HEWAN
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA dengan dosen
pengampu Ela Suryani M. Pd
Disusun
Oleh:
1. Hela
Dhera A (130117A009)
2. Sulistya
Tri N (130117A013)
3. Bunga
Adella F.S (130117A015)
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS
NGUDI WALUYO
TAHUN
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatu
Alhamdulillahirobilalamin,
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan inayahnya kelompok kami dapat menyusun makalah ini, salawat serta
salam tidak lupa kita tujukan kepada baginda tercinta Rasulullah SAW. Semoga
tercurah limpahkan kembali kepada kita semua, amin.
Makalah
yang dapat kami susun dengan judul “HEWAN”. Penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
yang telah memberikan dukungan dan telah memberikan pengetahuannya dalam pembuatan
makalah ini. Meskipun isi dari makalah ini masih banyak kekurangannya,
namun semoga bermanfaat bagi yang membacanya. Oleh karena itu kami
mengaharapkan kritik dan sarannya untuk membangun makalah yang lebih baik lagi
dari sebelumnya.
DAFTAR
ISI
i.
Kata Pengantar.............................................................................................
ii.
Daftar Isi........................................................................................................
I.
Pendahuluan............................................................................................
I.1.
Latar
Belakang........................................................................ 3
I.2.
Rumusan
Masalah................................................................... 4
I.3.
Tujuan..................................................................................... 4
II.
Pembahasan............................................................................................. 5
II.1.
Taksonomi
Hewan.................................................................. 5
II.2.
Bagian
Utama Hewan............................................................. 20
II.3.
3Fungsi bagian-bagian hewan ............................................... 22
II.4.
Klasifikasi hewan .................................................................. 24
II.5.
Cara hewan mempertahankan diri.......................................... 26
II.6.
Rantai makanan dan Jaring-jaring makanan .......................... 32
II.7.
Hewan langka ....................................................................... 34
II.8.
Cara mencegah kepunahan hewan ........................................ 37
II.9.
Manfaat hewan bagi manusia................................................. 38
III.
Penutup.................................................................................................... 40
III.1.
Kesimpulan............................................................................. 40
III.2.
Saran....................................................................................... 40
iii.
Daftar Pustaka.............................................................................................. 41
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Arthopoda
berasal dari bahasa Yunani yaitu arthos, sendi dan podos, kaki
oleh karena itu cir-ciri utama hewan yang termasuk dalam filum ini adalah
kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Jumlah
spesies anggota filum ini adalah terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya
yaitu lebih dari 800.000 spesies. Contoh anggota filum ini antara lain
kepiting, udang, serangga, laba-laba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu,
serta spesies-spesies lain yang dikenal hanya berdasarkan fosil. Habitat hewan
anggota filum arthopoda di air dan di darat (Maskoeri, 1992).
Sejak tahun 1990 banyak ahli zoology membagi kelompok Arthopoda menjadi
filum Onychophora, filum Trilobita, filum Chelicerata, filum Uniramia, dan
filum Crustacea. Pemisahan ini terutama berdasarkan perbedaan dalam hal
struktur dan susunan kaki serta apendik yang lain. Filum Arthoppda dibagi
menjadi empat subfilum yaitu Trilobita, Chelicerata, Onychophora, dan
Mandibulata.
Subfilum yang pertama yaitu Trilobita merupakan arthopoda laut yang
primitive dan sangat melimpah pada masa paleozoic. Tubuh berukuran 10-675 mm,
terbagi atas dua alur memanjang menjadi tiga cuping. Tubuh dilindungi oleh
cangkang bersegmen yang keras. Kepala jelas terdiri atas empat segmen tubuh,
memiliki sepasang antenula, empat pasang apendik biramus dan sepasang mata
majemuk. Contoh anggota subfilum ini adalahTriarthus eatoni. Subfilum
yang kedua yaitu Chelicerata, tubuhnya dibedakan atas dua bagian yaitu
sefalotorak (prosoma) dan abdomen. Memiliki 6 pasang apendik. Tidak memiliki antenna
atau manibula. Bagian-bagian mulut dan saluran pencernaan utamanya untuk fungsi
penusuk, beberapa diantaranya memiliki kelenjar racun, respirasi menggunakan
paru-paru buku, trakea atau insang. Subfilum berikutnya adalah Onychophora,
bentuk tubuhnya seperti cacing dengan 14-43 pasang kaki (lobopodia) rongga
tubuhnya berupa homocoel. Memiliki kelenjar lumpur yang hasil sekresinya akan
dikeluarkan melalui papilla oral untuk menangkap mangsa atau predator. Saluran
pencernaannya lengkap. Enzim-enzim dilepaskan ke dalam mangsa selanjtnya
zat-zat nutrisi dihisap. System saraf memiliki ganglion, kepala dan dua tali
saraflongitudinal yang membentuk tali tangga. Jantung berbentuk tubular
terletak di sebelah dorsal system sirkulasi terbuka. Subfilum terakhir adalah
Mandibilata karakter special yang dimiliki anggota subfilum ini adalah
mandibula dan antena (Mukayat, 1989).
Serangga adalah hewan-hewan bersegmen dengan eksoskeleton berkitin, dan
alat-alat tambahan bersegmen. Segmentasi itu nampak jelas secara eksternal.
Jumlah jenis dalam filum ini lebih banyak dari jumlah jenis dari semua
filum lainnya. Baik laut , air tawar, maupun habitat terestial di diami oleh
serangga. Coelom pada Arthopoda tereduksi. Homocoel merupakan sebagian dari
sistem sirkulasi. Jenis kelamin terpisah. Namun demikian, pada jenis-jenis
tertentu reproduksi parthenogenesis merupakan karakteristiknya. Sirkulasi
terjadi karena gerakan pulsasi jantung dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu
dicirikan dengan adanya porus berpasangan pada tiap segmen (Rusyana, 2011).
I.2. Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud taksonomi hewan?
b.
Apa saja bagian utama hewan?
c.
Apa saja fungsi bagian-bagian hewan?
d.
Apa yang dimaksud klasifikasi hewan?
e.
Bagaimana cara hewan mempertahankan diri?
f.
Seperti apa rantai makanan dan jaring-jaring
makanan?
g.
Apa saja hewan langka?
h.
Bagaimana cara mencegah kepunahan hewan?
i.
Apa manfaat hewan bagi manusia?
I.3. Tujuan
a.
Dapat mengetahui tentang taksonomi
hewan
b.
Dapat mengetahui tentang bagian utama
hewan
c.
Dapat mengetahui tentang fungsi bagianbagian
hewan
d.
Dapat mengetahui tentang klasifikasi
hewan
e.
Dapat mcngetahui tentang cara hewan
mempertahankan diri
f.
Dapat mengetahui tentang rantai makanan
dan Jaringjaring makanan
g.
Dapat mengetahui tentang hewan
langka
h.
Dapat mengetahui tentang cara mencegah
kepunahan hewan
i.
Manfaat hewan bagi manusia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Taksonomi Hewan
·
KUKANG (Nycticebus coucang)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Familia : Lorisidae
Genus : Nycticebus
Spesies : Nycticebus
coucang
Kukang—kadang-kadang
disebut pula malu-malu—adalah jenis primata yang bergerak lambat. Warna
rambutnya beragam, dari kelabu keputihan, kecoklatan, hingga kehitam-hitaman.
Pada punggung terdapat garis coklat melintang dari belakang hingga dahi, lalu
bercabang ke dasar telinga dan mata. Berat tubuh 0,375-0,9 kg, panjang tubuh
dewasa 19-30 cm.
Di Indonesia, satwa ini
dapat ditemukan di Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Satwa ini menjadi incaran
untuk dijadikan hewan peliharaan.
·
ORANG UTAN
Klasifikasi
ilmiah
Kerajaan :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mammalia
Ordo :
Primata
Familia :
Hominidae
Genus :
Pongo
Spesies :
Pongo pygmaeus
Orang
utan (atau orangutan, nama lainnya adalah mawas) adalah sejenis kera besar
dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan, kadang cokelat, yang hidup di
Indonesia dan Malaysia.
Istilah orang utan
diambil dari bahasa Indonesia dan/atau bahasa Melayu, yang berarti manusia
(orang) hutan.
Mereka
memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan
kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor.
Orang
utan berukuran 1-1,4 m untuk jantan, yaitu kira-kira 2/3 kali ukuran seekor
gorila.
Tubuh
orang utan diselimuti rambut merah kecoklatan. Mereka mempunyai kepala yang
besar dengan posisi mulut yang tinggi.
Orang utan jantan
memiliki pelipis yang gemuk. Mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia,
yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba.
Telapak
tangan mereka mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu jari. Telapak kaki
mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia.
Lokasi dan habitat
Orang utan ditemukan di wilayah hutan hujan tropis Asia
Tenggara, yaitu di pulau Borneo dan Sumatra di wilayah bagian negara Indonesia
dan Malaysia. Mereka biasa tinggal di pepohonan lebat dan membuat sarangnya
dari dedaunan. Orangutan dapat hidup pada berbagai tipe hutan, mulai dari hutan
dipterokarpus perbukitan dan dataran rendah, daerah aliran sungai, hutan rawa
air tawar, rawa gambut, tanah kering di atas rawa bakau dan nipah, sampai ke
hutan pegunungan. Di Borneo orangutan dapat ditemukan pada ketinggian 500 m di
atas permukaan laut (dpl), sedangkan kerabatnya di Sumatera dilaporkan dapat
mencapai hutan pegunungan pada 1.000 m dpl.
Orangutan Sumatera (Pongo
abelii lesson) merupakan salah satu hewan endemis yang hanya ada di
Sumatera. Orangutan di Sumatera hanya menempati bagian utara pulau itu, mulai
dari Timang Gajah, Aceh Tengah
sampai Sitinjak di Tapanuli Selatan.Keberadaan hewan mamalia ini dilindungi Undang-Undang
5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan
digolongkan sebagai ‘Critically Endangered’ oleh IUCN. Di Sumatera, salah satu
populasi orangutan terdapat di daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru, Sumatera
Utara. Populasi orangutan liar di Sumatera diperkirakan sejumlah 7.300[2]. Di
DAS Batang Toru 380 ekor dengan kepadatan pupulasi sekitar 0,47 sampai 0,82
ekor per kilometer persegi. Populasi orangutan Sumatera (Pongo abelii lesson)
kini diperkirakan 7.500 ekor. Padahal pada era 1990 an, diperkirakan 200.000
ekor. Populasi mereka terdapat di 13 daerah terpisah secara geografis. Kondisi
ini menyebabkan kelangsungan hidup mereka semakin terancam punah. [1] Saat ini
hampir semua orangutan sumatera hanya ditemukan di Provinsi Sumatera Utara dan
Provinsi Aceh, dengan Danau Toba sebagai batas paling selatan sebarannya. Hanya
2 populasi yang relatif kecil berada di sebelah barat daya danau, yaitu Sarulla
Timur dan hutan-hutan di Batang Toru Barat. Populasi orangutan terbesar di
Sumatera dijumpai di Leuser Barat (2.508 individu) dan Leuser Timur (1.052
individu), serta Rawa Singkil (1.500 individu). Populasi lain yang diperkirakan
potensial untuk bertahan dalam jangka panjang (viable) terdapat di Batang
Toru,Sumatera Utara, dengan ukuran sekitar 400 individu.
Orangutan di Borneo yang dikategorikan sebagai ‘endangered’
oleh IUCN terbagi dalam tiga subspesies: Orangutan di Borneo dikelompokkan ke
dalam tiga anak jenis, yaitu Pongo pygmaeus pygmaeus yang berada di bagian
utara Sungai Kapuas sampai ke timur laut Sarawak; Pongo pygmaeus wurmbii yang
ditemukan mulai dari selatan Sungai Kapuas hingga bagian barat Sungai Barito;
dan Pongo pygmaeus morio, diperkirakan secara total populasi liarnya di alam
hanya 45.000 hingga 69.000. Di Borneo, orangutan dapat ditemukan di Sabah,
Sarawak, dan hampir seluruh hutan dataran rendah Kalimantan, kecuali Kalimantan
Selatan dan Brunei Darussalam.
Makanan
Makanan
Meskipun
orang utan termasuk hewan omnivora, sebagian besar dari mereka hanya memakan tumbuhan.
Makanan kesukaan orang utan adalah buah-buahan. Makanan lainnya :
·
Daun-daunan
·
Biji-bijian
·
Kulit kayu
·
Tunas tanaman (yang lunak)
·
Bunga-bungaan
Selain itu
mereka juga memakan serangga dan hewan-hewan kecil lainnya (seperti burung dan
mamalia kecil).
Orang utan
bahkan tidak perlu meninggalkan pohon mereka jika ingin minum. Mereka biasanya
meminum air yang telah terkumpul di lubang-lubang di antara cabang pohon..
Perkembang biakan
Perkembang biakan
Orang utan
betina biasanya melahirkan pada usia 7-10 tahun dengan lama kandungan berkisar
antara 8,5 hingga 9 bulan; hampir sama dengan manusia. Jumlah bayi yang
dilahirkan seorang betina biasanya hanya satu. Bayi orang utan dapat hidup
mandiri pada usia 6-7 tahun.
·
MONYET
PEMAKAN KEPITING
Klasifikasi
ilmiah
Kerajaan :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mammalia
Ordo :
Primata
Familia :
Cercopithecidae
Genus :
Macaca
Spesies :
Macaca fascicularis
Monyet pemakan kepiting (Macaca fascicularis) adalah kera
asli Asia Tenggara. Spesies ini juga disebut Monyet Cynomolgus dan Monyet
berekor-panjang. Macaca fascicularis digunakan untuk eksperimen medis.
·
SURILI
JAWA
Klasifikasi
ilmiah
Kerajaan :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mammalia
Ordo :
Primata
Familia :
Cercopithecidae
Genus :
Presbytis
Spesies :
Presbytis comata
Surili Jawa (Presbytis
comata) adalah spesies monyet Dunia Baru terancam yang endemik pada
sebagian pulau Jawa, Indonesia.
Terdapat dua subspesies Surili Jawa:
· Presbytis comata comata – ada di Jawa Barat
· Presbytis comata fredericae – ada di Jawa Tengah
·
BEKANTAN
Klasifikasi
ilmiah
Kerajaan :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mammalia
Ordo :
Primata
Familia :
Cercopithecidae
Genus :
Nasalis
Spesies :
Nasalis larvatus
Bekantan atau dalam nama ilmiahnya Nasalis larvatus adalah
sejenis kera berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan
merupakan satu dari dua spesies dalam genus tunggal kera Nasalis.
Ciri-ciri utama yang membedakan bekantan dari kera lainnya
adalah hidung panjang dan besar yang hanya ditemukan di spesies jantan. Fungsi
dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin
disebabkan oleh seleksi alam. Kera betina lebih memilih jantan dengan hidung
besar sebagai pasangannya. Karena hidungnya inilah, bekantan dikenal juga
sebagai monyet Belanda. Dalam bahasa Brunei (kxd) disebut bangkatan.
Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya
dapat mencapai 75cm dengan berat mencapai 24kg. Kera betina berukuran 60cm
dengan berat 12kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar, sebagai hasil
dari kebiasaan mengkonsumsi makanannya. Selain buah-buahan dan biji-bijian,
bekantan memakan aneka daun-daunan, yang menghasilkan banyak gas pada waktu
dicerna. Ini mengakibatkan efek samping yang membuat perut bekantan jadi
membuncit.
Bekantan tersebar dan endemik di hutan bakau, rawa dan hutan
pantai di pulau Kalimantan. Spesies ini menghabiskan sebagian waktunya di atas
pohon dan hidup dalam kelompok-kelompok yang berjumlah antara 10 sampai 32
kera. Bekantan juga dapat berenang dengan baik, terkadang terlihat berenang
dari satu pulau ke pulau lain.
Bekantan merupakan maskot fauna provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan dari hilangnya habitat
hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut, serta sangat terbatasnya
daerah dan populasi habitatnya, bekantan dievaluasikan sebagai Terancam Punah
di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix I.
·
MONYET
EKOR PANJANG
Klasifikasi
ilmiah
Kerajaan :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mammalia
Ordo :
Primata
Familia :
Cercopithecidae
Genus :
Macaca
Spesies :
Macaca fascicularis
Kera ekor panjang (Macaca
fascicularis) mempunyai panjang tubuh 38-76 cm, panjang ekor 61 cm dengan
berat badan sampai 6 kg. Tubuhnya tampak kokoh yang tertutup mantel rambut
berwarna coklat kemerah-merahan di bagian bawah nampak lebih muda dan muka
menonjol dengan wama keputih-putihan. Wama mantel rambut kera ini yang hidup di
pedalaman hutan lebih gelap dari pada yang hidup dipantai. Anak kera ekor
panjang mantel rambut berwama hitam dengan rambut muka dan telinga nampak
cemerlang, warna rambut inl akan berubah setelah berumur 1 tahun.
Anggota badan dapat difungsikan sebagal tangan dan sebagai
kaki. Jari-jari kaki dan tangan masing-masing berjumlah 5 biji dan sangat mudah
digerakkan. Pergerakan satwa ini jika berada di pohon menggunakan jari-
jarinya, namun jika di atas tanah akan menggunakan telapak kaki dan tangannya
ke tanah. Macaca juga dapat memanjat sambil melompat sejauh 5 meter. Jenis
monyet ini juga dapat berenang dengan baik.
Kera ekor panjang hidup berkelompok, jumlah kelompok biasanya
terdiri dari 10-20 ekor di hutan bakau, 20-30 ekor di hutan primer, 30-50 ekor
di hutan sekunder, dengan komposisi komplit ada induk jantan dan betina beserta
anak-anaknya. Besar kecilnya kelompok ditentukan oleh ada tidaknya pemangsa dan
sumber pakan di alam. Pergerakan dilakukan untuk mendapatkan pakan di dalam
melangsungkan hidupnya. Luas daerah jelajah 50 hingga 100 ha untuk satu
kelompok. Luas daerah jelajah sangat erat hubungannya dengan sumber pakan.
Monyet ini memiliki alat kelamin menonjol, yang jantan
kantong zakar besar. Masa kawin pada setiap siklus, kawinnya beramai-ramai,
seekor pejantan kawin dengan beberapa ekor betina dan seekor betina kawin
dengan beberapa ekor pejantan. Masa bunting selama 116 hari.
Monyet ekor panjang mampu hidup dalam berbagai kondisi dari
hutan bakau di pantai, dataran rendah sampai pegunungan dengan keting- gian
2000 mdpl. Monyet ini dapat ditemukan di mana-mana, menjadi hama bagi penduduk,
merusak padi, jagung dan tanaman buah-buahan.
Dalam mencari makan monyet ekor panjang selalu merubah daerah
jelajahnya, tergantung pada keterse diaan makanan. Makanannya daun, buah, biji,
dan bunga. Selain itu juga makan serangga, telur anak burung, kepiting, udang,
kerang dll.
·
LUTUNG
BUDENG
Klasifikasi
ilmiah
Kerajaan:
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mammalia
Ordo :
Primates
Familia:
Cercopithecidae
Genus :
Trachypithecus
Spesies:
Trachypithecus auratus
Lutung Budeng atau dalam nama ilmiahnya Trachypithecus auratus adalah sejenis lutung berukuran sedang,
dengan panjang sekitar 55cm. Lutung Budeng memiliki rambut tubuh berwarna
hitam. Dan seperti jenis lutung lainnya, lutung ini memiliki ekor yang panjang,
sekitar 87cm.
Jantan dan betina biasanya berwarna hitam, namun betina
memiliki warna putih kekuningan di sekitar kelaminnya. Lutung muda memiliki
rambut tubuh berwarna oranye. Ada dua subspesies dari Lutung Budeng, yang
dibedakan dari daerah sebarannya. Subspesies utama, T. a. auratus memiliki ras
yang langka, di mana lutung dewasa memiliki warna rambut seperti lutung muda
yang ber
warna oranye, namun warnanya lebih gelap sedikit dengan ujung
kuning.Endemik Indonesia, Lutung Budeng tersebar dan ditemukan di dalam hutan
hujan tropis pulau Jawa, Bali, Kalimantan dan Sumatra.
Lutung Budeng adalah hewan diurnal, yang lebih aktif pada
waktu siang hari di atas pepohonan. Makanan pokoknya terdiri dari
tumbuh-tumbuhan. Memakan dedaunan, buah-buahan dan bunga. Spesies ini juga
memakan larva serangga.
Lutung Budeng hidup berkelompok, yang dalam satu kelompoknya
terdiri dari sekitar tujuh ekor lutung, termasuk satu atau dua ekor lutung
jantan dewasa. Lutung betina biasanya hanya mempunyai satu anak setiap
melahirkan dan saling bantu membesarkan anak-anak lutung. Namun lutung betina
juga bersifat sangat agresif terhadap lutung betina dari kelompok lain.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar
yang terus berlanjut, serta populasi lutung yang terus menyusut, Lutung Budeng
dievaluasikan sebagai terancam punah di dalam IUCN Red List.
·
KERA
Klasifikasi
ilmiah
Kerajaan:
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mammalia
Ordo :
Primata
Familia:
Hylobatidae
Genus :
Hylobates
Species:
Hylobathes agilis
Banyak spesies kera saat ini memiliki status terancam karena
hilangnya habitat mereka di hutan hujan tropis dan perburuan. Saat ini ada 8
genus hominoid yang belum punah.
·
MUSANG
LUWAK
Klasifikasi
ilmiah
Kerajaan :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mammalia
Ordo :
Carnivora
Familia :
Viverridae
Genus :
Paradoxurus
Spesies :P.hermaphroditus
Musang
luwak adalah hewan menyusu (mamalia) yang termasuk suku musang dan garangan
(Viverridae). Nama ilmiahnya adalah Paradoxurus hermaphroditus. Hewan ini juga
dipanggil dengan berbagai sebutan lain seperti musang (nama umum, Betawi), careuh
(Sunda), luak atau luwak (Jawa), serta common palm civet, common musang, house
musang atau toddy cat dalam bahasa Inggris.
Ciri
Morfologi
Musang bertubuh sedang, dengan panjang total sekitar 90 cm
(termasuk ekor, sekitar 40 cm atau kurang). Abu-abu kecoklatan dengan ekor
hitam-coklat mulus.
Sisi atas tubuh abu-abu kecoklatan, dengan variasi dari warna
tengguli (coklat merah tua) sampai kehijauan. Jalur di punggung lebih gelap,
biasanya berupa tiga atau lima garis gelap yang tidak begitu jelas dan terputus-putus,
atau membentuk deretan bintik-bintik besar. Sisi samping dan bagian perut lebih
pucat. Terdapat beberapa bintik samar di sebelah menyebelah tubuhnya.
Wajah, kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam. Dahi dan sisi
samping wajah hingga di bawah telinga berwarna keputih-putihan, seperti
beruban. Satu garis hitam samar-samar lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke
atas kepala.
Hewan
betina memiliki tiga pasang puting susu.
Kebiasaan
Kebiasaan
Musang luwak adalah salah satu jenis mamalia liar yang kerap
ditemui di sekitar pemukiman dan bahkan perkotaan. Hewan ini amat pandai
memanjat dan bersifat arboreal, lebih kerap berkeliaran di atas pepohonan,
meskipun tidak segan pula untuk turun ke tanah. Musang juga bersifat nokturnal,
aktif di malam hari untuk mencari makanan dan lain-lain aktifitas hidupnya.
Musang
luwak, menurut lukisan dalam buku William Marsden (1811), The History of
Sumatra.
Jenis yang
berkerabat dan penyebaran
Ada empat spesies musang dari marga Paradoxurus, yalah:
1.Paradoxurus
hermaphroditus, musang luwak, yang menyebar luas mulai dari India dan
bagian utara Pakistan di barat, Sri Lanka, Bangladesh, Burma, Asia Tenggara,
Tiongkok selatan, Semenanjung Malaya hingga ke Filipina. Di Indonesia didapati
di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi bagian selatan, serta
Taliabu dan Seram di Maluku.
2.Paradoxurus
zeylonensis, menyebar terbatas di Sri Lanka.
3.Paradoxurus jerdoni,
menyebar terbatas di negara bagian Kerala, India selatan.
4.Paradoxurus
lignicolor, menyebar terbatas di Kepulauan Mentawai.
Jenis yang serupa
Jenis yang serupa
· Musang akar (Arctogalidia trivirgata), dengan ekor yang
umumnya lebih panjang dari kepala dan tubuhnya, tiga garis punggung yang tanpa
atau hampir tidak terputus, dan tidak memiliki bintik-bintik di sisi tubuhnya.
Musang akar hidup di hutan.
· Musang galing (Paguma
larvata), biasanya lebih kemerahan (tengguli), tanpa bintik-bintik di sisi
tubuh, wajah putih kekuningan dengan ‘topeng’ gelap kehitaman di sekitar mata.
· Musang rase (Viverricula
indica), ekor berbelang-belang sempurna, hitam putih, 6-9 buah.
·
MACAN
DAHAN
Klasifikasi
ilmiah
Kerajaan :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas
Mammalia
Ordo :
Carnivora
Familia :
Felidae
Genus :
Neofelis
Spesies :
Neofelis nebulosa
Macan dahan atau dalam nama ilmiahnya Neofelis nebulosa
adalah sejenis kucing berukuran sedang, dengan panjang tubuh mencapai 95cm.
Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna kelabu kecoklatan dengan
gambaran seperti awan dan bintik hitam di tubuhnya. Bintik hitam dikepalanya
berukuran lebih kecil dan terdapat totol putih di belakang kuping. Macan dahan
mempunyai kaki pendek dengan telapak kaki besar serta ekor panjang dengan garis
dan bintik hitam. Macan dahan betina serupa.
Daerah sebaran macan dahan adalah Asia Tenggara, di hutan
dataran rendah dan pegunungan di Republik Rakyat Cina, Indocina, Semenanjung
Melayu, India, Pulau Kalimantan dan Sumatra. Spesies ini telah punah di alam
bebas di Republik Cina.
Macan dahan adalah hewan nokturnal yang aktif berburu di
malam hari. Hewan ini banyak menghabiskan waktunya di atas pohon dan dapat bergerak
dengan lincah di antara pepohonan.
Mangsa macan fahan terdiri dari aneka satwa liar berbagai
ukuran seperti kera, ular, mamalia kecil, burung, rusa dan bekantan. Macan
fahan menggunakan lidahnya untuk membersihkan bulu-bulu sebelum memakan
mangsanya.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan, populasi yang terus
menyusut dan penangkapan liar yang terus berlanjut untuk di ambil bulunya,
konsumsi dan obat-obatan tradisional di beberapa negara, macan dahan
dievaluasikan sebagai rentan di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan
dalam CITES Appendix I.
·
CHEETAH
Klasifikasi
ilmiah
Kerajaan :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mammalia
Ordo :
Carnivora
Familia :
Felidae
Genus :
Acinonyx
Spesies :
Acinonyx jubatus
Cheetah atau citah (dari bahasa Sansekerta Chitraka berarti
“berbintik”) (Acinonyx jubatus) adalah anggota keluarga kucing (Felidae) yang
berburu mangsa dengan menggunakan kecepatan dan bukan taktik mengendap-endap
atau bergerombol. Hewan ini adalah hewan yang tercepat di antara hewan darat
dan dapat mencapai kecepatan 110 km/h dalam waktu singkat sampai 460 m, dengan
akselerasi 0 – 100 km/h dalam waktu 3,5 detik, lebih cepat dari beberapa
supercar.
·
MACAN
TUTUL
Klasifikasi
ilmiah
Kerajaan :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mammalia
Ordo :
Carnivora
Familia :
Felidae
Genus :
Panthera
Spesies :
Panthera pardus
Macan Tutul atau dalam nama ilmiahnya Panthera pardus adalah
salah satu dari empat kucing besar. Hewan ini dikenal juga dengan sebutan
harimau dahan. Pada mulanya, banyak orang berpikiran bahwa Macan Tutul adalah
hibrida dari Singa dan Harimau. Macan tutul Jawa (P. p. sondaicus) adalah fauna
identitas Jawa Barat dan bersama-sama macan tutul kumbang (P. p. melas) adalah
jenis terancam punah di Indonesia.
Macan Tutul berukuran besar, dengan panjang tubuh antara satu
sampai dua meter. Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna kuning
kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna hitam. Bintik hitam dikepalanya
berukuran lebih kecil. Macan Tutul betina serupa, dan berukuran lebih kecil
dari jantan.
Daerah sebaran Macan Tutul adalah di benua Asia dan Afrika.
Spesies ini mempunyai lebih dari 30 subspesies yang ditemukan di segala macam
habitat, mulai dari hutan tropis, gurun, savanah, pegunungan dan daerah pemukiman.
Macan Tutul adalah hewan penyendiri, yang saling menghindari
satu sama lain. Spesies ini lebih aktif di malam hari. Karena tingkat kematian
anak yang tinggi, betina biasanya mempunyai satu sampai dua anak, yang tinggal
bersama induknya sampai macan muda berumur sekitar antara satu setengah sampai
dua tahun.
Macan Tutul merupakan pemburu oportunitis, yang menggunakan
segala kesempatan untuk mendapatkan mangsanya. Mereka memakan hampir segala
mangsa dari berbagai ukuran. Mangsa utamanya terdiri dari aneka hewan menyusui,
binatang pengerat, ikan, burung, monyet dan binatang-binatang lain yang
terdapat disekitar habitatnya.
Pada umumnya, Macan Tutul menghindari manusia. Namun macan
yang kurang sehat, kelaparan atau terluka sehingga tidak dapat berburu mangsa
yang biasa, dapat memangsa manusia. Ada peristiwa mengenai seekor Macan Tutul
jantan di Rudraprayag memangsa lebih dari 125 jiwa, dan seekor Macan Tutul
betina yang disebut “Macan Tutul Panar” memangsa lebih dari 400 jiwa pada awal
abad ke-20 di India.
Beberapa subspesies dari Macan Tutul seperti Macan Kumbang
dari Indonesia terancam punah, namun secara umum Macan Tutul dievaluasikan
sebagai Beresiko Rendah di dalam IUCN Red List.
·
HARIMAU
Klasifikasi
ilmiah
Kerajaan :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo :
Carnivora
Familia :
Felidae
Genus :
Panthera
Spesies :
Panthera tigris
Harimau atau macan tergolong dalam kerajaan hewan dalam filum
kordata (mempunyai saraf tulang belakang), sub-filum vertebrata (bertulang
belakang), kelas mamalia (berdarah panas, berbulu dengan kelenjar susu),
pemakan daging (karnivora), keluarga felidae (kucing), genus panthera, spesies
tigris (harimau).
Harimau biasanya memburu mangsa yang agak besar seperti rusa
sambar, kijang, babi, kijang, kancil, tetapi akan memburu hewan kecil seperti
landak apabila mangsa yang agak besar itu tidak ada.
Fisik
Fisik
Harimau dikenal sebagai kucing terbesar, harimau pada
dasarnya mirip dengan singa ukurannya, walaupun sedikit lebih berat. Beda
subspesies harimau memiliki karakteristik yang berbeda juga, pada umumnya
harimau jantan memiliki berat antara 180 dan 320 kg dan betina berbobot antara
120 dan 180 kg. Panjang jantan antara 2,6 dan 3,3 meter, sedangkan betina
antara 2,3 dan 2,75 meter. Di antara subspesies yang masih hidup, Harimau
Sumatra adalah yang paling kecil dan Harimau Siberia yang paling besar.
Loreng pada kebanyakan harimau bervariasi dari coklat ke
hitam. Bentuk dan kepadatan lorengnya berbeda-beda subspesies satu dengan yang
lain, tapi hampir semua harimau memiliki lebih dari 100 loreng. Harimau Jawa
yang sekarang sudah punah kemungkinan memiliki loreng yang lebih banyak lagi.
Pola loreng unik setiap harimau, dan dapat digunakan untuk membedakan satu sama
lain, mirip dengan fungsi cap jari yang digunakan untuk mengindentifikasi
orang. Ini bukan, bagaimanapun juga, metode pengidentifikasian yang disarankan,
terkait kesulitan untuk merekam pola loreng pada harimau liar. Sepertinya
fungsi loreng adalah untuk kamuflase, untuk menyembunyikan mereka dari
mangsanya.
Subspesies yang masih hidup
Subspesies yang masih hidup
· Harimau Indochina (Panthera tigris corbetti) – yang
terdapat di kawasan hutan hujan dan padang rumput Malaysia, Kamboja, Republik
Rakyat Cina, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.
· Harimau Bengal (Panthera tigris tigris) – yang terdapat di
kawasan hutan hujan dan padang rumput Bangladesh, Bhutan, Republik Rakyat Cina,
India, dan Nepal.
· Harimau Tiongkok Selatan (Panthera tigris amoyensis) – yang
tinggal di kawasan hutan hujan dan padang rumput tengah dan barat Republik
Rakyat Cina.
· Harimau Siberia (Panthera tigris altaica) – atau juga
dikenal sebagai Amur, Ussuri, Harimau Timur Laut China, atau harimau Manchuria.
Harimau Siberia tinggal di kawasan hutan hujan dan padang rumput China, Korea
Utara, dan Asia Tengah di Russia.
· Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) – yang tinggal
hanya di kepulauan Sumatera.
· Harimau
Malaya (Panthera tigris jacksoni) – yang tinggal hanya di Semenanjung Malaysia.
Subspesies yang sudah punah
Subspesies yang sudah punah
· Harimau Caspian (Panthera tigris virgata) – yang telah punah
sekitar 1950an. Harimau Caspian ini pernah berkeliaran di kawasan hutan hujan
dan padang rumput Afganistan, Iran, Mongolia, Turki, dan kawasan Asia tengah
Russia.
· Harimau Jawa
yang punah tahun 1972.
· Harimau Jawa
(Panthera tigris sondaica) – yang telah punah sekitar 1972. Harimau Jawa pernah
berkeliaran di kawasan hutan hujan pulau Jawa, Indonesia.
· Harimau Bali (Panthera tigris balica) – yang telah punah
sekitar 1937. Harimau Bali pernah berkeliaran di kawasan hutan hujan kepulauan
Bali, Indonesia.
·
PUMA
Kerajaan :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mammalia
Ordo :
Carnivora
Familia :
Felidae
Genus :
Felis
Spesies :
Felis concolor
Puma termasuk dalam family felidae. Bentuk nya seperti kucing
yang memiliki ukuran yang lebih besar
II.1.
Bagian
Utama
Hewan
·
KUCING
Kalian pasti suka memilihara kucing
sebagai hewan peliharaan. Karena
kucing itu memiliki tubuh yang lucu dan mempunyai bulu yang cantik. Tubuh kucing
terdiri atas tiga bagian. Kepala,
badan, dan anggota tubuh.
Pada kepala kucing ada :
~ mata : untuk melihat
~ telinga : untuk mendengar
~ hidung : untuk mencium
~ mulut : untuk
mengunyah
Pada badan kucing ada :
~ perut : untuk mencerna
makanan
Anggota tubuh kucing ada :
~ kaki : untuk bergerak
dan mencengkram
~ ekor : untuk
keseimbangan
Jumlah bagian-bagian tubuh kucing :
Memiliki 1 hidung dan 1 mulut.
Memiliki 4 kaki. Setiap kaki
memiliki 4 jari.
Setiap jari memiliki kuku yang
tajam.
Kuku pada kaki kucing berguna untuk
mencengkeram mangsa.
·
BURUNG ELANG
Kegunaan bagian-bagian tubuh burung elang :
~ Lubang telinga untuk mendengar.
~ Mata untuk melihat.
~ Lubang hidung untuk mencium bau
~ Sayap untuk terbang
~ Paruh untuk makan
~ Ekor untuk keseimbangan
~ Kaki untuk berjalan dan bertengger
~ Mata untuk melihat.
~ Lubang hidung untuk mencium bau
~ Sayap untuk terbang
~ Paruh untuk makan
~ Ekor untuk keseimbangan
~ Kaki untuk berjalan dan bertengger
Jumlah bagian-bagian tubuh kucing :
Memiliki 1 paruh
Memiliki 2 kaki. Setiap kaki memiliki 6 cakar.
Setiap cakar memiliki kuku yang tajam.
Kuku pada cakar burung elang berguna untuk mencengkeram mangsa.
Memiliki 1 paruh
Memiliki 2 kaki. Setiap kaki memiliki 6 cakar.
Setiap cakar memiliki kuku yang tajam.
Kuku pada cakar burung elang berguna untuk mencengkeram mangsa.
·
IKAN
Kegunaan bagian-bagian tubuh Ikan :
~ Mata untuk melihat
~ Lubang hidung untuk mencium bau
~ Ekor untuk bergerak dan mengubah arah gerak
~ Mulut untuk makan
~ Sirip untuk bergerak
~ Perut untuk mengolah makananSetiap hewan memiliki perbedaan
~ Mata untuk melihat
~ Lubang hidung untuk mencium bau
~ Ekor untuk bergerak dan mengubah arah gerak
~ Mulut untuk makan
~ Sirip untuk bergerak
~ Perut untuk mengolah makananSetiap hewan memiliki perbedaan
II.2. Fungsi Bagian-Bagian Hewan
Seperti manusia, hewan memiliki
bagian bagian tubuh dan bagian bagian sel dengan fungsinya masing masing. Yang
membedakan manusia dengan hewan adalah manusia memiliki sifat dan karakter
hanya satu golongan yaitu sebagai makhluk omnivoya (pemakan semua jenis
makanan).
Herbivora( golongan pemakan rumput
atau daun)
Karnivora(pemakan daging)
Omnivora(pemakan segala jenis
makanan)
Berikut adalah penjelasan mengenai
bagian-bagian tubuh hewan :
·
Golongan Herbivora
Golongan herbivora merupakan
golongan hewan (Pemakan daun,rumput) Kambing, Kuda, Sapi, kerbau, Rusa
dan lain lain dan memiliki cara berkembang biak
secara
melahirkan. Berikut adalah bagian-bagian tubuh dari golongan hewan
herbivora :
§ Semua hewan
golongan herbivora mempunyai gigi yang kecil kecil dan rapih tanpa ada taring,
sebab itu mereka hanya bisa memakan yang lunak lunak seperti dedaunan atau rumput.
§ Mulut Untuk
aktifitas makan, minum dan berkomunikasi sesama jenisnya
§ Mata Untuk
melihat keadaan disekitarnya termasuk memantau pemangsa yang sedang bersembunyi
§ Telinga
Untuk mendengar keadaan disekitar yang ketajaman pendengarannya jauh lebih
sensitif dari manusia
§ Hidung Untuk
bernafas, sebagai indera penciuman dan mengatur suhu badan ketika dikejar
pemangsa
§ Kaki Untuk
berjalan, melompat, berlari dan aktifitas yang berkaitan dengan pelolosan
diri dari predator
§ Ekor Untuk
keseimbangan ketika berjalan, melompat dan berlari
§ Bulu Untuk
melindungi kulit dari berbagai bagai serangan cuaca (panas dan dingin) dan
sebagai pelindung dari serangaan hewan lain.
·
Golongan Karnivora
Golongan
karnivora merupakan hewan Pemakan daging : Hewan menyusui Singa, Macan,
Harimau, Serigala, Cheetah dan lain lain. Berikut adalah bagian-bagian
tubuh dari golongan hewan karnivora :
§ Gigi Semua
hewan golongan karnivora mempunyai gigi yang besar daan bertaring tajam, sebab
itu mereka bisa mengoyak, menarik, merobek dan memakan daging hewan lain
§ Mulut Untuk
aktifitas makan minum dan berkomunikasi dengan sesama jenisnya
§ Mata Untuk
melihat dan memantau keberadaan mangsa
§ Telinga
Untuk mendengar sekitarnya
§ Hidung Untuk
bernafas, Sebagai indera penciuman dan mengatur suhu badan ketika berlari
kencang
§ Kaki Untuk
berjalan, berlari, mencakar, mencabik,merobek serta menerkam mangsa serta untuk
semua aktifitas yang membutuhkan gerakan
§ Ekor Untuk
keseimbangan tubuh ketika berjalan dan berlari
§ Bulu Untuk
melindungi tubuh dari berbagai cuaca (panas dan dingin) dan sebagai pelindung
dari serangan predator lain
·
Golongan Omnivora
Golongan
Omnivora merupakan golongan hewan Pemakan segala jenis makanan : Manusia
, Tikus, ayam, bebek dan lain lain. Berikut adalah bagian-bagian tubuh
dari golongan hewan omnivora :
·
Gigi Untuk mengunyah, mengoyak dan menghancurkan
segala jenis makanan misalnya daun, daging, buah buahab dan sebagainya
·
Mulut Untuk aktifitas makan minum dan berkomunikasi
·
Mata Untuk melihat sekitarnya
·
Telinga Untuk mendengar sekitarnya
·
Hidung Untuk bernafas, sebagai indera penciuman dan
untuk mengatur suhu tubuh ketika melakukan aktifitas
·
Kaki Untuk berjalan, melompat, berlari dan semua
aktifitas yang membutuhkan gerakan
·
Bulu Pada manusia sebagai tanda tanda sudah
dewasa, untuk menahan keringat dan radikal bebas agar tidak masuk pori pori
II.3.
Klasifikasi
Hewan
Berdasarkan
Klasifikasinya, Hewan atau binatang ini terbagi menjadi 2 kelompok besar,
diantaranya adalah Vertebrata yaitu Hewan yang memiliki tulang
belakang dan Invertebrata yang merupakan hewan yang tidak memiliki
tulang belakang. Pada dasarnya, klasifikasi hewan yang menjadi Vertebrata dan
Invertebrata ini merupakan klasifikasi berdasarkan struktur tubuh hewan atau
binatang.
Hewan
Vertebrata
Vertebrata
adalah jenis hewan yang memiliki tulang belakang atau tulang punggung.
Hewan-hewan yang tergolong dalam Vertebrata dibagi lagi menjadi beberapa jenis
yakni :
§ Ikan
(Pisces), yaitu Hewan yang
hidup didalam air, bernafas dengan insang dengan alat gerak berupa sirip dan
berkembang biak dengan cara bertelur.
§ Amfibi
(Amphibia), yaitu Hewan
yang dapat hidup di dua alam (darat dan air), berdarah dingin (tidak dapat
mengatur suhu badan sendiri) dan bernafas dengan paru-paru. Contoh Hewan Amfibi
seperti Katak, Salamander dan kadal air.
§ Reptil
(Reptilia), adalah hewan
melata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutup tubuhnya. Contoh
Hewan Reptil adalah buaya, kadal dan ular.
§ Burung
(Aves), yaitu Hewan yang bisa
terbang, Hewan Aves atau Burung ini memiliki bulu yang menutupi tubuhnya dengan
alat gerak berupa kaki dan sayap. Meskipun Aves sering disebut sebagai hewan
yang bisa terbang, ada beberapa jenis hewan yang tergolong dalam Aves tetapi
tidak bisa terbang seperti Ayam, Bebek, Angsa dan Kalkun.
§ Hewan
Menyusui (Mammalia), yaitu hewan
yang memiliki kelenjar susu (betina) yang berfungsi untuk menghasilkan susu
sebagai sumber makanan anaknya. Hewan Mammalia pada umumnya adalah hewan yang
berdarah panas dan bereproduksi secara kawin. Hewan Menyusui atau mammalia ini
ada yang hidup di darat dan ada juga hidup di air. Contoh Hewan Mammalia yang
hidup di darat seperti Sapi, Domba, Monyet, Rusa, Kuda dan Gajah. Sedangkan
Hewan Mammalia yang habitatnya di air seperti Paus, Lumba-lumba dan Duyung
Hewan
Invertebrata
Invertebrata adalah jenis hewan
yang tidak memiliki tulang belakang atau tulang punggung. Struktur morfologi,
sistem pernafasan, sistem pencernaan dan sistem peredaraan darah
Hewan Invertebrata lebih sederhana jika dibandingkan dengan hewan jenis
Vertebrata. Hewan yang termasuk dalam golongan Hewan Invertebrata antara lain :
§ Filum
Protozoa, yaitu hewan yang
bersel satu yang hidup di dalam air. Bentuk tubuh Protozoa sangat kecil yaitu
berkisar antara 10-50 μm tetapi ada juga yang memiliki bentuk tubuh hingga 1mm.
Sumber makanan Protozoa adalah hewan dan tumbuhan. Berdasarkan alat geraknya,
Protozoa terbagi menjadi 4 kelas yaitu Kelas Rhizopoda (berkaki semu), kelas
Flagellata (berbulu cambuk), kelas Cilliata (berambut getar), dan kelas
Sporozoa (berspora).
§ Filum
Porifera atau hewan berpori,
yaitu hewan air yang hidup di laut dengan bentuk tubuh seperti tumbuhan atau
tabung berpori yang melekat pada suatu dasar laut dan dapat berpindah tempat
dengan bebas. Sumber makanan Porifera adalah Bakteri dan Plankton. Filum
Porifera terbagi menjadi 3 kelas yaitu Kelas Corcorea, kelas Hexactinelida dan
Kelas Demospangia.
§ Filum
Cnidaria, yaitu hewan yang
memiliki sel penyengat yang dinamai knidosit yang digunakan untuk menangkap
mangsa dan membela diri. Cnidaria dibagi menjadi 4 kelompok yaitu Anthozoa
(anemone laut, koral, pena laut), Scyphozoa (Ubur-ubur), Cubozoa (ubur-ubur
kotak) dan Hydrozoa. Filum Cnidari kebanyakan terdapat di lingkungan laut.
Filum Cnidaria terkadang dikategori sebagai filum Coelenterata karena merupakan
hewan berongga yang disebut dengan Coelenteron.
§ Filum
Ctenophora yaitu hewan
yang memiliki lubang-lubang kecil atau pori dihampir seluruh tubuhnya. Pori
tersebut dapat menimbulkan racun yang digunakan untuk melumpuhkan mangsa atau
musuhnya.Meskipun bentuknya seperti ubur-ubur, tetapi filum Coelenterata tidak
memiliki sel penyengat (knidosit) seperti pada filmu Cnidaria. Filum Ctenophora
terkadang dikategorikan sebagai filum Coelenterata karena merupakan hewan
berongga yang disebut dengan Coelenteron.
§ Filum
Platyhelminthes atau Cacing
Pipih, yaitu hewan yang berbentuk cacing dengan tubuh pipih dan tidak
bersegmen. Cacing pipih ini pada umumnya hidup di sungai, laut, danau ataupun
sebagai parasit di tubuh organisme lain. Terdapat 3 kelas dalam filum
Platyhelminthes yaitu Turbellaria (cacing berambut getar), Trematoda (Cacing
Isap) dan Cestoda (cacing pita).
§ Filum
Nematoda (Cacing Gilik), yaitu
cacing yang berbentuk gilik. Kedua ujung tubuh Filum Nematoda berbentuk runcing
dan sedangkan tengahnya bulat. Contoh Cacing Gilik diantaranya seperti cacing
tambang, cacing askaris dan cacing filaria.
§ Filum
Annelida (Cacing Gelang), yaitu
cacing yang tubuhnya terdiri atas segmen-segmen seperti gelang dengan berbagai
sistem organ yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Filum Annelida
terbagi menjadi 5 kelas yaitu Polychaeta (berambut banyak), Oligochaeta
(berambut sedikit atau tidak ada rambut sama sekali), dan Hirudinea (menghisap
darah). Contoh cacing jenis Filum Annelida diantaranya seperti cacing tanah,
cacing pasir, cacing kipas dan lintah.
§ Filum
Mollusca (Filum Moluska), yaitu
hewan yang bertubuh lunak baik dilindungi oleh cangkang maupun yang tidak
dilindungi oleh cangkang. Cangkang Filum Mollusca terdiri dari bahan kalsium
(zat kapur). Filum Mollusca terdiri dari 3 kelas yakni P (memiliki 2 buah
cangkang seperti kerang, tiram dan simping), Gastropoda (Siput baik yang
bercangkang ataupun tidak), Cepalophoda (Gurita dan cumi-cumi), Scaphopoda dan
Amphineura.
§ Filum
Artropoda, yaitu filum bertubuh
segmen yang biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota
tubuh bersegmen berpasangan dan simetri bilateral. Filum Artropda juga dikenal
dengan sebutan hewan berbuku-buku. Filum Artropoda terbagi menjadi beberapa
kelas, diantaranya adalah Chelicerata (laba-laba, tungau, kalajengking),
Myriapoda (lipan), Krustasea (kepiting, lobster, udang) dan Hexapoda
(serangga).
II.4.
Cara
Hewan
Mempertahankan
Diri
§
Cicak (Memutus Ekornya)
Cicak bisa memutuskan
ekornya ketika ia dikejar oleh musuh. Dengan putusnya ekor cicak, biasanya
hewan lain akan berhenti untuk mengejarnya. Cara Cicak memutuskan ekornya
disebut dalam ilmu ilmiah sebagai autotomi. Contoh hewan lain yang menggunakan
sistem perlindungan diri dengan cara autotomi adalah kadal, gecko, skink
dan beberapa jenis tipe salamander.
§ Bunglon (Berubah Warna)
Bunglon merupakan hewan yang bisa mengklamufase dirinya menjadi warna
apapun yang ia injak. Seperti misalnya saat dia diserang musuh di atas pohon,
ia akan merubah warna kulitnya menjadi warna batang atau warna dahan dari pohon
yang ia tempati.
Kemampuan bunglon dalam berkamuflase dalam bahasa ilmiahnya disebut
dengan mimikri. Selain bunglon, hewan hewan ini juga memiliki sistem kamuflase
yang sama yaitu katak pohon dan gurita.
§
Walang Sangit (Dengan Bau
Menyengat)
Walang sangit adalah hewan yang menyerupai bentuk belalang, biasanya
hewan ini hidup di daerah perkebunan atau daerah sawah. Hewan ini mempunyai
alat perlindungan diri yang cukup unik, yaitu dengan mengeluarkan bau dari
tubuhnya. Apabila walang sangit sedang diburu musuhnya, ia akan mengeluarkan
bau yang membuat musuhnya tersebut kabur karena tidak tahan akan baunya.
§
Walang Daun (Berwarna Seperti
Daun)
Berbeda dengan walang sangit, walang daun adalah hewan sejenis belalang
yang tidak menggunakan bau untuk melindungi dirinya. Namun dengan berkamuflase
di pohon dengan tubuhnya. Tubuh yang dimiliki walang daun sangat mirip dengan
bentuk daun sehingga musuhnya tidak akan mengira kalau dia adalah walang
sangit. Kitapun sebagai manusia akan sulit membedakan yang mana daun yang mana
walang daun karena memang tubuhnya yang sangat mirip dengan daun.
§ Ular
(Melilit Musuhnya)
Walaupun tidak memiliki tangan dan kaki. Ular memiliki sistem
perlindungan diri yang hebat dan mematikan. Ia bisa mengeluarkan racun dari
gigi taringnya yang dimana racun tersebut bisa melumpuhkan musuh seketika.
Racun yang terdapat dalam ular sering disebut bisa ular.
Banyak kejadian yang mengatakan bahwa bisa ular juga bisa membunuh manusia
dengan hanya hitungan detik. Ular yang memiliki pertahanan diri seperti ini
bisa kita lihat pada species ular Viper, Inland Taipan, Eastern Brown, Krait
Biru, Mamba Hitam, Ular Macan, Kobra, Death Adder dan ular derik.
§
Siput (Menggunakan Cangkang)
Siput memiliki cangkang yang berguna untuk melindungi dirinya
dari serangan predator. Cangkang yang dimiliki siput sangat kuat karena terbuat
dari zat kapur sehingga predator yang ingin memangsanya kesulitan untuk
menghadapinya. Tidak hanya siput, bekicot dan keong pun memiliki sistem
perlindungan yang sama, yaitu menggunakan cangkang.
§ Cumi
Cumi (Menyemprotkan Tinta Hitam)
Cara Hewan Melindungi Diri selanjutnya terjadi pada
cumi-cumi. Cumi cumi mempunyai sistem perlindungan diri menggunakan tinta yang
ia keluarkan dari tubuhnya. Tinta tersebut akan disemburkan ke musuh yang
sedang ingin memangsanya. Dengan tinta tersebut, musuh cumi cumi akan kabur
karena tidak bisa melihat tubuh cumi cumi dengan jelas.
Cumi cumi sendiri merupakan makhluk hidup yang tinggal di
laut. Tinta dari hewan cumi cumi sering dikumpulkan manusia untuk dibuat
menjadi bahan membuat tinta pulpen yang kita gunakan sehari hari.
§
Kalajengking (Racun Pada Ekornya)
Kalajengking memiliki sistem perlindungan diri yang mirip
dengan ular, bedanya kalajengking memiliki racun yang terletak pada bagian
ekornya. Racun tersebut pun bisa dengan cepat melumpuhkan musuh asalkan
musuhnya tersebut tersengat oleh ekornya. Tidak hanya kalajengking, Kelabang
dan lebah juga memiliki sistem perlindungan diri yang sama yaitu memiliki racun
di daerah ekor.
§
Banteng (Menyeruduk dengan Tanduk)
Dari segi fisiknya, banteng memiliki postur tubuh yang besar
dan akan membuat takut musuh-musuhnya. Tidak hanya posturnya, Banteng memiliki
sistem pertahanan yang kuat yaitu dengan tanduknya. Tanduk banteng akan
digunakan oleh banteng untuk menyeruduk musuh-musuhnya sehingga musuh dari
hewan ini akan takut.
Banteng sering dipakai sebagai alat hiburan bagi orang
spanyol dan nama acara tersebut adalah matador, dimana ada orang yang
melambaikan kain lalu banteng tersebut akan menghampirinya. Selain banteng,
Sapi dan kerbau memiliki sistem perlindungan diri yang sama.
§
Harimau (Menerkam dengan Gigi dan Kuku Tajam)
Harimau memiliki julukan yang disebut dengan raja hutan. Hal
tersebut ditujukan ke harimau karena menurut rantai makanan, harimau termasuk
predator yang posisinya paling atas. Sistem perlindungan diri yang ia miliki
adalah tubuh yang kuat dan gigi taring yang besar. Selain itu, kuku yang harimau
miliki sangat tajam sehingga bisa merobek daging musuh-musuhnya. Ada juga
beberapa hewan lain yang memiliki sistem perlindungan diri yang sama, yaitu
anjing dan singa.
§
Trenggiling (Menggulung Tubuhnya)
Sistem perlindungan diri yang dimiliki trenggiling adalah
dengan menekukkan tubuhnya. Hal tersebut dilakukan trenggiling karena hewan ini
memiliki kulit berupa sisik yang sangat keras. Walaupun memiliki bagian
perut yang lunak, trenggiling akan aman dari serangan musuh apabila ia sudah
menekukkan tubuhnya. Selain trenggiling, luing pun melakukan hal yang sama
ketika ia sedang diburu oleh musuhnya.
§
Landak (Duri Tajam pada Tubuh)
Jika trenggiling mempunyai sisik yang keras, landak mempunyai
duri duri yang tajam di bagian punggungnya. Saat ada musuh yang ingin memangsa
landak, landak akan berusaha membelakangi musuhnya sehingga ia akan aman dari
kejaran musuhnya. Karena tubuh musuhnya tersebut akan tertusuk duri. Landak
tidak memiliki racun didalam durinya, namun ketajaman dari duri durinya
tersebut sudah mampu membuat musuh musuhnya terluka.
§
Musang (Berpura-pura Mati
Musang memiliki cara yang unik untuk melindungi dirinya dari
serangan musuh. Musang akan berpura pura mati sehingga musuhnya akan
meninggalkannya. Jika musuhnya sudah pergi, musang akan bergerak kembali jika
keadaannya sudah aman. Kumbang juga akan berpura pura mati seperti musang jika
ada musuh yang mengejarnya.
§
Kuda Zebra (Dengan Kulit Hitam Putih)
Cara Hewan Melindungi Diri selanjutnya terjadi pada kuda
zebra. Kuda zebra memiliki kulit berwarna hitam putih, kulit tersebut pun
digunakan oleh kuda zebra untuk melindungi dirinya dari serangan musuh. Karena
warna hitam putih yang terdapat pada kulit kuda zebra akan membuat bingung
musuh musuhnya sehingga musuh musuhnya tersebut akan berpaling mencari mangsa
hewan lainnya.
§
Sigung (Bau Menyengat)
Hewan bernama sigung yang memiliki sistem pertahanan mirip
dengan walang sangit, yaitu dengan mengeluarkan bau busuk dari tubuhnya. Dengan
bau busuk tersebut, musuh musuh dari sigung akan lari karena tidak tahan oleh
baunya. Meskipun sigung memiliki pertahanan mengeluarkan bau busuk. Namun ada
orang yang tetap menjadikan sigung sebagai hewan peliharaan.
§
Burung Petler Camar Utara (Menyemburkan
Muntahan Dari Tubuh)
Species burung camar ini memiliki pertahanan diri dengan cara
menyemburkan muntahan dari tubuhnya. Karena muntahan dari burung petler camar
utara ini, musuh yang ingin memangsanya akan kabur menjauhinya. Sejak kecil
biasanya anak anak dari burung petler camar utara ini sudah bisa menyemburkan muntahannya.
Akan tetapi tenang saja, species burung camar yang biasa kita temukan tidak
akan bisa menyemburkan muntahan dari tubuhnya.
§
Katak Kayu (pada Musim Dingin Tubuh akan
Membeku)
Katak kayu mempunyai kekebalan tubuh dari suhu dingin bahkan
dibawah titik beku. Tubuh katak kayu akan membeku selama musim dingin, dan pada
saat musim panas dan es es mulai mencair, tubuh dari katak kayu ini akan hidup
kembali. Namun hanya species katak kayu yang bisa melakukan hal tersebut,
species lain katak tidak dapat melakukannya karena sistem perlindungan diri
mereka berbeda.
§
Hagfish (Dengan Cairan Lendir)
Hagfish adalah ikan yang termasuk golongan hewan purba yang
masih hidup sampai saat ini. Ikan Hagfish memiliki cairan lendir disekujur
tubuhnya, dengan lendir ini para musuh dari hagfish akan kesulitan dalam
menangkap hagfish. Memiliki lendir disekujur tubuhnya juga dimiliki oleh belut.
§
Kumbang Boombardier (Cairan Asam dari Ekor)
Cara Hewan Melindungi Diri selanjutnya terjadi pada kumbang
boombardier. Kumbang boombardier hidup hampir diseluruh benua kecuali
antartika. Kumbang boombardier memiliki cairan asam yang ia keluarkan dari
bagian ekornya. Ketika ada predator yang ingin memangsanya, ia akan
menyemburkan cairan asam tersebut ke musuhnya. Bahkan manusia juga sebaiknya
jangan bertemu langsung dengan kumbang boombardier karena jika kena tubuh kita
pun akan berbahaya.
§
Laba Laba (Menggunakan Jaring-Jaring)
Ada banyak macam dari jenis species hewan laba laba,
kebanyakan dari species ini menggunakan giginya untuk mempertahankan diri dari
musuh musuhnya. Namun, ada beberapa species dari laba laba yang juga mempunyai
bisa untuk mempertahankan dirinya dari serangan musuh.
Contohnya adalah laba laba suku Uloboridae dan Holarchaeidae,
dan subordo Mesothelae. Laba laba juga menggunakan jaringnya untuk menangkap
musuhnya, dengan jaringnya tersebut musuh akan sulit bergerak karena jaring
laba laba sifatnya lengket. Hewan ini menginspirasi komik marvel dalam membuat
superhero bernama spiderman.
II.5.
Rantai
makanan dan Jaring-jaring makanan
Rantai makanan adalah
peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam
rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,
konsumen, dan dekomposer. Pada rantai makanan tersebut terjadi proses
makan dan dimakan dalam urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai
makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik
pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan
hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen.
Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer
(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang
menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II),
diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang
menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Rantai Makanan Dan Analisisnya :
§ contoh 1 :
KETERANGAN :
1.
Tumbuhan menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan
makanan dalam bentuk gula, dan disimpan dalam dalam biji, batang, buah, dan
bagian lainnya.
2.
Tikus sebagai konsumen tingkat I {hewan
herbivora/pemakan tumbuhan} memakan tumbuhan. Kemudian tubuh tikus mengubah
sejumlah makanan menjadi energi untuk lari, makan, dan bereproduksi.
3.
Ular sebagai konsumen tingkat II {hewan
karnivora/pemakan daging} memakan tikus. Tikus merupakan sumber energi untuk
ular agar tetap hidup.
4.
Burung Elang sebagai konsumen III/konsumen puncak
(karnivora) memakan ular. Tubuh elang menggunakan energi yang tersedia dari
ular untuk melangsungkan proses kehidupan.
5.
Jika elang mati, maka akan diuraikan oleh bakteri,
cacing, dan lainnya yang berperan sebagai dekomposer untuk diubah menjadi zat
hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
§ contoh 2 :
KETERANGAN :
1. Pada tingkat
trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri
yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut produsen.
Terlihat pada gambar bahwa rumput dimakan belalang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa rumput bertindak sebagai produsen.
2. Organisme
yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I).
Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar bahwa
belalang dimakan katak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belalang sebagai
konsumen I (Herbivora)
3. Organisme
yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II),
diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar bahwa
katak dimakan ular. Sehingga dapat disimpulkan bahwa katak sebagai konsumen II
(karnivora).
4. Organisme
yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Terlihat pada
gambar bahwa ular sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora).
5. Jika ular
mati, maka akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer yang
mengubah ular yang mati itu menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh
tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jamur
berperan sebagai dekomposer.
II.6.
Hewan
Langka
Orangutan Sumatera dan Kalimantan
Harimau Sumatera
Komodo
Burung Jalak Bali
Badak Sumatera dan Badak Jawa
Gajah Sumatera
Kanguru Wondiwoi
Anoa
Monyet Hitam Sulawesi
Pesut Mahakam
Macan Tutul Jawa
II.7.
Cara
Mencegah
Kepunahan
Hewan
Pelestarian In Situ adalah
pelestarian yang di lakukan pada tempat asli hewan atau tumbuhan tersebut
berada. Contoh pelestarian In Situ adalah Suaka Margasatwa, Hutan Lindung, dan
Taman Nasional.Suka Margasatwa merupakan kawasan yang melindungi hewan. Hutan
Lindung merupakan kawasan yang melindungi tumbuhan. Taman Nasional kawasan yang
melindungi hewan dan tumbuhan.
Pelestarian Ex Situ adalah
pelestarian yang dilakukan di luar tempat tinggal aslinya. Karena hewan dan
tumbuhan kehilangan tempat tinggal aslinya. Pelestarian Ex Situ dilakukan
sebagai upaya rehabilitasi, penangkaran, dan oembiakan hewan maupun tumbuhan
langka. Contoh Kebon Botani, Taman Safari, dan penangkaran.
§ Upaya lain
yang dapat dilakukan untuk melestarikan hewan langka
§ Tidak
berburu hewan sembarangan
§ Melindungi
hewan langka
§ Hewan langka
di budidayakan
§ Mencari
alternatif pemanfaatan hewan langka dengan menciptakan pengganti berbahan
sintetis
2.8 Manfaat Hewan Bagi Manusia
Sumber Pangan
Hewan adalah salah satu sumber
makanan utama manusia. Hewan menghasilkan sumber pangan berupa daging, susu,
dan telur. Hewan yang biasa dimanfaatkan sebagai sumber pangan manusia adalah
sapi, ayam,ikan, bebek, kambing, dll. Namun, ada beberapa manusia yang tidak
memakan hewan tertentu (seperti babi dan sapi) dan bahkan ada manusia yang sama
sekali tidak memakan pangan yang bersumber dari hewan (vegetarian).
Bahan Baku Sandang
Kulit hewan dikenal sebagai bahan
baku sandang yang bersifat mewah dan mahal. Karena untuk mendapatkannya harus
membudidayakan terlebih dahulu mengingat beberapa hewan yang diambil kulitnya
merupakan hewan langka. Selain itu jumlahnya juga langka di pasaran sehingga
harganya semakin mahal. Contoh bahan baku sandang dari hewan adalah bulu domba
(kain wol), kepompong ulat sutera (kain sutera), dan kulit buaya (bahan baku
tas, jaket, dan sepatu).
Alat Transportasi
Sebelum ada alat transportasi modern
atau yang menggunakan mesin uap, hewan selalu diandalkan untuk mengangkut
manusia dan barang-barang. Hewan yang biasa dijadikan alat transportasi adalah
kuda, kerbau, gajah, dan unta.
Bahan Perhiasan dan Kerajinan
Meskipun saat ini masih
kontroversial karena kebanyakan menggunakan hewan langka, namun masih saja ada
yang memanfaatkan hewan sebagai bahan baku perhiasan dan kerajinan. Contohnya
adalah harimau yang diambil kulitnya, gajah yang diambil gadingnya, burung
merak yang diambil bulunya, dan penyu. Namun ada beberapa hewan yang secara
legal dapat dimanfaatkan sebagai bahan perhiasan dan kerajinan seperti kerang
yang diambil mutiaranya dan kulit sapi atau kerbau yang dijadikan bahan baku
kulit wayang.
Penghasil Pupuk
Kotoran dan urin hewan merupakan
pupuk yang baik bagi tumbuhan. Pupuk yang sering disebut sebagai pupuk kandang
ini memiliki keunggulan antara lain lebih ramah lingkungan dan baik digunakan
dalam jangka panjang. Bahkan ada yang mengintegrasikan peternakan sapi dan
pertanian.
Sebagai Bahan Obat
Dari
masa sebelum ada obat kimia hingga saat ini, hewan menjadi salah satu bahan
bakunya. Lemak hewan juga dijadikan media sintesis zat kimia untuk bahan baku
obat. Ada juga yang menggunakan hewan sebagai obat-obatan alami seperti minyak
ikan, bisa ular, madu, dan cacing tanah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Klasifikasi adalah usaha penggolongan makhluk hidup berdasarkan pada
persamaan dan perbedaan yang nampak pada makhluk hidup. Pada hewan,
penggolongan tersebut dapat dibedakan berdasarkan tingkatan yang mencangkup
seluruh dunia hewan dimulai dari tingkatan tertinggi (kelompok besar) sedikit persamaan
ketingkat terkecil (kelmpok paling kecil). Hewan invertebrata yaitu hewan yang
tidak bertulang belakang serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih
sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang belakang, juga sistem
pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan
vertebrata. Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang memiliki
struktur tubuh yang lebih sempurna dibandingkan dengan hewan invertebrata.
Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya
sel-sel sarap dan memiliki perpanjangan kumpulan sarap dari otak. Tali ini
tidak di miliki oleh hewan yang tidak bertulang belakang. Adaptasi hewan
terhadap lingkungan. Misalnya, Bentuk mulut serangga bermacam-macam sesuai dengan
jenis makannya. Bentuk mulut serangga ada yang pengisap, penusuk, dan
pengunyah-penjilat.
Ada beberapa
manfaat hewan yaitu sebagai bahan sandang,bahan pangan,bahan kerajinan,alat
transportasi,penghasil pupuk,sebagai bahan obat.Hewan juga mempunyai cara agar
dapat mempertahankan dirinya dari musuh,misalnya cicak mempertahankan dirinya
dengan memutuskan ekornya,buglon dengan mengubah warna tubuhnya disebut
mimikri.di indonesia juga terdapat hewan langka yang harus di lindungi,dalam
perlindungannya di tempatkan di suaka margasatwa,
3.2 Saran
Saran
dari kami yaitu perlunya meningkatkan kepedulian akan lingkungan hidup.
Meningkatkan pemeliharaan terhadap suaka marga satwa dan cagar alam. Menindak
lanjuti prilaku yang merusak atau menjadi penyebab hilangnya keanekaragaman
hayati.
Semoga
makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi para pembaca, terutama kepada
dosen pembimbing kami harap dapat memberikan sarannya untuk perbaikan makalah
ini lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
https://nasriaika1125.wordpress.com/2013/06/18/rantai-makanan-dan-jaring-jaring-makanan/. Diakses pada tanggal 14 Desember 2017
http://referensionlineku.blogspot.co.id/2016/10/6-manfaat-hewan-bagi-manusia.html. Diakses pada tanggal 14 Desember 2017
https://linamaskuro.wordpress.com/materi/ipa-kelas-1-semester-1/bagian-bagian-utama-hewan-dan-tumbuhan/. Diakses pada tanggal 14 Desember 2017
https://dosenbiologi.com/hewan/bagian-bagian-tubuh-hewan. Diakses pada tanggal 14 Desember 2017
http://materiipa.com/cara-hewan-melindungi-diri. Diakses pada tanggal 14 Desember 2017
https://sakahayati.wordpress.com/fashion/. Diakses pada tanggal 14 Desember 2017
https://noorfaatih.wordpress.com/2011/09/24/taksonomi-hewan/. Diakses pada tanggal 14 Desember 2017
https://informazone.com/hewan-langka/. Diakses pada tanggal 14 Desember 2017
http://ilmupengetahuanumum.com/klasifikasi-hewan-vertebrata-invertebrata/. Diakses pada tanggal 14 Desember 2017
No comments:
Post a Comment