BUMI DAN TATA SURYA
Makalah ini disusun untuk memenuhi
Konsep Dasar IPA dengan dosen pengampu Ela Suryani, M.Pd
Disusun oleh:
1.
Hela Dhera Antafani (130117A009)
2.
Bunga Adella Fazar Safitri (130117A015)
3.
Sulistiya Tri Ningsih (130117A013)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji dan syukur,atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.
Oleh karena itu, penulis berhasil menyusun sebuah Makalah Konsep Dasar IPA di SD tentang Bab Bumi dan Tata Surya.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah pada baginda junjungan nabi besar Muhammad
Saw. Yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir.
Laporan makalah ini disusun dengan segala keterbatasan kami, dan
dengan bantuan beberapa pihak, akhirnya dapat terselesaikan.
Untuk itu pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada:
1.
Ayah dan ibu tercinta yang
telah member do’a dan motivasi yang lebih
2.
Ibu Ela Suryani M,Pd yang
selalu membimbing kami
3.
Temen-teman yang telah
mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa laporan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Namun kami berharap semoga laporan makalah ini dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya. Kritik dan saran pembaca akan kami sambut dengan baik, demi
kesempurnaan laporan makalah ini.
Ungaran,
1 Desember 2017
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. .
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB
I PENDHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan
BABII
PEMBAHASAN
A. Kedudukan bumi dalam tata surya
B. Menguraikan
gerakan bumi dan bulan
C. Pengaruh gerakan bumi dan bulan
terhadap kehidupan
BAB
III PENUTUP
- KESIMPULAN
- SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manusia, hewan, dan tumbuhan hidup
dipermukaan bumi yang sangat luas. Bumi yang kita tempati ini merupakan planet
ketiga dalam tata surya. Tata surya yang terdiri dari matahari, planet-planet,
satelit-satelit, komet, meteor, dan asteroid hanyalah satu dari jutaan bintang
yang bergabung dalam suatu kelompok yang dikenal dengan nama galaksi. Dalam
alam semesta ini terdapat ribuan galaksi dengan jarak yang besar dan
masing-masing berukuran besar pula. Galaksi kita, yaitu tempat dengan matahari
sebagai salah satu anggotanya dinamakan galaksi Bima sakti yang dalam bahasa
inggrisnya disebut Milky Way.
B. Rumusan
Masalah
1. Menjelaskan
kedudukan bumi dalam tata surya ?
2. Menguraikan
gerakan bumi dan bulan ?
3. Menganalisis
pengaruh gerakan bumi dan bulan terhadap kehidupan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
dan memahami kedudukan bumi dalam tata surya
2. Mengetahui
dan memahami gerakan bumi dan bulan
3. Mengetahui
dan memahami gerakan bumi dan bulan terhadap kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Kedudukan Bumi dalam Tata Surya
Pada zaman dahulu, manusia beranggapan bahwa bentuk bumi adalah datar dan luasnya tak terhinggga. Namun pada
abad ke-6 SM, seorang pemikir Yunani
bernama Pythagoras beranggapan bahwa bentuk bumi menyerupai bola.
Pada abad ke-4 SM, Aristoteles meyakini bahwa bentuk bumi itu bulat. Keyakinanya
itu timbul setelah menagmati bayangan yang menutupi permukaan bulan pada waktu
terjadi gerhana bulan.
Bentuk bumi yang bulat menyebabkan benda-benda yang bergerak menjauhi seorang pengamat di permukaan bumi akan tampak seolah-olah tenggelam di balik ufuk. Bumi apabila dilihat dari angkasa luar akan tampak berwarna kebiru-biruan, sehingga disebut sebagai planet biru. Warna kebiru-biruan tersebut disebabkan oleh keadaan di bumi sendiri yaitu karena 70 % permukaan bumi berupa laut dan samudra. Selain itu, susunan dan ketebalanangkasanya juga menentukan ciri khas penampakannya.
Bentuk bumi yang bulat menyebabkan benda-benda yang bergerak menjauhi seorang pengamat di permukaan bumi akan tampak seolah-olah tenggelam di balik ufuk. Bumi apabila dilihat dari angkasa luar akan tampak berwarna kebiru-biruan, sehingga disebut sebagai planet biru. Warna kebiru-biruan tersebut disebabkan oleh keadaan di bumi sendiri yaitu karena 70 % permukaan bumi berupa laut dan samudra. Selain itu, susunan dan ketebalanangkasanya juga menentukan ciri khas penampakannya.
Kedudukan bumi dalam tata surya
Bumi ini
bukan merupakan titik pusat dari seluruh jagad raya sebagaimana
orang-orang dahulu kala mengiranya. Dari hasil-hsil penelitian manusia sekarang
tahu bahwa mataharilah yang merupakan pusat tata surya.
Bumi merupakan anggota tata surya bersama 7 planet lainnya yang sama – sama
mengelilingi matahari dengan waktu tempuh yang berbeda – beda sesuai dengan
jari – jari lintasannya. tak ada satu pun diantara planet-planet tata surya itu
yang mempunyai kondisi yang memungkinkan adanya kehidupan seperti di bumi. Bumi
merupakan bagian dari sistem galaksi yang berada di jagat raya, yaitu galaksi
Bimasakti.. Bumi yang kita tempati hanya bagian kecil saja dari galaksi
Bimasakti, yaitu bagian dari tata surya dengan matahari sebagai pusatnya.
Bimasakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta ini.
Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop
berdiameter 5m di Observatorium Hale mungkin sampai
kira-kira satu miliar galaksi. Galaksi-galaksi inilah pengisi jagat raya.
B. Gerakan
Bumi dan Bulan
a.
Rotasi Bumi
Perputaran Bumi pada porosnya disebut rotasi
Bumi. Untuk satu kali rotasi, Bumi memerlukan waktu sehari 23 jam 56 menit atau
dibulatkan menjadi 24 jam. Bumi berotasi dari barat ke timur, Rotasi bulan
Perputaran Bulan pada porosnya disebut rotasi
Bulan. Untuk satu kali rotasi, Bulan membutuhkan waktu sebulan (29½ hari).
Rotasi Bulan tidak memberikan pengaruh apa pun terhadap kehidupan di Bumi.
b.
Revolusi Bulan
Sebagai satelit Bumi, Bulan bergerak mengelilingi
Bumi. Gerakan Bulan mengelilingi Bumi disebut revolusi Bulan. Waktu yang
diperlukan Bulan untuk satu kali revolusi adalah sebulan (29½ hari). Saat
berevolusi, luas bagian Bulan yang terkena Matahari berubah-ubah. Oleh karena
itu, bentuk Bulan dilihat dari Bumi juga berubah-ubah. Pasang purnama terjadi
pada saat Bulan purnama dan Bulan baru. Pasang perbani terjadi pada saat Bulan paruh.
Perubahan bentuk Bulan itu disebut fase-fase
Bulan.
Dalam sekali revolusi, Bulan mengalami delapan fase. Apabila dirata-rata, setiap fase Bulan berlangsung selama kurang lebih 3–4 hari.
Hari pertama, Bulan berada pada posisi 0°. Bagian Bulan yang tidak terkena sinar Matahari menghadap ke Bumi. Akibatnya, Bulan tidak tampak dari Bumi. Fase ini disebut Bulan baru.
Dalam sekali revolusi, Bulan mengalami delapan fase. Apabila dirata-rata, setiap fase Bulan berlangsung selama kurang lebih 3–4 hari.
Hari pertama, Bulan berada pada posisi 0°. Bagian Bulan yang tidak terkena sinar Matahari menghadap ke Bumi. Akibatnya, Bulan tidak tampak dari Bumi. Fase ini disebut Bulan baru.
Hari keempat, Bulan berada pada posisi 45°. Dilihat dari Bumi, Bulan
tampak melengkung seperti sabit. Fase ini disebut Bulan sabit. Hari kedelapan, Bulan berada pada posisi 90°. Bulan tampak berbentuk
setengah lingkaran. Fase ini disebut Bulan paruh.
Hari kesebelas, Bulan berada pada posisi 135°. Dilihat dari Bumi, Bulan tampak seperti cakram. Fase ini disebut Bulan cembung.
Hari keempat belas, Bulan berada pada posisi 180°. Pada posisi ini, Bulan tampak seperti lingkaran penuh. Fase ini disebut Bulan purnama atau Bulan penuh.
Hari kesebelas, Bulan berada pada posisi 135°. Dilihat dari Bumi, Bulan tampak seperti cakram. Fase ini disebut Bulan cembung.
Hari keempat belas, Bulan berada pada posisi 180°. Pada posisi ini, Bulan tampak seperti lingkaran penuh. Fase ini disebut Bulan purnama atau Bulan penuh.
Hari ketujuh belas, Bulan berada pada posisi
225°. Dilihat dari Bumi, penampakan Bulan kembali seperti cakram.
Hari kedua puluh satu, Bulan berada pada posisi 270°. Penampakan Bulan sama dengan Bulan pada posisi 90°. Bulan tampak berbentuk setengah lingkaran.
Hari kedua puluh lima, Bulan berada pada posisi 315°. Penampakan Bulan pada posisi ini sama dengan posisi Bulan pada 45°. Bulan tampak berbentuk seperti sabit. Selanjutnya, Bulan akan kembali ke kedudukan semula, yaitu Bulan mati. Posisi Bulan mati sama dengan posisi Bulan baru.
Hari kedua puluh satu, Bulan berada pada posisi 270°. Penampakan Bulan sama dengan Bulan pada posisi 90°. Bulan tampak berbentuk setengah lingkaran.
Hari kedua puluh lima, Bulan berada pada posisi 315°. Penampakan Bulan pada posisi ini sama dengan posisi Bulan pada 45°. Bulan tampak berbentuk seperti sabit. Selanjutnya, Bulan akan kembali ke kedudukan semula, yaitu Bulan mati. Posisi Bulan mati sama dengan posisi Bulan baru.
C.
Pengaruh gerakan bumi dan bulan terhadap
kehidupan
Gerakan Bumi dan Bulan. Bumi mempunyai
dua macam gerakan, yaitu rotasi dan revolusi. Akibat rotasi dan revolusi Bumi
mengakibatkan beberapa peristiwa. Peristiwa-peristiwa ini tentunya sudah tidak
asing lagi bagi kita karena hampir semua orang pernah mengalaminya. Peristiwa
seperti terjadinya siang dan malam, matahari terbit di sebelah timur dan
tenggelam di sebelah barat, perbedaan waktu di berbagai belahan bumi, percepatan
gravitasi bumi merupakan akibat dari rotasi bumi. Untuk lebih lengkapnya akan
diuraikan sebagai berikut :
1. Rotasi
Bumi
Gerak
rotasi Bumi menyebabkan berbagai peristiwa, antara lain :
·
Terjadinya siang dan malam
Pada
saat berotasi tidak semua bagian bumi mendapatkan sinar matahari. Bagian bumi
yang mendapatkan sinar matahari mengalami siang, sementara itu bagian bumi yang
tidak mendapatkan sinar matahari mengalami malam.
·
Gerak Semu Harian Matahahari
Matahari
selalu terbit di sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat. Gerakan seperti
ini disebut gerak semu harian Matahari. Gerakan ini terjadi karena adanya
rotasi Bumi. Bumi berotasi dengan arah gerakan dari barat ke timur. Akibatnya,
Matahari seolah-olah bergerak dari timur ke barat.
·
Perbedaan Waktu di Berbagai Tempat di
Dunia
Rotasi
Bumi menyebabkan adanya perbedaan waktu di berbagai tempat di dunia. Dalam satu
kali rotasi, Bumi membutuhkan waktu 24 jam (satu hari) dan sudut tempuh sejauh
360°. Berdasarkan hal tersebut, setiap tempat di Bumi dengan jarak 15° memiliki
perbedaan waktu satu jam. Jika jaraknya 30°, maka perbedaan waktunya dua jam,
dan seterusnya. Angka ini berasal dari pembagian sudut tempuh dengan waktu
tempuh (360° : 24 = 15°). Indonesia terletak di antara 95° BT dan 141° BT.
Artinya, panjang wilayah Indonesia adalah 46°. Karena setiap jarak 15° selisih
waktunya satu jam, maka Indonesia memiliki tiga daerah waktu. Tiga daerah waktu
tersebut yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), WITA (Waktu Indonesia Tengah), dan
WIT (Waktu Indonesia Timur).
Kota
Greenwich, London, Inggris terletak pada garis bujur 0°. Oleh karenanya, waktu
di kota ini digunakan sebagai patokan bagi seluruh dunia. Patokan waktu ini
disebut Greenwich Mean Time (GMT). Dengan mengacu standar GMT, maka Waktu
Indonesia Barat lebih cepat tujuh jam dari GMT. Sementara itu, Waktu Indonesia
Tengah lebih cepat delapan jam dari GMT. Adapun Waktu Indonesia Timur lebih
cepat sembilan jam dari GMT. Sebagai contoh, jika GMT menunjukkan pukul 01.00,
maka Waktu Indonesia Barat menunjukkan pukul 08.00.
·
Perbedaan Percepatan Gravitasi di
Permukaan Bumi
Rotasi
Bumi menyebabkan Bumi berbentuk tidak bulat sempurna. Bumi pepat di bagian
kutubnya. Bentuk ini mengakibatkan jari-jari Bumi di daerah kutub dan
khatulistiwa berbeda. Perbedaan jari-jari Bumi menimbulkan perbedaan percepatan
gravitasi di permukaan Bumi. Perbedaan tersebut terutama di daerah khatulistiwa
dengan kutub.
2. Revolusi
Bumi
Revolusi Bumi membawa
beberapa pengaruh terhadap Bumi. Diantaranya adalah sebagai berikut :
·
Pergantian Musim
Bumi
mengelilingi Matahari dengan posisi miring sebesar 23½° ke arah timur laut dari
sumbu Bumi. Posisi ini menyebabkan terjadinya pergantian musim. Ketika kutub
selatan Bumi condong ke Matahari, belahan Bumi bagian selatan bertambah dekat
dengan Matahari. Hal ini menyebabkan belahan Bumi selatan mengalami musim
panas. Pada saat yang sama, belahan Bumi utara semakin jauh dari Matahari.
Belahan Bumi utara mengalami musim dingin.
Di
antara pergantian musim panas ke dingin, terjadi musim gugur. Di antara
pergantian musim dingin ke panas, terjadi musim semi. Jadi, belahan Bumi
selatan dan utara mengalami empat musim.Kalian tentu tahu kita tinggal di
daerah khatulistiwa, daerah khatulistiwa selalu mendapatkan sinar Matahari
sepanjang tahun. Oleh karena itu, daerah khatulistiwa mengalami dua musim yaitu
musi kemarau dan musim hujan. Musim hujan teradi antara bulan Oktober-April,
dan musim kemarau antara bulan April-Oktober. Daerah khatulistiwa biasa disebut
daerah tropis.
·
Gerak Semu Tahunan Matahari
Matahari tampak terbit dari tempat yang
berbeda setiap periode tertentu dalam setahun. Padahal, Matahari sebenarnya
tidak mengalami perubahan posisi. Kenampakan ini terjadi akibat revolusi Bumi.
Matahari seolah-olah bergerak atau berpindah tempat. Nah, gerak inilah yang disebut
gerak semu tahunan Matahari. Perhatikan gambar di bawah ini :
Tanggal 21 Maret Dilihat dari Bumi,
Matahari tepat berada pada garis khatulistiwa (0º). Karenanya, Matahari
seolah-olah terbit tepat di sebelah timur. Demikian pula, Matahari seolah-olah
tenggelam tepat di sebelah barat.Tangal 21 Juni, dilihat dari Bumi, Matahari
tampak berada pada 23½Âº lintang utara (LU). Karenanya, Matahari seolah-olah
terbit agak sedikit bergeser ke utara.
Tanggal 23 September, diamati dari Bumi,
Matahari tampak kembali berada pada garis khatulistiwa. Akibatnya, Matahari
seolah-olah terbit tepat di sebelah timur.Tanggal 22 Desember, Matahari tampak
berada pada 23½Âº lintang selatan (LS) jika dilihat dari Bumi. Hal ini
menyebabkan Matahari seolah-olah terbit agak sedikit bergeser ke selatan.
3. Gerakan
Bulan
Bulan memiliki dua macam gerakan, yaitu
rotasi dan revolusi. Akibat yang ditimbulkan oleh rotasi dan revolusi Bulan
antara lain sebagai berikut :
·
Rotasi Bulan
Perputaran Bulan pada porosnya disebut
rotasi Bulan. Untuk satu kali rotasi, Bulan membutuhkan waktu sebulan (29½
hari). Rotasi Bulan tidak memberikan pengaruh apa pun terhadap kehidupan di
Bumi.
·
Revolusi Bulan
Sebagai satelit Bumi, Bulan bergerak
mengelilingi Bumi. Gerakan Bulan mengelilingi Bumi disebut revolusi Bulan.
Waktu yang diperlukan Bulan untuk satu kali revolusi adalah sebulan (29½ hari).
Saat berevolusi, luas bagian Bulan yang terkena Matahari berubah-ubah. Oleh
karena itu, bentuk Bulan dilihat dari Bumi juga berubah-ubah. Pasang purnama
terjadi pada saat Bulan purnama dan Bulan baru. Pasang perbani terjadi pada
saat Bulan paruh. Perubahan bentuk Bulan itu disebut fase-fase Bulan. Dalam sekali revolusi, Bulan
mengalami delapan fase. Apabila dirata-rata, setiap fase Bulan berlangsung
selama kurang lebih 3–4 hari. Hari pertama, Bulan berada pada posisi 0°. Bagian
Bulan yang tidak terkena sinar Matahari menghadap ke Bumi. Akibatnya, Bulan
tidak tampak dari Bumi. Fase ini disebut Bulan baru.Hari keempat, Bulan berada
pada posisi 45°. Dilihat dari Bumi, Bulan tampak melengkung seperti sabit. Fase
ini disebut Bulan sabit.Hari kedelapan, Bulan berada pada posisi 90°. Bulan
tampak berbentuk setengah lingkaran. Fase ini disebut Bulan paruh.Hari
kesebelas, Bulan berada pada posisi 135°. Dilihat dari Bumi, Bulan tampak seperti
cakram. Fase ini disebut Bulan cembung.Hari keempat belas, Bulan berada pada
posisi 180°. Pada posisi ini, Bulan tampak seperti lingkaran penuh. Fase ini
disebut Bulan purnama atau Bulan penuh.
Hari ketujuh belas, Bulan berada pada
posisi 225°. Dilihat dari Bumi, penampakan Bulan kembali seperti cakram.Hari
kedua puluh satu, Bulan berada pada posisi 270°. Penampakan Bulan sama dengan
Bulan pada posisi 90°. Bulan tampak berbentuk setengah lingkaran.Hari kedua
puluh lima, Bulan berada pada posisi 315°. Penampakan Bulan pada posisi ini
sama dengan posisi Bulan pada 45°. Bulan tampak berbentuk seperti sabit.
Selanjutnya, Bulan akan kembali ke kedudukan semula, yaitu Bulan mati. Posisi
Bulan mati sama dengan posisi Bulan baru.
Pengaruh
Gerakan Bumi dan Bulan
1. Gerhana
Bulan
Gerhanan bulan yaitu peristiwa
terhalangnya cahaya matahari yang menuju ke bulan oleh bumi. Peristiwa ini
mengakibatkan bulan menjadi gelap karena tidak ada cahaya matahari yang
dipantulkan. Gerhana bulan terjadi jika posisi Matahari, Bumi dan Bulan dalam
satu garis lurus. Posisi bumi terletak
diantara matahari dan bulan. Ada tiga jenis gerhana bulan. Gerhana bulan total terjadi apabila bulan
berada tepat pada daerah umbra (bayangan inti bumi). Apabila hanya sebagian
saja permukaan bulan yang masuk ke dalam bayangan inti dan sebagian yang
lainnya ada dalam bayangan kabur, maka dinamakan gerhana bulan sebagian.
Sedangkan gerhanan bulan penumbra jika seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra bumi. Pada saat gerhanan
bulan penumbra, bulan masih terlihat meskipun tidak terlalu terang. Lamanya
gerhana bulan bisa mencapai 6 bulan. Akan tetapi untuk gerhana total hanya 1
jam 40 menit.
2. Gerhana
Matahari
Gerhana matahari yaitu peristiwa
tertutupnya matahari oleh bulan yang mengakibatkan terhalangnya cahaya matahari
untuk sampai ke bumi. Gerhana matahari akan terjadi jika matahari, bumi, dan
bulan terletak pada satu garis lurus. Pada saat gerhanan matahari bulan terletak diantara matahari dan bumi.
Gerhana matahari tidak dapat berlangsung
melebihi 7 menit 40 detik. Ketika gerhana matahari, orang dilarang melihat ke
arah matahari dengan mata telanjang karena hal ini dapat merusakkan mata secara
permanen dan mengakibatkan kebutaan. Perlu kamu ketahui, gerhana matahari ada
tiga macam yaitu gerhana matahari total,
gerhana matahari sebagian, dan gerhana matahari cincin.
3. Gerhana
Matahari Total
Gerhana matahari total atau disebut juga
gerhana matahri sempurna. terjadi jika permukaan bumi tertutupi oleh
bayang-bayang umbra bulan. Gerhana ini terjadi hanya di daerah yang terkena
umbra (bayangan inti) bulan.
4. Gerhana
Matahari Sebagian
Gerhana matahari sebagian terjadi jika
permukaan bumi tertutupi penumbra bulan. Jadi, matahari tidak tertutup sempurna
oleh bulan. Pada gerhana matahri sebagian, masih ada bagian matahari yang yang
terlihat terang. Waktu berlangsungnya gerhana matahari sebagian lebih lama
dibanding dengan waktu berlangsungnya gerhana matahri total. Hal ini karena
penumbra bulan lebih luas dari umbra bulan.
5. Gerhana
Matahari Cincin
Gerhana matahari cincin terjadi pada
saat bulan berada pada titik terjauhnya dari bumi. Pada kedudukan ini panjang
kerucut umbra tidak cukup menutupi bumi tetapi perpanjangan umbra bulan yang
menutupi bumi. Daerah di permukaan bumi yang terletak di perpanjangan umbra
bulan mengalami gerhana cincin. Di daerah yang mengalami gerhana ini, matahari
tampak bercahaya yang bentuknya seperti cincin. Sedangkan di bagian tengahnya
tampak kabur.
6. Sistem
Penanggalan
Kalender adalah sebuah sistem untuk
memperhitungkan waktu. Waktu dibagi ke dalam hari, minggu, bulan, dan tahun.
Terdapat dua sistem kalender, yaitu Masehi dan Hijriah
1. Kalender
Masehi
Kalender masehi disebut juga kalender
matahari atau kalender syamsiah. Kalender masehi dibuat berdasarkan pada
revolusi bumi mengelilingi matahari. Bumi beredar menurut lintasan evolusinya
mengelilingi matahari. Sekali putaran bumi memerlukan waktu 365 ¼ hari (1 tahun
= 365 atau 366 hari) .
Dalam kalender masehi, satu tahun dibagi
menjadi 12 bulan. Yaitu Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli,
Agustus, September, Oktober, Nopember, dan Desember. Jumlah hari setiap bulan
tidak sama. Penetapan tahun masehi mula-mula dilakukan oleh Julius Caesar dari
kerajaan Romawi.
Tahun kabisat adalah tahun di mana
jumlah harinya 366 hari. Pada bulan Februari jumlah harinya 29 hari. Namun pada
tahun kabisat jumlah hari pada bulan Pebruari ada 29 hari. Pada tahun kabisat,
angka tahunnya habis dibagi 4. Tahun kabisat hanya 1 kali dalam 4 tahun. Cara
untuk mengetahui tahun kabisat dapat dilakukan dengan membagi tahun tersebut.
Bilangan tahun dibagi dengan angka 4. Contoh: tahun 1980 adalah tahun kabisat
sebab 1980 habis dibagi 4 (1980:4 = 495). Sedangkan 1981 bukan tahun kabisat.
Karena 1981 tidak habis dibagi 4 (1981:4 = 495 bersisa 1).
2. Kalender
Hijriah
Perhitungan kalender hijriah berdasarkan
perputaran bulan mengelilingi bumi. Kalender hijriah disebut juga kalender
komariah. Waktu yang diperlukan bulan untuk berevolusi satu kali putaran selama
29 ½ hari. Satu tahun dalam kalender hijriah dibagi menjadi 12 bulan. Yaitu
Muharam, Safar, Rabiul awal, Rabiul akhir, Jumadil awal, Jumadil akhir, Rajab,
Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Zulkaidah dan Zulhijjah. Kalender hijriah juga
terdapat tahun kabisat, dinamakan tahun kabisat apabila dalam satu tahun
terdapat 355 hari. Satu hari ditambahkan pada bulan Zulhijjah, sehingga dalam
tahun kabisat kalender Hijriah pada bulan Zulhijjah jumlah harinya 30 hari.
- Teori Pembentukkan Tata Surya
Tata Surya Adalah sebuah sistem keplanetan yang menjadi tempat
berkumpulnya benda-benda langit yang bergerak mengelilingi matahari.
Benda-benda langit tersebut terdiri dari planet-planet, komet, asteroid, dan satelit-satelit
yang bergerak mengelilingi planet.Matahari sebagai pusat tata surya memiliki
peranan penting dalam menjaga keberlangsungan kehidupan manusia di muka bumi.
Selain itu matahari merupakan benda langit yang memiliki ukuran paling besar
dalam sistem keplanetan tata surya.
Bumi yang kita huni ini merupakan salah satu
planet yang termasuk ke dalam sistem keplanetan tata surya. Selain Bumi masih
terdapat benda-benda langit lainnya yang berada di dalam tata surya. Benda
langit atau objek langit merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut semua
benda yang ada di luar angkasa.
Benda langit di tata surya adalah bintang
(matahari), planet, satelit, asteroid, meteor, dan komet. Bintang yang berada
di dalam sistem surya adalah matahari yang juga berperan sebagai pusat tata
surya. Selain itu ada juga 8 planet yang bergerak mengelilingi matahari dengan
lintasan atau garis edar masing-masing.
Sedangkan satelit merupakan benda langit yang
bergerak mengelilingi planet. Selain itu ada asteroid yang merupakan benda
astronomi yang berbentuk pecahan-pecahan batuan berukuran kecil yang memiliki
garis edar di antara planet Mars dan Yupiter.
Planet-planet
didalam tata surya dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu planet kebumian dan
planet gas raksasa. Planet kebumian adalah planet yang permukaannya tersusun
dari bebatuan. Sedangkan planet gas raksasa merupakan planet yang tidak
memiliki permukaan padat melainkan hanya tersusun dari fluida gas dan cair. Susunan
8 planet di tata surya adalah dimulai dari planet Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
- Planet dan Benda-benda Langit
Munculnya
teori - teori pembentukan tata surya yang dilahirkan oleh beberapa ilmuwan yang
kemudian berkembang menjadi sebuah pemahaman dasar pada sejarah tata surya di
masa silam. apa saja teori teori pembentukan jagad raya tersebut? silahkan
simak di bawah ini :
1.
Teori Proto Planet (Awan Debu) [Carl Von Weizsaecker, G.P. Kuiper &
Subrahmanyan Chandarasekhar].
Tata
surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Alam semesta saat ini juga
terdapat gumpalan awan dan debu yang bertebaran di angkasa. Selama kurang lebih
5.000 juta tahun yang lalu, salah satu awan gas tersebut mengalami pemampatan.
Pada proses pemampatan tersebut partikel-partikel debu tertarik ke pusat awan
dan membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Selanjutnya
gumpalan bola gas tersebut memipih berbentuk cakram. Partikel-pertikel di
bagian tengah cakaram kemudian saling menekan sehingga menimbulkan panas dan
menjadi pijar (matahari). Bagian yang lebih luar berputar sangat cepat sehingga
terpecah menjadi gumpalan-gumpalan kecil. Gumpalan kecil ini berpilin juga dan
mengalami pembekuan dan menjadi planet serta satelit.
2.
Teori Pasang Surut [Jeans-Jeffrey,1917]
Sebuah bintang besar mendekati matahari
dalam jarak pendek, dapat menyebabkan pengerjaan pasang surut pada tubuh
matahari pada massa matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Gaya tarikan
ini membentuk lidah gas panas. Dalam lidah yang panas ini akan terjadi
pengrapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah lalu bercerai
menjadi benda-benda tersendiri yang merupakan planet-planet. Teori ini
dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys.
3.
Teori Planetisimal [Moulton dan Chamberlain]
Pada mulanya telah terdapat “matahari
asal”. Pada suatu ketika matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar,
yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Oleh tenaga
penarikan pada matahari asal tadi, maka terjadilah peledakan-peledakan yang
hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun
dan membeku sebagai benda-benda yang padat dan disebut planetesimal. Benda
padat yang disebut planetesimal ini dalam perkembangan selanjutnya menjadi
planet-planet yang salah satunya adalah bumi kita. Teori ini dikemukakan oleh
Chamberlin dan Moulton.
4.
Teori Kabut (nebula) [Kant-Lapplace, 1755]
Di jagat raya telah terdapat gas yang
kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas hingga
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar ini berputar semakin cepat. Dalam
proses perputaran yang kencang ini, menyebabkan materi kabut bagian
khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Fragmen yang
terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya. Bagian inti kabut tetap berbentuk gas pijar
yang kita lihat sebagai matahari sekarang ini.
5.
Teori Bintang Kembar [Hoyle, 1956]
Teori ini dikemukakan oleh RA Lyttleton
pada tahun 1956. Teori ini diberi nama teori bintang kembar karna Lyttleton
beranggapan bahwa tata surya ( matahari dan planet ) terbentuk dari dua buah
bintang, yang kemudian salah satunya hancur dan membentuk panet dan yang
lainnya menjadi bintang ( matahari ) adapun alasan dari pendapat ini karna
setelah penelitian terhadap tata surya lain ternya ada tata surya yang memiliki
bintang kembar, oleh karna itulah Lyttleton beranggapan bahwa tata surya kita
terbentuk dari proses meladaknya bintang kembar. Adapun raian dari teori
tersebut adalah sebagai berikut :
Pada awalnya di tata surya kita ada dua
buah bintang kembar yaitu matahari dan kembarannya. Entah karma sebab apa
kemudian lama kelamaan kembaran dari matahari tersebut mengalami ledakan
ledakan kecil hinga pada suatu ketika kemudian kembaran dari maahari tersebut
benar – bena meledak menjadi serpihan – serpihan kecil dan debu – debu.
Serpihan dan debu tersebut kemudian terperangkap oleh gaya grafitasi matahari,
namun tidak tersedot masuk. Kemudian debu – debu yang terbentuk nberkumpul dan
mempilin sehingga membentuk planet dan serpihan - serpihan batuan membentuk
jalur asteroid yang memisahkan planet
dalam dan luar.
6.
Teori Ledakan Dahsyat [The Big Bang]
Teori ini menyatakan bahwa adanya suatu
massa yang sangat besar dan mempunyai berat jenis yang besar pula. Karena ada
reaksi inti, maka massa tersebut meledak dengan hebatnya (big bang). Bagian
yang berserakan dengan cepat menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta
tahun, bagian-bagian yang berserakan tersebut membentuk kelompok-kelompok
dengan berat jenis yang lebih rendah. Kelompok-kelompok tersbut yang menjadi
galaksi sekarang ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tata
surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang
disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya.
Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan
orbit berbentuk elips, lima planet kerdil atau katai, 173 satelit alami yang
telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet)
lainnya. Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk
asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar ada Sabuk Kuiper dan
Piringan Tersebar.
B. Saran
Sebaiknya
semua pihak mempelajari Tata Surya agar dapat mengetahui dari mana sebenarnya
Tata Surya itu berasal sehingga kita tidak dapat mengada-ada atau
merekayasanya. Mengetahui Tata Surya juga sangat penting agar kita dapat
mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita dapat meningkatkan
keimanan dan ketakwaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://sitimapmap.blogspot.co.id/2016/08/makalah-bumi-dalam-tata-surya.html. (Diakses pada tanggal 3 desember 2017)
www.mediabelajar.info/2012/11/gerakan-bumi-dan-bulan.html?m=1 (Diakses pada tanggal 3 desember 2017)
AHLIBET88 Merupakan Agen Togel Online Dengan Permainan Togel Yang Paling Lengkap serta bonus kemenangan ratusan juta setiap hari
ReplyDelete