam hutan hujan tropis pulau Jawa, Bali, Kalimantan dan Sumatra.
Lutung Budeng adalah hewan diurnal, yang lebih aktif pada waktu siang hari di atas pepohonan. Makanan pokoknya terdiri dari tumbuh-tumbuhan. Memakan dedaunan, buah-buahan dan bunga. Spesies ini juga memakan larva serangga.
Lutung Budeng hidup berkelompok, yang dalam satu kelompoknya terdiri dari sekitar tujuh ekor lutung, termasuk satu atau dua ekor lutung jantan dewasa. Lutung betina biasanya hanya mempunyai satu anak setiap melahirkan dan saling bantu membesarkan anak-anak lutung. Namun lutung betina juga bersifat sangat agresif terhadap lutung betina dari kelompok lain.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut, serta populasi lutung yang terus menyusut, Lutung Budeng dievaluasikan sebagai terancam punah di dalam IUCN Red List.
·         KERA
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Familia: Hylobatidae
Genus : Hylobates
Species: Hylobathes agilis
Banyak spesies kera saat ini memiliki status terancam karena hilangnya habitat mereka di hutan hujan tropis dan perburuan. Saat ini ada 8 genus hominoid yang belum punah.
·         MUSANG LUWAK
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Carnivora
Familia : Viverridae
Genus : Paradoxurus
Spesies :P.hermaphroditus
Musang luwak adalah hewan menyusu (mamalia) yang termasuk suku musang dan garangan (Viverridae). Nama ilmiahnya adalah Paradoxurus hermaphroditus. Hewan ini juga dipanggil dengan berbagai sebutan lain seperti musang (nama umum, Betawi), careuh (Sunda), luak atau luwak (Jawa), serta common palm civet, common musang, house musang atau toddy cat dalam bahasa Inggris.

Ciri Morfologi
Musang bertubuh sedang, dengan panjang total sekitar 90 cm (termasuk ekor, sekitar 40 cm atau kurang). Abu-abu kecoklatan dengan ekor hitam-coklat mulus.
Sisi atas tubuh abu-abu kecoklatan, dengan variasi dari warna tengguli (coklat merah tua) sampai kehijauan. Jalur di punggung lebih gelap, biasanya berupa tiga atau lima garis gelap yang tidak begitu jelas dan terputus-putus, atau membentuk deretan bintik-bintik besar. Sisi samping dan bagian perut lebih pucat. Terdapat beberapa bintik samar di sebelah menyebelah tubuhnya.
Wajah, kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam. Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga berwarna keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam samar-samar lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala.
Hewan betina memiliki tiga pasang puting susu.
Kebiasaan
Musang luwak adalah salah satu jenis mamalia liar yang kerap ditemui di sekitar pemukiman dan bahkan perkotaan. Hewan ini amat pandai memanjat dan bersifat arboreal, lebih kerap berkeliaran di atas pepohonan, meskipun tidak segan pula untuk turun ke tanah. Musang juga bersifat nokturnal, aktif di malam hari untuk mencari makanan dan lain-lain aktifitas hidupnya.
Musang luwak, menurut lukisan dalam buku William Marsden (1811), The History of Sumatra.
Jenis yang berkerabat dan penyebaran
Ada empat spesies musang dari marga Paradoxurus, yalah:
1.Paradoxurus hermaphroditus, musang luwak, yang menyebar luas mulai dari India dan bagian utara Pakistan di barat, Sri Lanka, Bangladesh, Burma, Asia Tenggara, Tiongkok selatan, Semenanjung Malaya hingga ke Filipina. Di Indonesia didapati di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi bagian selatan, serta Taliabu dan Seram di Maluku.
2.Paradoxurus zeylonensis, menyebar terbatas di Sri Lanka.
3.Paradoxurus jerdoni, menyebar terbatas di negara bagian Kerala, India selatan.
4.Paradoxurus lignicolor, menyebar terbatas di Kepulauan Mentawai.
Jenis yang serupa
· Musang akar (Arctogalidia trivirgata), dengan ekor yang umumnya lebih panjang dari kepala dan tubuhnya, tiga garis punggung yang tanpa atau hampir tidak terputus, dan tidak memiliki bintik-bintik di sisi tubuhnya. Musang akar hidup di hutan.
· Musang galing (Paguma larvata), biasanya lebih kemerahan (tengguli), tanpa bintik-bintik di sisi tubuh, wajah putih kekuningan dengan ‘topeng’ gelap kehitaman di sekitar mata.
· Musang rase (Viverricula indica), ekor berbelang-belang sempurna, hitam putih, 6-9 buah.
·         MACAN DAHAN
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas Mammalia
Ordo : Carnivora
Familia : Felidae
Genus : Neofelis
Spesies : Neofelis nebulosa
Macan dahan atau dalam nama ilmiahnya Neofelis nebulosa adalah sejenis kucing berukuran sedang, dengan panjang tubuh mencapai 95cm. Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna kelabu kecoklatan dengan gambaran seperti awan dan bintik hitam di tubuhnya. Bintik hitam dikepalanya berukuran lebih kecil dan terdapat totol putih di belakang kuping. Macan dahan mempunyai kaki pendek dengan telapak kaki besar serta ekor panjang dengan garis dan bintik hitam. Macan dahan betina serupa.
Daerah sebaran macan dahan adalah Asia Tenggara, di hutan dataran rendah dan pegunungan di Republik Rakyat Cina, Indocina, Semenanjung Melayu, India, Pulau Kalimantan dan Sumatra. Spesies ini telah punah di alam bebas di Republik Cina.
Macan dahan adalah hewan nokturnal yang aktif berburu di malam hari. Hewan ini banyak menghabiskan waktunya di atas pohon dan dapat bergerak dengan lincah di antara pepohonan.
Mangsa macan fahan terdiri dari aneka satwa liar berbagai ukuran seperti kera, ular, mamalia kecil, burung, rusa dan bekantan. Macan fahan menggunakan lidahnya untuk membersihkan bulu-bulu sebelum memakan mangsanya.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan, populasi yang terus menyusut dan penangkapan liar yang terus berlanjut untuk di ambil bulunya, konsumsi dan obat-obatan tradisional di beberapa negara, macan dahan dievaluasikan sebagai rentan di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix I.
·         CHEETAH
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Carnivora
Familia : Felidae
Genus : Acinonyx
Spesies : Acinonyx jubatus
Cheetah atau citah (dari bahasa Sansekerta Chitraka berarti “berbintik”) (Acinonyx jubatus) adalah anggota keluarga kucing (Felidae) yang berburu mangsa dengan menggunakan kecepatan dan bukan taktik mengendap-endap atau bergerombol. Hewan ini adalah hewan yang tercepat di antara hewan darat dan dapat mencapai kecepatan 110 km/h dalam waktu singkat sampai 460 m, dengan akselerasi 0 – 100 km/h dalam waktu 3,5 detik, lebih cepat dari beberapa supercar.
·         MACAN TUTUL
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Carnivora
Familia : Felidae
Genus : Panthera
Spesies : Panthera pardus
Macan Tutul atau dalam nama ilmiahnya Panthera pardus adalah salah satu dari empat kucing besar. Hewan ini dikenal juga dengan sebutan harimau dahan. Pada mulanya, banyak orang berpikiran bahwa Macan Tutul adalah hibrida dari Singa dan Harimau. Macan tutul Jawa (P. p. sondaicus) adalah fauna identitas Jawa Barat dan bersama-sama macan tutul kumbang (P. p. melas) adalah jenis terancam punah di Indonesia.
Macan Tutul berukuran besar, dengan panjang tubuh antara satu sampai dua meter. Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna hitam. Bintik hitam dikepalanya berukuran lebih kecil. Macan Tutul betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan.
Daerah sebaran Macan Tutul adalah di benua Asia dan Afrika. Spesies ini mempunyai lebih dari 30 subspesies yang ditemukan di segala macam habitat, mulai dari hutan tropis, gurun, savanah, pegunungan dan daerah pemukiman.
Macan Tutul adalah hewan penyendiri, yang saling menghindari satu sama lain. Spesies ini lebih aktif di malam hari. Karena tingkat kematian anak yang tinggi, betina biasanya mempunyai satu sampai dua anak, yang tinggal bersama induknya sampai macan muda berumur sekitar antara satu setengah sampai dua tahun.
Macan Tutul merupakan pemburu oportunitis, yang menggunakan segala kesempatan untuk mendapatkan mangsanya. Mereka memakan hampir segala mangsa dari berbagai ukuran. Mangsa utamanya terdiri dari aneka hewan menyusui, binatang pengerat, ikan, burung, monyet dan binatang-binatang lain yang terdapat disekitar habitatnya.
Pada umumnya, Macan Tutul menghindari manusia. Namun macan yang kurang sehat, kelaparan atau terluka sehingga tidak dapat berburu mangsa yang biasa, dapat memangsa manusia. Ada peristiwa mengenai seekor Macan Tutul jantan di Rudraprayag memangsa lebih dari 125 jiwa, dan seekor Macan Tutul betina yang disebut “Macan Tutul Panar” memangsa lebih dari 400 jiwa pada awal abad ke-20 di India.
Beberapa subspesies dari Macan Tutul seperti Macan Kumbang dari Indonesia terancam punah, namun secara umum Macan Tutul dievaluasikan sebagai Beresiko Rendah di dalam IUCN Red List.
·         HARIMAU
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Carnivora
Familia : Felidae
Genus : Panthera
Spesies : Panthera tigris
Harimau atau macan tergolong dalam kerajaan hewan dalam filum kordata (mempunyai saraf tulang belakang), sub-filum vertebrata (bertulang belakang), kelas mamalia (berdarah panas, berbulu dengan kelenjar susu), pemakan daging (karnivora), keluarga felidae (kucing), genus panthera, spesies tigris (harimau).
Harimau biasanya memburu mangsa yang agak besar seperti rusa sambar, kijang, babi, kijang, kancil, tetapi akan memburu hewan kecil seperti landak apabila mangsa yang agak besar itu tidak ada.
Fisik
Harimau dikenal sebagai kucing terbesar, harimau pada dasarnya mirip dengan singa ukurannya, walaupun sedikit lebih berat. Beda subspesies harimau memiliki karakteristik yang berbeda juga, pada umumnya harimau jantan memiliki berat antara 180 dan 320 kg dan betina berbobot antara 120 dan 180 kg. Panjang jantan antara 2,6 dan 3,3 meter, sedangkan betina antara 2,3 dan 2,75 meter. Di antara subspesies yang masih hidup, Harimau Sumatra adalah yang paling kecil dan Harimau Siberia yang paling besar.
Loreng pada kebanyakan harimau bervariasi dari coklat ke hitam. Bentuk dan kepadatan lorengnya berbeda-beda subspesies satu dengan yang lain, tapi hampir semua harimau memiliki lebih dari 100 loreng. Harimau Jawa yang sekarang sudah punah kemungkinan memiliki loreng yang lebih banyak lagi. Pola loreng unik setiap harimau, dan dapat digunakan untuk membedakan satu sama lain, mirip dengan fungsi cap jari yang digunakan untuk mengindentifikasi orang. Ini bukan, bagaimanapun juga, metode pengidentifikasian yang disarankan, terkait kesulitan untuk merekam pola loreng pada harimau liar. Sepertinya fungsi loreng adalah untuk kamuflase, untuk menyembunyikan mereka dari mangsanya.
Subspesies yang masih hidup
· Harimau Indochina (Panthera tigris corbetti) – yang terdapat di kawasan hutan hujan dan padang rumput Malaysia, Kamboja, Republik Rakyat Cina, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.
· Harimau Bengal (Panthera tigris tigris) – yang terdapat di kawasan hutan hujan dan padang rumput Bangladesh, Bhutan, Republik Rakyat Cina, India, dan Nepal.
· Harimau Tiongkok Selatan (Panthera tigris amoyensis) – yang tinggal di kawasan hutan hujan dan padang rumput tengah dan barat Republik Rakyat Cina.
· Harimau Siberia (Panthera tigris altaica) – atau juga dikenal sebagai Amur, Ussuri, Harimau Timur Laut China, atau harimau Manchuria. Harimau Siberia tinggal di kawasan hutan hujan dan padang rumput China, Korea Utara, dan Asia Tengah di Russia.
· Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) – yang tinggal hanya di kepulauan Sumatera.
· Harimau Malaya (Panthera tigris jacksoni) – yang tinggal hanya di Semenanjung Malaysia.
Subspesies yang sudah punah
· Harimau Caspian (Panthera tigris virgata) – yang telah punah sekitar 1950an. Harimau Caspian ini pernah berkeliaran di kawasan hutan hujan dan padang rumput Afganistan, Iran, Mongolia, Turki, dan kawasan Asia tengah Russia.
· Harimau Jawa yang punah tahun 1972.
· Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) – yang telah punah sekitar 1972. Harimau Jawa pernah berkeliaran di kawasan hutan hujan pulau Jawa, Indonesia.
· Harimau Bali (Panthera tigris balica) – yang telah punah sekitar 1937. Harimau Bali pernah berkeliaran di kawasan hutan hujan kepulauan Bali, Indonesia.
·         PUMA
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Carnivora
Familia : Felidae
Genus : Felis
Spesies : Felis concolor
Puma termasuk dalam family felidae. Bentuk nya seperti kucing yang memiliki ukuran yang lebih besar

II.1.   Bagian Utama Hewan

·         KUCING
Kalian pasti suka memilihara kucing sebagai hewan peliharaan. Karena kucing itu memiliki tubuh yang lucu dan mempunyai bulu yang cantik. Tubuh kucing terdiri atas tiga bagian. Kepala, badan, dan anggota tubuh.
Pada kepala kucing ada :
~ mata   : untuk melihat
~ telinga : untuk mendengar
~ hidung : untuk mencium
~ mulut   : untuk mengunyah
Pada badan kucing ada :
~ perut   : untuk mencerna makanan
Anggota tubuh kucing ada :
~ kaki    : untuk bergerak dan mencengkram
~ ekor   :  untuk keseimbangan
Jumlah bagian-bagian tubuh kucing :
Memiliki 1 hidung dan 1 mulut.
Memiliki 4 kaki. Setiap kaki memiliki 4 jari.
Setiap jari memiliki kuku yang tajam.
Kuku pada kaki kucing berguna untuk mencengkeram mangsa.


·         BURUNG ELANG

Kegunaan bagian-bagian tubuh burung elang :
~ Lubang telinga untuk mendengar.
~ Mata untuk melihat.
~ Lubang hidung untuk mencium bau
~ Sayap untuk terbang
~ Paruh untuk makan
~ Ekor untuk keseimbangan
~ Kaki untuk berjalan dan bertengger
Jumlah bagian-bagian tubuh kucing :
Memiliki 1 paruh
Memiliki 2 kaki. Setiap kaki memiliki 6 cakar.
Setiap cakar memiliki kuku yang tajam.
Kuku pada cakar burung elang berguna untuk mencengkeram mangsa.


·         IKAN

Kegunaan bagian-bagian tubuh Ikan :
~ Mata untuk melihat
~ Lubang hidung untuk mencium bau
~ Ekor untuk bergerak dan mengubah arah gerak
~ Mulut untuk makan
~ Sirip untuk bergerak
~ Perut untuk mengolah makananSetiap hewan memiliki perbedaan

II.2.   Fungsi Bagian-Bagian Hewan 
Seperti manusia, hewan memiliki bagian bagian tubuh dan bagian bagian sel dengan fungsinya masing masing. Yang membedakan manusia dengan hewan adalah manusia memiliki sifat dan karakter hanya satu golongan yaitu sebagai makhluk omnivoya (pemakan semua jenis makanan).
Sedangkan hewan mempunyai pengelompokan hewan menjadi 3 golongan yaitu :
Herbivora( golongan pemakan rumput atau daun)
Karnivora(pemakan daging)
Omnivora(pemakan segala jenis makanan)

Berikut adalah penjelasan mengenai bagian-bagian tubuh hewan :

·         Golongan Herbivora
Golongan herbivora merupakan golongan hewan (Pemakan daun,rumput)  Kambing, Kuda, Sapi, kerbau, Rusa dan lain lain dan memiliki cara berkembang biak secara melahirkan. Berikut adalah bagian-bagian tubuh dari golongan hewan herbivora :
§  Semua hewan golongan herbivora mempunyai gigi yang kecil kecil dan rapih tanpa ada taring, sebab itu mereka hanya bisa memakan yang lunak lunak seperti dedaunan atau rumput.
§  Mulut Untuk aktifitas makan, minum dan berkomunikasi sesama jenisnya
§  Mata Untuk melihat keadaan disekitarnya termasuk memantau pemangsa yang sedang bersembunyi
§  Telinga Untuk mendengar keadaan disekitar yang ketajaman pendengarannya jauh lebih sensitif dari manusia
§  Hidung Untuk bernafas, sebagai indera penciuman dan mengatur suhu badan ketika dikejar pemangsa
§  Kaki Untuk berjalan, melompat,  berlari dan aktifitas yang berkaitan dengan pelolosan diri dari predator
§  Ekor Untuk keseimbangan ketika berjalan, melompat dan berlari
§  Bulu Untuk melindungi kulit dari berbagai bagai serangan cuaca (panas dan dingin) dan sebagai  pelindung dari serangaan hewan lain.

·         Golongan Karnivora
Golongan karnivora merupakan hewan Pemakan daging : Hewan menyusui  Singa, Macan, Harimau, Serigala, Cheetah dan lain lain. Berikut adalah bagian-bagian tubuh dari golongan hewan karnivora :
§  Gigi Semua hewan golongan karnivora mempunyai gigi yang besar daan bertaring tajam, sebab itu mereka bisa mengoyak, menarik, merobek dan memakan daging hewan lain
§  Mulut Untuk aktifitas makan minum dan berkomunikasi dengan sesama jenisnya
§  Mata Untuk melihat dan memantau keberadaan mangsa
§  Telinga Untuk mendengar sekitarnya
§  Hidung Untuk bernafas, Sebagai indera penciuman dan mengatur suhu badan ketika berlari kencang
§  Kaki Untuk berjalan, berlari, mencakar, mencabik,merobek serta menerkam mangsa serta untuk semua aktifitas yang membutuhkan gerakan
§  Ekor Untuk keseimbangan tubuh ketika berjalan dan berlari
§  Bulu Untuk melindungi tubuh dari berbagai cuaca (panas dan dingin) dan sebagai pelindung dari serangan predator lain
·         Golongan Omnivora
Golongan Omnivora merupakan golongan hewan Pemakan segala jenis makanan  : Manusia , Tikus, ayam, bebek dan lain lain. Berikut adalah bagian-bagian tubuh dari golongan hewan omnivora :
·         Gigi Untuk mengunyah, mengoyak dan menghancurkan segala jenis makanan misalnya daun, daging, buah buahab dan sebagainya
·         Mulut Untuk aktifitas makan minum dan berkomunikasi
·         Mata Untuk melihat sekitarnya
·         Telinga Untuk mendengar sekitarnya
·         Hidung Untuk bernafas, sebagai indera penciuman dan untuk mengatur suhu tubuh ketika melakukan aktifitas
·         Kaki Untuk berjalan, melompat, berlari dan semua aktifitas yang membutuhkan gerakan
·         Bulu Pada manusia sebagai tanda tanda  sudah dewasa, untuk menahan keringat dan radikal bebas agar tidak masuk pori pori

II.3.   Klasifikasi Hewan 
Berdasarkan Klasifikasinya, Hewan atau binatang ini terbagi menjadi 2 kelompok besar, diantaranya adalah Vertebrata yaitu Hewan yang memiliki tulang belakang dan Invertebrata yang merupakan hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Pada dasarnya, klasifikasi hewan yang menjadi Vertebrata dan Invertebrata ini merupakan klasifikasi berdasarkan struktur tubuh hewan atau binatang.
Hewan Vertebrata
Vertebrata adalah jenis hewan yang memiliki tulang belakang atau tulang punggung. Hewan-hewan yang tergolong dalam Vertebrata dibagi lagi menjadi beberapa jenis yakni :
§  Ikan (Pisces), yaitu Hewan yang hidup didalam air, bernafas dengan insang dengan alat gerak berupa sirip dan berkembang biak dengan cara bertelur.
§  Amfibi (Amphibia), yaitu Hewan yang dapat hidup di dua alam (darat dan air), berdarah dingin (tidak dapat mengatur suhu badan sendiri) dan bernafas dengan paru-paru. Contoh Hewan Amfibi seperti Katak, Salamander dan kadal air.
§  Reptil (Reptilia), adalah hewan melata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutup tubuhnya. Contoh Hewan Reptil adalah buaya, kadal dan ular.
§  Burung (Aves), yaitu Hewan yang bisa terbang, Hewan Aves atau Burung ini memiliki bulu yang menutupi tubuhnya dengan alat gerak berupa kaki dan sayap. Meskipun Aves sering disebut sebagai hewan yang bisa terbang, ada beberapa jenis hewan yang tergolong dalam Aves tetapi tidak bisa terbang seperti Ayam, Bebek, Angsa dan Kalkun.
§  Hewan Menyusui (Mammalia), yaitu hewan yang memiliki kelenjar susu (betina) yang berfungsi untuk menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya. Hewan Mammalia pada umumnya adalah hewan yang berdarah panas dan bereproduksi secara kawin. Hewan Menyusui atau mammalia ini ada yang hidup di darat dan ada juga hidup di air. Contoh Hewan Mammalia yang hidup di darat seperti Sapi, Domba, Monyet, Rusa, Kuda dan Gajah. Sedangkan Hewan Mammalia yang habitatnya di air seperti Paus, Lumba-lumba dan Duyung

Hewan Invertebrata
Invertebrata adalah jenis hewan yang tidak memiliki tulang belakang atau tulang punggung. Struktur morfologi, sistem pernafasan, sistem pencernaan dan sistem peredaraan  darah  Hewan Invertebrata lebih sederhana jika dibandingkan dengan hewan jenis Vertebrata. Hewan yang termasuk dalam golongan Hewan Invertebrata antara lain :
§  Filum Protozoa, yaitu hewan yang bersel satu yang hidup di dalam air. Bentuk tubuh Protozoa sangat kecil yaitu berkisar antara 10-50 μm tetapi ada juga yang memiliki bentuk tubuh hingga 1mm. Sumber makanan Protozoa adalah hewan dan tumbuhan. Berdasarkan alat geraknya, Protozoa terbagi menjadi 4 kelas yaitu Kelas Rhizopoda (berkaki semu), kelas Flagellata (berbulu cambuk), kelas Cilliata (berambut getar), dan kelas Sporozoa (berspora).
§  Filum Porifera atau hewan berpori, yaitu hewan air yang hidup di laut dengan bentuk tubuh seperti tumbuhan atau tabung berpori yang melekat pada suatu dasar laut dan dapat berpindah tempat dengan bebas. Sumber makanan Porifera adalah Bakteri dan Plankton. Filum Porifera terbagi menjadi 3 kelas yaitu Kelas Corcorea, kelas Hexactinelida dan Kelas Demospangia.
§  Filum Cnidaria, yaitu hewan yang memiliki sel penyengat yang dinamai knidosit yang digunakan untuk menangkap mangsa dan membela diri. Cnidaria dibagi menjadi 4 kelompok yaitu Anthozoa (anemone laut, koral, pena laut), Scyphozoa (Ubur-ubur), Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan Hydrozoa. Filum Cnidari kebanyakan terdapat di lingkungan laut. Filum Cnidaria terkadang dikategori sebagai filum Coelenterata karena merupakan hewan berongga yang disebut dengan Coelenteron.
§  Filum Ctenophora yaitu hewan yang memiliki lubang-lubang kecil atau pori dihampir seluruh tubuhnya. Pori tersebut dapat menimbulkan racun yang digunakan untuk melumpuhkan mangsa atau musuhnya.Meskipun bentuknya seperti ubur-ubur, tetapi filum Coelenterata tidak memiliki sel penyengat (knidosit) seperti pada filmu Cnidaria. Filum Ctenophora terkadang dikategorikan sebagai filum Coelenterata karena merupakan hewan berongga yang disebut dengan Coelenteron.
§  Filum Platyhelminthes atau Cacing Pipih, yaitu hewan yang berbentuk cacing dengan tubuh pipih dan tidak bersegmen. Cacing pipih ini pada umumnya hidup di sungai, laut, danau ataupun sebagai parasit di tubuh organisme lain. Terdapat 3 kelas dalam filum Platyhelminthes yaitu Turbellaria (cacing berambut getar), Trematoda (Cacing Isap) dan Cestoda (cacing pita).
§  Filum Nematoda (Cacing Gilik), yaitu cacing yang berbentuk gilik. Kedua ujung tubuh Filum Nematoda berbentuk runcing dan sedangkan tengahnya bulat. Contoh Cacing Gilik diantaranya seperti cacing tambang, cacing askaris dan cacing filaria.
§  Filum Annelida (Cacing Gelang), yaitu cacing yang tubuhnya terdiri atas segmen-segmen seperti gelang dengan berbagai sistem organ yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Filum Annelida terbagi menjadi 5 kelas yaitu Polychaeta (berambut banyak), Oligochaeta (berambut sedikit atau tidak ada rambut sama sekali), dan Hirudinea (menghisap darah). Contoh cacing jenis Filum Annelida diantaranya seperti cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas dan lintah.
§  Filum Mollusca (Filum Moluska), yaitu hewan yang bertubuh lunak baik dilindungi oleh cangkang maupun yang tidak dilindungi oleh cangkang. Cangkang Filum Mollusca terdiri dari bahan kalsium (zat kapur). Filum Mollusca terdiri dari 3 kelas yakni P (memiliki 2 buah cangkang seperti kerang, tiram dan simping), Gastropoda (Siput baik yang bercangkang ataupun tidak), Cepalophoda (Gurita dan cumi-cumi), Scaphopoda dan  Amphineura.
§  Filum Artropoda, yaitu filum bertubuh segmen yang biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan dan simetri bilateral. Filum Artropda juga dikenal dengan sebutan hewan berbuku-buku. Filum Artropoda terbagi menjadi beberapa kelas, diantaranya adalah  Chelicerata (laba-laba, tungau, kalajengking),  Myriapoda (lipan), Krustasea (kepiting, lobster, udang) dan Hexapoda (serangga).

II.4.   Cara Hewan Mempertahankan Diri

§  Cicak (Memutus Ekornya)
Cicak bisa memutuskan ekornya ketika ia dikejar oleh musuh. Dengan putusnya ekor cicak, biasanya hewan lain akan berhenti untuk mengejarnya. Cara Cicak memutuskan ekornya disebut dalam ilmu ilmiah sebagai autotomi. Contoh hewan lain yang menggunakan sistem perlindungan diri dengan cara autotomi adalah kadal, gecko, skink dan beberapa jenis tipe salamander.

§  Bunglon (Berubah Warna)
Bunglon merupakan hewan yang bisa mengklamufase dirinya menjadi warna apapun yang ia injak. Seperti misalnya saat dia diserang musuh di atas pohon, ia akan merubah warna kulitnya menjadi warna batang atau warna dahan dari pohon yang ia tempati.
Kemampuan bunglon dalam berkamuflase dalam bahasa ilmiahnya disebut dengan mimikri. Selain bunglon, hewan hewan ini juga memiliki sistem kamuflase yang sama yaitu katak pohon dan gurita.
§  Walang Sangit (Dengan Bau Menyengat) 
Walang sangit adalah hewan yang menyerupai bentuk belalang, biasanya hewan ini hidup di daerah perkebunan atau daerah sawah. Hewan ini mempunyai alat perlindungan diri yang cukup unik, yaitu dengan mengeluarkan bau dari tubuhnya. Apabila walang sangit sedang diburu musuhnya, ia akan mengeluarkan bau yang membuat musuhnya tersebut kabur karena tidak tahan akan baunya.
§  Walang Daun (Berwarna Seperti Daun) 
Berbeda dengan walang sangit, walang daun adalah hewan sejenis belalang yang tidak menggunakan bau untuk melindungi dirinya. Namun dengan berkamuflase di pohon dengan tubuhnya. Tubuh yang dimiliki walang daun sangat mirip dengan bentuk daun sehingga musuhnya tidak akan mengira kalau dia adalah walang sangit. Kitapun sebagai manusia akan sulit membedakan yang mana daun yang mana walang daun karena memang tubuhnya yang sangat mirip dengan daun.
§  Ular (Melilit Musuhnya)
Walaupun tidak memiliki tangan dan kaki. Ular memiliki sistem perlindungan diri yang hebat dan mematikan. Ia bisa mengeluarkan racun dari gigi taringnya yang dimana racun tersebut bisa melumpuhkan musuh seketika.
Racun yang terdapat dalam ular sering disebut bisa ular. Banyak kejadian yang mengatakan bahwa bisa ular juga bisa membunuh manusia dengan hanya hitungan detik. Ular yang memiliki pertahanan diri seperti ini bisa kita lihat pada species ular Viper, Inland Taipan, Eastern Brown, Krait Biru, Mamba Hitam, Ular Macan, Kobra, Death Adder dan ular derik.
§  Siput (Menggunakan Cangkang)
Siput memiliki cangkang yang berguna untuk melindungi dirinya dari serangan predator. Cangkang yang dimiliki siput sangat kuat karena terbuat dari zat kapur sehingga predator yang ingin memangsanya kesulitan untuk menghadapinya. Tidak hanya siput, bekicot dan keong pun memiliki sistem perlindungan yang sama, yaitu menggunakan cangkang.
§  Cumi Cumi (Menyemprotkan Tinta Hitam)
Cara Hewan Melindungi Diri selanjutnya terjadi pada cumi-cumi. Cumi cumi mempunyai sistem perlindungan diri menggunakan tinta yang ia keluarkan dari tubuhnya. Tinta tersebut akan disemburkan ke musuh yang sedang ingin memangsanya. Dengan tinta tersebut, musuh cumi cumi akan kabur karena tidak bisa melihat tubuh cumi cumi dengan jelas.
Cumi cumi sendiri merupakan makhluk hidup yang tinggal di laut. Tinta dari hewan cumi cumi sering dikumpulkan manusia untuk dibuat menjadi bahan membuat tinta pulpen yang kita gunakan sehari hari.
§  Kalajengking (Racun Pada Ekornya)
Kalajengking memiliki sistem perlindungan diri yang mirip dengan ular, bedanya kalajengking memiliki racun yang terletak pada bagian ekornya. Racun tersebut pun bisa dengan cepat melumpuhkan musuh asalkan musuhnya tersebut tersengat oleh ekornya. Tidak hanya kalajengking, Kelabang dan lebah juga memiliki sistem perlindungan diri yang sama yaitu memiliki racun di daerah ekor.
§  Banteng (Menyeruduk dengan Tanduk)
Dari segi fisiknya, banteng memiliki postur tubuh yang besar dan akan membuat takut musuh-musuhnya. Tidak hanya posturnya, Banteng memiliki sistem pertahanan yang kuat yaitu dengan tanduknya. Tanduk banteng akan digunakan oleh banteng untuk menyeruduk musuh-musuhnya sehingga musuh dari hewan ini akan takut.
Banteng sering dipakai sebagai alat hiburan bagi orang spanyol dan nama acara tersebut adalah matador, dimana ada orang yang melambaikan kain lalu banteng tersebut akan menghampirinya. Selain banteng, Sapi dan kerbau memiliki sistem perlindungan diri yang sama.
§  Harimau (Menerkam dengan Gigi dan Kuku Tajam)
Harimau memiliki julukan yang disebut dengan raja hutan. Hal tersebut ditujukan ke harimau karena menurut rantai makanan, harimau termasuk predator yang posisinya paling atas. Sistem perlindungan diri yang ia miliki adalah tubuh yang kuat dan gigi taring yang besar. Selain itu, kuku yang harimau miliki sangat tajam sehingga bisa merobek daging musuh-musuhnya. Ada juga beberapa hewan lain yang memiliki sistem perlindungan diri yang sama, yaitu anjing dan singa.
§  Trenggiling (Menggulung Tubuhnya)
Sistem perlindungan diri yang dimiliki trenggiling adalah dengan menekukkan tubuhnya. Hal tersebut dilakukan trenggiling karena hewan ini memiliki kulit berupa sisik yang sangat keras. Walaupun memiliki bagian perut yang lunak, trenggiling akan aman dari serangan musuh apabila ia sudah menekukkan tubuhnya. Selain trenggiling, luing pun melakukan hal yang sama ketika ia sedang diburu oleh musuhnya. 
§  Landak (Duri Tajam pada Tubuh)
Jika trenggiling mempunyai sisik yang keras, landak mempunyai duri duri yang tajam di bagian punggungnya. Saat ada musuh yang ingin memangsa landak, landak akan berusaha membelakangi musuhnya sehingga ia akan aman dari kejaran musuhnya. Karena tubuh musuhnya tersebut akan tertusuk duri. Landak tidak memiliki racun didalam durinya, namun ketajaman dari duri durinya tersebut sudah mampu membuat musuh musuhnya terluka.
§  Musang (Berpura-pura Mati
Musang memiliki cara yang unik untuk melindungi dirinya dari serangan musuh. Musang akan berpura pura mati sehingga musuhnya akan meninggalkannya. Jika musuhnya sudah pergi, musang akan bergerak kembali jika keadaannya sudah aman. Kumbang juga akan berpura pura mati seperti musang jika ada musuh yang mengejarnya.
§  Kuda Zebra (Dengan Kulit Hitam Putih)
Cara Hewan Melindungi Diri selanjutnya terjadi pada kuda zebra. Kuda zebra memiliki kulit berwarna hitam putih, kulit tersebut pun digunakan oleh kuda zebra untuk melindungi dirinya dari serangan musuh. Karena warna hitam putih yang terdapat pada kulit kuda zebra akan membuat bingung musuh musuhnya sehingga musuh musuhnya tersebut akan berpaling mencari mangsa hewan lainnya.
§  Sigung (Bau Menyengat)
Hewan bernama sigung yang memiliki sistem pertahanan mirip dengan walang sangit, yaitu dengan mengeluarkan bau busuk dari tubuhnya. Dengan bau busuk tersebut, musuh musuh dari sigung akan lari karena tidak tahan oleh baunya. Meskipun sigung memiliki pertahanan mengeluarkan bau busuk. Namun ada orang yang tetap menjadikan sigung sebagai hewan peliharaan.
§  Burung Petler Camar Utara (Menyemburkan Muntahan Dari Tubuh)
Species burung camar ini memiliki pertahanan diri dengan cara menyemburkan muntahan dari tubuhnya. Karena muntahan dari burung petler camar utara ini, musuh yang ingin memangsanya akan kabur menjauhinya. Sejak kecil biasanya anak anak dari burung petler camar utara ini sudah bisa menyemburkan muntahannya. Akan tetapi tenang saja, species burung camar yang biasa kita temukan tidak akan bisa menyemburkan muntahan dari tubuhnya.
§  Katak Kayu (pada Musim Dingin Tubuh akan Membeku)
Katak kayu mempunyai kekebalan tubuh dari suhu dingin bahkan dibawah titik beku. Tubuh katak kayu akan membeku selama musim dingin, dan pada saat musim panas dan es es mulai mencair, tubuh dari katak kayu ini akan hidup kembali. Namun hanya species katak kayu yang bisa melakukan hal tersebut, species lain katak tidak dapat melakukannya karena sistem perlindungan diri mereka berbeda.
§  Hagfish (Dengan Cairan Lendir)
Hagfish adalah ikan yang termasuk golongan hewan purba yang masih hidup sampai saat ini. Ikan Hagfish memiliki cairan lendir disekujur tubuhnya, dengan lendir ini para musuh dari hagfish akan kesulitan dalam menangkap hagfish. Memiliki lendir disekujur tubuhnya juga dimiliki oleh belut.
§  Kumbang Boombardier (Cairan Asam dari Ekor)
Cara Hewan Melindungi Diri selanjutnya terjadi pada kumbang boombardier. Kumbang boombardier hidup hampir diseluruh benua kecuali antartika. Kumbang boombardier memiliki cairan asam yang ia keluarkan dari bagian ekornya. Ketika ada predator yang ingin memangsanya, ia akan menyemburkan cairan asam tersebut ke musuhnya. Bahkan manusia juga sebaiknya jangan bertemu langsung dengan kumbang boombardier karena jika kena tubuh kita pun akan berbahaya.
§  Laba Laba (Menggunakan Jaring-Jaring)
Ada banyak macam dari jenis species hewan laba laba, kebanyakan dari species ini menggunakan giginya untuk mempertahankan diri dari musuh musuhnya. Namun, ada beberapa species dari laba laba yang juga mempunyai bisa untuk mempertahankan dirinya dari serangan musuh.
Contohnya adalah laba laba suku Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo Mesothelae. Laba laba juga menggunakan jaringnya untuk menangkap musuhnya, dengan jaringnya tersebut musuh akan sulit bergerak karena jaring laba laba sifatnya lengket. Hewan ini menginspirasi komik marvel dalam membuat superhero bernama spiderman.

II.5.   Rantai makanan dan Jaring-jaring makanan

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,  konsumen, dan dekomposer. Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu.  Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.

Rantai Makanan Dan Analisisnya :

§  contoh 1 :


KETERANGAN :

1.      Tumbuhan menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan makanan dalam bentuk gula, dan disimpan dalam dalam biji, batang, buah, dan bagian lainnya.
2.      Tikus sebagai konsumen tingkat I {hewan herbivora/pemakan tumbuhan} memakan tumbuhan. Kemudian tubuh tikus mengubah sejumlah makanan menjadi energi untuk lari, makan, dan bereproduksi.
3.      Ular  sebagai konsumen tingkat II {hewan karnivora/pemakan daging} memakan tikus. Tikus merupakan sumber energi untuk ular agar tetap hidup.
4.      Burung Elang sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora) memakan ular. Tubuh elang menggunakan energi yang tersedia dari ular untuk melangsungkan proses kehidupan.
5.      Jika elang mati, maka akan diuraikan oleh bakteri, cacing, dan lainnya yang berperan sebagai dekomposer untuk diubah menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
§  contoh 2 :


KETERANGAN :
1.      Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut produsen. Terlihat pada gambar bahwa rumput dimakan belalang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rumput bertindak sebagai produsen.
2.      Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar bahwa belalang dimakan katak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belalang sebagai konsumen I (Herbivora)
3.      Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar bahwa katak dimakan ular. Sehingga dapat disimpulkan bahwa katak sebagai konsumen II (karnivora).
4.      Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Terlihat pada gambar bahwa ular sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora).
5.      Jika ular mati, maka akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer yang mengubah ular yang mati itu menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jamur berperan sebagai dekomposer.

II.6.   Hewan Langka 
Orangutan Sumatera dan Kalimantan

Harimau Sumatera

Komodo

Burung Jalak Bali

Badak Sumatera dan Badak Jawa

Gajah Sumatera

Kanguru Wondiwoi

Anoa

Monyet Hitam Sulawesi

Pesut Mahakam

Macan Tutul Jawa


II.7.   Cara Mencegah Kepunahan Hewan 
Pelestarian In Situ adalah pelestarian yang di lakukan pada tempat asli hewan atau tumbuhan tersebut berada. Contoh pelestarian In Situ adalah Suaka Margasatwa, Hutan Lindung, dan Taman Nasional.Suka Margasatwa merupakan kawasan yang melindungi hewan. Hutan Lindung merupakan kawasan yang melindungi tumbuhan. Taman Nasional kawasan yang melindungi hewan dan tumbuhan.
Pelestarian Ex Situ adalah pelestarian yang dilakukan di luar tempat tinggal aslinya. Karena hewan dan tumbuhan kehilangan tempat tinggal aslinya. Pelestarian Ex Situ dilakukan sebagai upaya rehabilitasi, penangkaran, dan oembiakan hewan maupun tumbuhan langka. Contoh Kebon Botani, Taman Safari, dan penangkaran.
§  Upaya lain yang dapat dilakukan untuk melestarikan hewan  langka
§  Tidak berburu hewan sembarangan
§  Melindungi hewan langka
§  Hewan langka di budidayakan
§  Mencari alternatif pemanfaatan hewan langka dengan menciptakan pengganti berbahan sintetis


2.8  Manfaat Hewan Bagi Manusia 

Sumber Pangan
Hewan adalah salah satu sumber makanan utama manusia. Hewan menghasilkan sumber pangan berupa daging, susu, dan telur. Hewan yang biasa dimanfaatkan sebagai sumber pangan manusia adalah sapi, ayam,ikan, bebek, kambing, dll. Namun, ada beberapa manusia yang tidak memakan hewan tertentu (seperti babi dan sapi) dan bahkan ada manusia yang sama sekali tidak memakan pangan yang bersumber dari hewan (vegetarian).
Bahan Baku Sandang
Kulit hewan dikenal sebagai bahan baku sandang yang bersifat mewah dan mahal. Karena untuk mendapatkannya harus membudidayakan terlebih dahulu mengingat beberapa hewan yang diambil kulitnya merupakan hewan langka. Selain itu jumlahnya juga langka di pasaran sehingga harganya semakin mahal. Contoh bahan baku sandang dari hewan adalah bulu domba (kain wol), kepompong ulat sutera (kain sutera), dan kulit buaya (bahan baku tas, jaket, dan sepatu).
Alat Transportasi
Sebelum ada alat transportasi modern atau yang menggunakan mesin uap, hewan selalu diandalkan untuk mengangkut manusia dan barang-barang. Hewan yang biasa dijadikan alat transportasi adalah kuda, kerbau, gajah, dan unta.
Bahan Perhiasan dan Kerajinan
Meskipun saat ini masih kontroversial karena kebanyakan menggunakan hewan langka, namun masih saja ada yang memanfaatkan hewan sebagai bahan baku perhiasan dan kerajinan. Contohnya adalah harimau yang diambil kulitnya, gajah yang diambil gadingnya, burung merak yang diambil bulunya, dan penyu. Namun ada beberapa hewan yang secara legal dapat dimanfaatkan sebagai bahan perhiasan dan kerajinan seperti kerang yang diambil mutiaranya dan kulit sapi atau kerbau yang dijadikan bahan baku kulit wayang.
Penghasil Pupuk
Kotoran dan urin hewan merupakan pupuk yang baik bagi tumbuhan. Pupuk yang sering disebut sebagai pupuk kandang ini memiliki keunggulan antara lain lebih ramah lingkungan dan baik digunakan dalam jangka panjang. Bahkan ada yang mengintegrasikan peternakan sapi dan pertanian.
Sebagai Bahan Obat
Dari masa sebelum ada obat kimia hingga saat ini, hewan menjadi salah satu bahan bakunya. Lemak hewan juga dijadikan media sintesis zat kimia untuk bahan baku obat. Ada juga yang menggunakan hewan sebagai obat-obatan alami seperti minyak ikan, bisa ular, madu, dan cacing tanah.


BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
            Klasifikasi adalah usaha penggolongan makhluk hidup berdasarkan pada persamaan dan perbedaan yang nampak pada makhluk hidup. Pada hewan, penggolongan tersebut dapat dibedakan berdasarkan tingkatan yang mencangkup seluruh dunia hewan dimulai dari tingkatan tertinggi (kelompok besar) sedikit persamaan ketingkat terkecil (kelmpok paling kecil). Hewan invertebrata yaitu hewan yang tidak bertulang belakang serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan vertebrata. Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang memiliki struktur tubuh yang lebih sempurna dibandingkan dengan hewan invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel sarap dan memiliki perpanjangan kumpulan sarap dari otak. Tali ini tidak di miliki oleh hewan yang tidak bertulang belakang. Adaptasi hewan terhadap lingkungan. Misalnya, Bentuk mulut serangga bermacam-macam sesuai dengan jenis makannya. Bentuk mulut serangga ada yang pengisap, penusuk, dan pengunyah-penjilat.
            Ada beberapa manfaat hewan yaitu sebagai bahan sandang,bahan pangan,bahan kerajinan,alat transportasi,penghasil pupuk,sebagai bahan obat.Hewan juga mempunyai cara agar dapat mempertahankan dirinya dari musuh,misalnya cicak mempertahankan dirinya dengan memutuskan ekornya,buglon dengan mengubah warna tubuhnya disebut mimikri.di indonesia juga terdapat hewan langka yang harus di lindungi,dalam perlindungannya di tempatkan di suaka margasatwa,

3.2  Saran
Saran dari kami yaitu perlunya meningkatkan kepedulian akan lingkungan hidup. Meningkatkan pemeliharaan terhadap suaka marga satwa dan cagar alam. Menindak lanjuti prilaku yang merusak atau menjadi penyebab hilangnya keanekaragaman hayati.
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi para pembaca, terutama kepada dosen pembimbing kami harap dapat memberikan sarannya untuk perbaikan makalah ini lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA
https://dosenbiologi.com/hewan/bagian-bagian-tubuh-hewan. Diakses pada tanggal 14 Desember 2017
http://materiipa.com/cara-hewan-melindungi-diri. Diakses pada tanggal 14 Desember 2017
https://sakahayati.wordpress.com/fashion/. Diakses pada tanggal 14 Desember 2017
https://noorfaatih.wordpress.com/2011/09/24/taksonomi-hewan/. Diakses pada tanggal 14 Desember 2017
https://informazone.com/hewan-langka/. Diakses pada tanggal 14 Desember 2017







No comments:

Post a Comment