SUHU DAN KALOR
Makalah ini disusun untuk memenuhi
Konsep Dasar IPA dengan dosen pengampu Ela Suryani, M.Pd
Disusun
oleh:
1.
Hela
Dhera Antafani (130117A009)
2.
Bunga
Adella Fazar Safitri (130117A015)
3.
Sulistiya
Tri Ningsih (130117A013)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji dan syukur,atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.
Oleh karena itu, penulis berhasil menyusun sebuah Makalah Konsep Dasar IPA di SD tentang Bab Suhu dan Kalor.
Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurah pada baginda junjungan nabi
besar Muhammad Saw. Yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir.
Laporan makalah ini disusun dengan segala
keterbatasan kami, dan dengan bantuan beberapa pihak, akhirnya dapat
terselesaikan.
Untuk itu pada kesempatan ini kami sampaikan
terima kasih kepada:
1.
Ayah
dan ibu tercinta yang telah member do’a dan motivasi yang lebih
2.
Ibu Ela
Suryani M,Pd yang selalu membimbing kami
3.
Temen-teman
yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa laporan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Namun kami berharap semoga laporan makalah ini dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kritik dan saran pembaca akan kami sambut
dengan baik, demi kesempurnaan laporan makalah ini.
Ungaran,
8 November 2017
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL.............................................................................. i
KATA
PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR
ISI.......................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang............................................................................. 4
B. Rumusan
masalah........................................................................ 4
C. Tujuan
......................................................................................... 5
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian suhu dan kalor............................................................ 6
B.
Perbedaan suhu dan kalor............................................................. 6
C.
Keunggulan dan kelemahan berbagai alat
ukur suhu................... 7
D.
Konversi skala berbagai termometer ............................................ 10
E.
Perubahan wujud dalam kehidupan
sehari-hari ........................... 13
F.
Perpindahan kalor......................................................................... 16
G.
Pemuaian serta koefisien pengukurannya..................................... 18
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 23
B. Saran............................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 24
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu makalah dibuat
untuk mengevaluasi hasil kerja kita untuk dijadikan acuan di muka umum agar
bisa dipahami dan bisa disebar luaskan agar bisa berguna bagi orang lain.
Dengan makalah kita bisa memberikan gambaran tentang hasil kerja kita beserta contoh-contohnya dan solusi dari masalah yang kita hadapi agar dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan cepat dan tepat sasaran, jadi makalah akan bisa lebih berguna lagi kalau dari hasil kajian-kajian kita selama ini ternyata bisa memberikan kepastian bagi orang lain sehingga bisa menimbulkan gagasan baru atau semangat bekerja yang lebih tinggi bagi orang lain.
Dengan makalah kita bisa memberikan gambaran tentang hasil kerja kita beserta contoh-contohnya dan solusi dari masalah yang kita hadapi agar dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan cepat dan tepat sasaran, jadi makalah akan bisa lebih berguna lagi kalau dari hasil kajian-kajian kita selama ini ternyata bisa memberikan kepastian bagi orang lain sehingga bisa menimbulkan gagasan baru atau semangat bekerja yang lebih tinggi bagi orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian suhu dan kalor ?
2. Apa
perbedaan suhu dan kalor ?
3. Menjelaskan
keunggulan dan kelemahan berbagai alat ukur suhu?
4. Mengkonversikan
skala berbagai termometer ?
5. Menjelaskan
keterkaitan perubahan wujud dengan suhu dan kalor?
6. Menjelaskan
cara perpindahan kalor ?
7. Menghitung
pemuaian serta koefisien pengukurannya ?
8. Menjelaskan
Asas Black ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian suhu dan kalor
2. Mengetahui
perbedaan suhu dan kalor
3. Mengetahui
keunggulan dan kelemahan alat ukur suhu
4. Dapat
mengkonversikan skala berbagai termometer
5. Mengetahui
keterkaitan perubahan wujud dengan suhu dan kalor
6. Mengetahui
cara perpindahan kalor
7.
Menghitung pemuaian seta koefisien
pengukuranya
8.
Mengetahui Asas Black
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Suhu dan Kalor
Suhu merupakan derajat panas sebuah benda yang ditunjukkan oleh besaran.
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Ada berbagai macam termometer untuk
mengukur suhu. Yang pertama dan paling sering dipakai adalah termometer air
raksa. Kedua adalah thermometer alkohol yang digunakan untuk mengukur suhu
lebih rendah, yaitu sekitar titik beku hingga 1300 C. Yang lainnya adalah
termoelemen, pirometer optik (untuk temperatur tinggi), termometer Six Bellani,
termostat untuk mengukur suhu ruangan, termometer diferensial.
Kalor merupakan
salah satu bentuk energi atau tenaga yang berhubungan dengan panas atau suhu
suatu benda.
Benda yang diberi kalor suhunya akan naik. Sementara itu, benda yang melepas kalor suhunya akan turun. Jika benda yang bersuhu lebih tinggi dicampur dengan benda bersuhu rendah, maka setelah beberapa saat akan dicapai suhu yang sama.
Benda yang diberi kalor suhunya akan naik. Sementara itu, benda yang melepas kalor suhunya akan turun. Jika benda yang bersuhu lebih tinggi dicampur dengan benda bersuhu rendah, maka setelah beberapa saat akan dicapai suhu yang sama.
Hal-hal yang mempengaruhi kenaikan suhu suatu benda
·
Kenaikan suhu sebanding
dengan panas
·
Kenaikan suhu
berbanding terbalik dengan jumlah air
·
Kenaikan suhu
bergantung jenis zat
B.
Perbedaan
Suhu dan Kalor
1. Suhu hanya merupakan kadar
kelembaban dan panas dingin yang terasa meski tanpa bersentuhan, sementara kalor adalah suatu perpindahan
energi dari suhu tinggi ke yang lebih rendah ketika dua benda bersentuhan.
Kalor hanya dapat berpindah ketika ada dua benda yang bersentuhan.
2.
Suhu adalah panas dinginnya suatu
benda. Suhu biasa disebut temperatur.
Sedangkan kalor adalah energi panas
yang dimiliki suatu benda. Kalor adalah energi yang satuannya joule atau
kalori.
C.
Keunggulan
dan Kelemahan Berbagai Alat Ukur Suhu
1. Termometer
Raksa
Termometer
air raksa adalah termometer yang dibuat dari air raksa yang ditempatkan pada
suatu tabung kaca. Tanda yang dikalibrasi pada tabung membuat temperatur dapat
dibaca sesuai panjang air raksa di dalam gelas, bervariasi sesuai suhu. Untuk
meningkatkan ketelitian, biasanya ada bohlam air raksa pada ujung termometer
yang berisi sebagian besar air raksa; pemuaian dan penyempitan volume air raksa
kemudian dilanjutkan ke bagian tabung yang lebih sempit. Ruangan di antara air
raksa dapat diisi atau dibiarkan kosong. Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan
sesuai dengan pekerjaan di laboratorium (-40 derajat celcius sampai dengan 350
derajat celcius).
Ø Keunggulan
a. Peka
terhadap perubahan suhu. Suhu raksa segera sama dengan suhu benda yang ingin diukur.
b. Dapat
digunakan untuk mengukur suhu rendah (-40 C) sampai suhu tinggi (360 C). Hal
ini disebabkan titik beku raksa mencapai -40 C dan titik didihnya mencapai 360
C.
c. Tidak
membasahi dinding kaca sehingga pengukuran bisa menjadi lebih teliti.
d. Mengkilap
seperti perak sehingga mudah terlihat.
e. Mengembang
dan memuai secara teratur.
Ø Kelemahan
a. Harga
raksa mahal dan susah dicari.
b. Bila
tabung pecah, raksa sangat berbahaya, gas beracun.
c. Raksa
tidak dapat digunakan mengukur lebih rendah dari -39® C,padahal suhu di kutub
Utara dan Selatan lebih rendah daripada suhu tersebut.
2. Termometer
alkohol
Termometer
alkohol adalah termometer yang menggunkan alkohol sebagai media pengukur, yang
merupakan alternatif dari termometer air raksa dengan fungsi yang sama. Tetapi
tidak sama seperti air raksa dalam termometer kaca. Isi termometer alkohol
tidak beracun dan akan menguap dengan cukup cepat. Ruang di bagian atas cairan
merupakan campuran dari nitrogen dan uap dari cairan.
Ø Keunggulan
a. Pemuaian
alkohol bersifat linear(teratur) terhadap kenaikan suhu.
b. Mempunyai
jangkauan ukur besar, karena titik bekunya -112C.
c. Alkohol
cepat mengambil suhu benda yang diukur.
d. Alkohol
lebih murah.
e. Alkohol
lebih cepat mengalami pemuaian meskipun kenaikan suhunya kecil sehingga lebih
akurat.
Ø Kelemahan
a. Titik
didihnya rendah yaitu 78oC .
b. Alkohol
membasahi dinding Tabung .
c. Alkohol
tidak berwarna sehingga perlu diberi warna agar mudah dibaca
3. Termometer
Klinis
Termometer
klinis disebut juga termometer demam. Termometer ini digunakan oleh dokter
untuk mengukur suhu tubuh pasien. Pada keadaan sehat, suhu tubuh manusia
sekitar 37 C. Tetapi pada saat demam, suhu tubuh dapat melebihi angka tersebut,
bahkan bisa mencapai angka 40. Skala pada termometer klinis hanya dari 35 C
hingga 43 C. Hal ini sesuai dengan suhu tubuh manusia, suhu tubuh tidak mungkin
di bawah 35 C dan melebihi 43 C.
Ø Keunggulan
a. Saat
ditempelkan pada tubuh akan membaca secara otomatis dan ditampilkan dalam
bentuk angka
b. Tidak
mudah rusak
c. Cepat
menangkap suhu/ menyamkan suhu dengan benda yang diukur
d. Bisa
digunakan disemua site
Ø Kelemahan
a. Termasuk
termometer yang mahal
b. Kurang
akurat
c. Gampang
berubah posisi
4. Termometer
Bimetal
Termometer
bimetal memanfaatkan logam untuk menunjukkan adanya perubahan suhu dengan
prinsip logam akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Kepala
bimetal dibentuk spiral dan tipis, sedangkan ujung spiral bimetal ditahan
sehingga tidak bergerak dan ujung lainnya menempel pada pinggir penunjuk.
Semakin besar suhu, keping bimetal semakin melengkung dan meneyebabkan jarum
penunjuk bergerak ke kanan, ke arah
skala yang lebih besar. Termometer bimetal
biasanya terdapat di mobil.
Ø Keunggulan
a. Tahan
dari goncangan
b. Tidak
mudah terbakar
c. Harganya
relatif Murah
d. Tahan
lama, awet dan mudah dikalibrasikan
e. Dapat
digunakan untuk termograf
Ø Kelemahan
a. Memerlukan
kalibrasi sering untuk menjaga akurasiRespon terhadap perubahan suhu lambat
b. Kurang
akurat
5. Termometer
Hambatan
Termometer
hambatan merupakan termometer yang paling tepat digunakan dalam industri untuk
mengukur suhu di atas 1000 C. Termometer ini dibuat berdasarkan perubahan
hambatan logam, contohnya termometer hambatan platina. Dalam termometer
hambatan terdapat kawat penghambat yang disentuhkan ke benda yang akan diukur
suhunya, misalnya pada pengolahan besi
dan baja. Suatu tegangan atau potensial listrik yang bernilai tetap diberikan sepanjang termistor,
yaitu sensor yang terbuat dari logam dengan hambatan yang bertambah jika
dipanaskan.
Ø Keunggulan
a. Dapat
mengukur suhu yang sangat tinggi diatas 1000
b. Ramah
lingkungan
c. Mudah
menyesuaikan dengan suhu benda yang diukur
d. Efisien
bila digunakan untuk keperluan industry
e. Tidak
memerlukan keahlian kusus untuk mengoprasikannya
Ø Kelemahan
a. Instalasi
sulit
Rahma Rosalina : 2014
D.
Mengkonversikan
Skala berbagai Termometer
1. Termometer
skala Celcius
Merupakan termometer
yang menggunakan skala Celcius (C).
Titik didih air: 100
derajat Celcius (100 C)
Titik beku: 0 derajat
Celcius (0 C)
Dari 0 derajat Celcius
sampai 100 derajar Celcius dibagi dalam 100 skala.
2. Termometer
skala Reamur
Merupakan termometer
yang menggunakan skala Reamur (R).
Titik didih air: 80
derajat Reamur (80 R)
Titik bekunya: 0
derajat Reamur (0 R)
Dari 0 derajat Reamur
sampai 80 derajar Reamur dibagi dalam 80 skala.
3. Termometer
skala Fahrenheit
Merupakan termometer
yang menggunakan skala Fahrenheit (F).
Titik didih air: 212
derajat Fahrenheit (212 F)
Titik bekunya: 32
derajat Fahrenheit (32 F)
Dari 32 derajat
Fahrenheit sampai 212 derajar Fahrenheit dibagi dalam 180 skala.
4. Termometer
skala Kelvin
Merupakan termometer
yang menggunakan skala Kelvin (K).
Titik didih air: 373
Kelvin (373 K)
Titik bekunya: 273
Kelvin (273 K)
Dari 273 Kelvin sampai 373 Kelvin dibagi dalam 100
skala.
Konversi suhu merupakan cara untuk menyatakan suhu
suatu benda dari satu skala ke dalam skala lainnya. Jadi, suhu suatu benda
dalam Celcius dapat dikonversi (diubah) ke dalam skala lainnya yaitu Reamur,
Fahrenheit, dan Kelvin. Untuk mengonversi (mengubah) suhu dari satu skala ke
skala lain, dapat menggunakan rumus atau formula tertentu yang sudah
ditetapkan.
Ø Konversi
Suhu dari Celcius (C) ke Reamur (R)
Rumusnya adalah :
R = (4/5) C
R = suhu dalam skala Reamur
C = suhu dalam skala Celcius
Contoh:
Suhu
suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C.
Bila
dikonversi ke dalam skala Reamur (R) adalah
R
= (4/5) C
R
= (4/5) 100 = 80 R
Jadi, suhu benda yang
menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama dengan 80 dalam skala Reamur
(R).
Ø Konversi
Suhu dari Celcius (C) ke Fahrenheit (F)
Rumusnya adalah:
F = (9/5) C + 32
F = suhu dalam skala
Fahrenheit
C = suhu dalam skala
Celcius
Contoh:
Suhu suatu benda dalam
skala Celcius menunjukkan 100 C. Bila dikonversi ke dalam skala Fahrenheit (F)
adalah
F = (9/5) C + 32
F = (9/5) 100 + 32 = 212 F
Jadi, suhu benda yang
menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama dengan 212 dalam skala
Fahrenheit (F).
Ø Konversi
Suhu dari Celcius (C) ke Kelvin (K)
Rumusnya adalah:
K = C + 273
K = suhu dalam Kelvin
C = suhu dalam Celcius
Contoh:
Suhu suatu benda dalam
skala Celcius menunjukkan 100 C. Bila dikonversi ke dalam Kelvin (K) adalah
K = C + 273
K = 100 + 273 = 373 K
Jadi, suhu benda yang
menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama dengan 373 dalam skala
Kelvin (K).
Tak
hanya dari skala Celcius (C), konversi juga dapat dilakukan dari skala lainnya
yaitu Reamur (R), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K).
Secara ringkas, rumus
untuk mengkonversi suhu dari skala satu ke skala lainnya adalah:
Ø Konversi
suhu dari Celcius (C) ke Reamur (R), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K) adalah:
R = (4/5) C
F = (9/5) C + 32
K = C + 273
Ø Konversi
suhu dari Reamur (R) ke Celcius (C), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K) adalah:
C = (5/4) R
F = (9/4) R + 32
K = C + 273 = (5/4) R +
273
Ø Konversi
suhu dari Fahrenheit (F) ke Celcius (C), Reamur (R), dan Kelvin (K) adalah:
C = 5/9 (F-32)
R = 4/9 (F-32)
K = 5/9 (F-32) + 273
Ø Konversi
suhu dari Kelvin (K) ke Celcius (C), Reamur (R), Fahrenheit (F) adalah:
C = K – 273
R = 4/5 (K-273)
F = 9/5 (K-273) + 32
E.
Keterkaitan perubahan wujud dengan suhu dan kalor
F.
Perpindahan
Kalor
Konduktor adalah zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik, sedangkan isolator adalah kebalikannya, yaitu zat yang sukar menghantarkan kalor. Dari hasil percobaan
diperoleh bahwa perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada jenis logam,
luas penampang penghantar kalor, perbedaan suhu antar ujung-ujung logam, serta
panjang penghantar yang dilalui oleh kalor tersebut. Perpindahan kalor dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu :
a. Konduksi
Konduksi
adalah perpindahan kalor melalui zat perantara selama terjadi perpindahan
kalor, tetapi tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat
perantaranya. Contoh:
a. Memasak air menggunakan panci
logam. Panas panci yang berasal dari kompor yang digunakan saat memasak.
b.
Membuat kopi atau minuman panas.
c.
Membakar besi, logam, dan sejenisnya
d. Saat menyetrika baju, panas yang
berasal dari setrika berpindah ke baju karena digosokkan secara langsung sehingga
baju menjadi hangat.
e. Ketika memegang gelas yang panas,
maka telapak tangan kita akan menerima panas dari gelas tersebut.
b. Konveksi
Adalah
proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai dengan perpindahan pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis konveksi,
yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah pergerakan fluida terjadi karena perbedaan
massa jenis, sedangkan pada konveksi
paksa terjadinya pergerakan fluida karena ada paksaan dari luar.
Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan menimbulkan konveksi udara
disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin laut dan angin
darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim pendingin mobil, pengering rambut,
kipas angin, Besar laju kalor ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke
fluida di sekitarnya adalah berbanding lurus dengan luas
permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida dan perbedaan suhu antara benda
dengan fluida.
c. Radiasi
Adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada radiasi, kalor atau energi merambat tanpa membutuhkan zat perantara,
berbeda halnya dengan konduksi
atau konveksi yang selalu membutuhkan medium.
Sebenarnya
setiap benda memancarkan dan menyerap energi radiasi. Benda panas ada yang
berpijar dan ada juga yang tidak berpijar. Kedua benda tersebut
memencarkan/meradiasikan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik
dengan berbagai panjang gelombang. Yosef Stefan menemukan
bahwa laju rambat kalor secara radiasi tiap satu satuan luas permukaan benda
begantung pada sifat dan suhu permukaan benda. Benda yang mengkilap lebih sukar
memencarkan kalor daripada benda yang hitan dan kusam. Keadaan tersebut juga
berlaku untuk benda yang menyerap kalor. Benda yang permukaannnya mengkilap lebih
sukar menyerap kalor daripada benda yang permukaannnya hitam dan kusam. Jadi
dapat dikatakan bahwa benda hitam dan kusam merupakan pemancar dan penyerap
kalor yang baik. Contoh:
a. Tubuh
terasa hangat ketika dekat dengan api atau jenis panas lainnya. Misalkan saat
tangan kita didekatkan pada kompor gas yang sedang menyala, hangatnya tubuh
ketika dekat dengan api unggun dan lainnya
b. Panas
matahari sampai ke bumi meski melewati ruang hampa
c. Menjemur
pakaian memanfaatkan perpindahan panas secara radiasi
d. Menetaskan
telur ayam/bebek dengan lampu
e. Menjemur
pakaian saat siang hari
G.
Menghitung
Pemuaian serta Koefisien Pengukurannya
1.
Pemuaian Panjang
Jika temperatur dari sebuah benda naik, kemungkinan besar benda tersebut
akan mengalami pemuaian. Misalnya, sebuah benda yang memiliki panjang L0 pada
temperatur T akan mengalami pemuaian panjang sebesar ΔL jika temperatur
dinaikan sebesar ΔT.
Secara matematis, perumusan pemuaian panjang dapat dituliskan sebagai
berikut.
Dengan α adalah koefisien muai panjang.
Satuan dari α adalah kebalikan dari
satuan temperatur skala Celsius (1/C°)atau kelvin 1/K
. Tabel berikut ini menunjukkan nilai dari koefisien muai panjang untuk
berbagai zat.
Contoh:
a.
kabel pada tiang listrik di rancang
panjangnya sehingga pas, ketika siang hari kabel memuai tidak terlalu kendor,
dan malam hari kabel tidak terlalu menyusut sehingga kabel tidak putus
2. Pemuaian Luas
Sebuah
benda yang padat, baik bentuk persegi maupun silinder, pasti memiliki luas dan
volume. Seperti halnya pada pemuaian panjang, ketika benda dipanaskan, selain
terjadi pemuaian panjang juga akan mengalami pemuaian luas.
Perumusan
pada pemuaian luas hampir sama seperti pada pemuaian panjang, yaitu sebagai
berikut:
dengan β
adalah koefisien muai luas.
satuan dari
β adalah /K sama seperti koefisien muai panjang (α ). Coba Anda perhatikan
sebuah tembaga berbentuk persegi sama sisi. Misalkan, panjang sisi tembaga
adalah L0maka luas tembaga adalah L02 (Pangkat dua).
Jika
tembaga tersebut dipanasi sampai terjadi perubahan temperatur sebesar ΔT maka
sisi-sisi tembaga akan memuai dan panjang sisi tembaga menjadi L0 + ΔT. Luas tembaga setelah memuai akan berubah
menjadi (L0 + ΔT)2 dan perubahan
luas setelah pemuaian adalah:
dari
perumusan koefisien muai luas, yaitu:
Oleh karena
perubahan panjang ΔL tembaga sangatlah kecil maka nilai ΔL2
dapat
diabaikan. Jika ditulis ulang, persamaan tersebut menjadi
seperti
yang telah Anda ketahui bahwa
Contoh:
a.
Saat kaca dijendela terus menerus
terkena panas sinar matahari bisa pecah, maka dari itu diberi sedikit cela pada
jendela.
3. Pemuaian Volume
Seperti
yang telah dibahas sebelumnya, setiap benda yang padat pasti memiliki volume.
Jika panjang sebuah benda dapat memuai ketika dipanaskan maka volume benda
tersebut juga ikut memuai.
Perumusan
untuk pemuaian volume sama dengan perumusan panjang dan luas, yaitu:
dengan γ adalah koefisien muai volume:
Perlu Anda
ketahui terdapat hubungan antara α dan β terhadap waktu γ , yaitu:
Contoh:
a.
Balon yg dibiarkan lama terkena panas
sinar matahari dapat meletus, karena panas dari matahari membuat molekul udara
di dalam balon bergerak semakin cepat yang akhirnya membuat balon tersebut
memuai.
Contoh
soal
1.
Sebuah kuningan memiliki panjang 1 m.
Tentukanlah pertambahan panjang kuningan tersebut jika temperaturnya naik dari
10°C sampai 40°C.
Jawaban:
Diketahui: L0 = 1 m,
ΔT = 40°C – 10°C =
30°C = 303,15K, dan
αkuningan =
19 × 10–6/K.
ΔL = α L0 ΔT
= (19 × 10–6/K)(1 m)(303,15
K)
= 5,76 × 10–3 = 5,76 mm
Jadi, pertambahan panjang kuningan setelah temperaturnya naik menjadi 40°
adalah 5,76 mm.
2.
Sebuah batang aluminium memiliki luas 100
cm2. Jika batang aluminium tersebut dipanaskan mulai dari 0°C sampai 30°C,
berapakah perubahan luasnya setelah terjadi pemuaian? (Diketahui: α = 24 × 10–6/K)
Jawaban:
Diketahui: A0 = 100 cm2 = 1 m2,
ΔT = 30°C – 0°C = 30°C = 303,15 K, dan
β = 2α = 48 × 10–6/K.
ΔA = β A0ΔT
ΔA = 48 × 10–6/K × 1 m2 × 303,15 K
ΔA = 0,0145 m2
Jadi, perubahan luas bidang aluminium setelah pemuaian adalah 0,0145 m2.
3.
Sebuah bola yang memiliki volume 50 m3
jika dipanaskan hingga mencapai temperatur 50°C. Jika pada kondisi awal kondisi
tersebut memiliki temperatur 0°C, tentukanlah volume akhir bola tersebut
setelah terjadi pemuaian (Diketahui α = 17 × 10–6/K)
Jawaban:
Diketahui: V0 = 50 m3,
ΔT = 50°C – 0°C =
50°C = 323,15 K, dan
γ = 3α
= 51 × 10–6/K.
ΔV = γ Vo ΔT
ΔV = 51 × 10–6/K × 50 m3 × 323,15 K
ΔV = 0,82 m3
ΔV = V – Vo
V = ΔV + Vo
V = 0,82 m3 + 50 m3 = 50,82 m3
Jadi, volume akhir bola setelah pemuaian adalah 50,82 m3
H.
Asas Black
Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika
yang dikemukakan oleh Joseph Black. Asas ini menjabarkan:
·
Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya
dicampurkan, benda yg panas memberi kalor
pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama
·
Jumlah kalor yang diserap benda dingin
sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda panas
·
Benda yang didinginkan melepas kalor
yang sama besar dengan kalor yang diserap bila dipanaskan
Bunyi Asas Black adalah sebagai
berikut:
"Pada
pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi
sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah"
Rumus Asas Black
Secara umum rumus Asas Black
adalah
Qlepas = Qterima
Keterangan:
Qlepas adalah jumlah
kalor yang dilepas oleh zat
Qterima adalah jumlah
kalor yang diterima oleh zat
dan rumus berikut adalah
penjabaran dari rumus diatas :
(M1 X C1)
(T1-Ta) = (M2 X C2) (Ta-T2)
Cara cepat/mudah
(M1 X T1 +
M2 X T2) / (M1 + M2)
Keterangan :
M1 = Massa benda yang
mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
C1 = Kalor jenis
benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
T1 = Temperatur benda
yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
Ta = Temperatur akhir
pencampuran kedua benda
M2 = Massa benda yang
mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
C2 = Kalor jenis
benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
T2 = Temperatur benda
yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
Catatan : Pada
pencampuran antara dua zat, sesungguhnya terdapat kalor yang hilang ke
lingkungan sekitar. Misalnya, wadah pencampuran akan menyerap kalor sebesar
hasil kali antara massa, kalor jenis dan kenaikan suhu
wadah dan rumus cepat di atas hanya berlaku untuk dua jenis zat cair
yang sejenis (air dengan air) dan wadahnya dianggap tidak ikut menyerap.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Suhu
merupakan derajat panas sebuah benda yang ditunjukkan oleh besaran. Kalor merupakan salah satu bentuk energi atau tenaga yang
berhubungan dengan panas atau suhu suatu benda. pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena
pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima
kalor.
B.
SARAN
Dari makalah diatas telah dipaparkan bahwa suhu dan kalor
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, maka dari itu marilah kita
lebih meningkatkan pola belajar kita untuk menambah wawasan bagi kita semua,
karena belajar dapat membawa kita menjadi manusia yang berilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Abadi,Rinawan
, dkk. 2017. Detik-detik Ujian Nasional
Fisika. Klaten. Intan Pariwara
Berpendidikan. (Juni,
2015). Pengertian Suhu dan Kalor.
Diambil dari http://www.berpendidikan.com/2015/06/pengertian-suhu-dan-kalor-beserta-rumus-dan-daftar-kalor-jenis.html .( Diakses pada
tanggal 09 November 2017)
Rosalina,
Rahma. (Januari, 2014). Jenis-jenis
Termometer. Diambil dari http://rahma-rosalina.blogspot.co.id/2014/01/jenis-jenis-termometer.html. (Diakses
pada tanggal 09 November 2017)
2011.
Siap UN Ilmu Pengetahuan Alam.
Semarang. Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Tengah.
g
ReplyDeleteChrome 88
ReplyDeleteCara mengatasi chrome error 137
Cara mengatasi startup repair windows 7
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteDawud
ReplyDelete